1.000 Kambing, 1.000 Kampung Dari Azizah-Ruhammaben

0
78
“Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT saya tidak selamanya menempuh jalan sunyi seperti para sufi. Saya ingin melalui jalan yang ramai yakni jalan sosial,”

TANGSEL | Banten | Lapan6Online : Bakal calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) Siti Nur Azizah-Ruhammaben kurban 1.000 kambing untuk dibagikan ke seluruh kampung kampung di Kota Tangerang Selatan.

Qurban tersebut bagian dari rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan yang diterima selama ini. Juga bagian kepedulian sosial kepada masyarakat.

“Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT saya tidak selamanya menempuh jalan sunyi seperti para sufi. Saya ingin melalui jalan yang ramai yakni jalan sosial,” kata Siti Nur Azizah, dalam rilis yang diterima, pada Sabtu (01/08/2020).

Azizah menjelaskan, qurban 1.000 kambing merupakan salah satu programnya.

Dimana kaum muslimin memperingati Hari Raya Idul Adha. Sesuai temanya yang dinamakan gerakan 1.000 kambing, 1.000 kampung. Hanya saja dengan adanya keterbatasan waktu dan sumberdaya, baru tahun ini bisa menggerakkan 1.000 kambing. Jika ini bisa rutin dijalankan tentunya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Bila saya diberikan mandat rakyat untuk memimpin Tangsel, program tersebut akan menjadi festival tahunan yang menggerakkan ekonomi masyarakat berbasis kampung,” ujarnya.

Dalam festival itu, ia ingin menambah point amal selain berkorban secara syar’i juga mengedukasi masyarakat, menginspirasi, menggerakkan roda ekonomi, membangun solidaritas, menghidupkan seni dan budaya lokal, dan sebagainya.

Sehingga semua kampung pada hari ini akan bergerak dengan tema yang sama. Mereka yang berkekurangan dan berlebih akan membangun jembatan komunikasi produktif.

Kata dia, berkaitan dengan qurban setidaknya ada beberapa aspek yang harus dicermati. Ribuan kambing dari mana sumbernya, bila bisa 80% bisa disediakan masyarakat Tangsel alangkah besar untuknya.

Lalu, bagaimana kualitasnya, bagaimana jaminan kesehatannya, bagaimana tampilan fisiknya. Bila saja dikelola dengan baik event dengan tema ini tentu akan menjadi sebuah momen yang menghibur dan mengedukasi masyarakat.

Bagaimana cara menyembelih, apakah para juru sembelih sudah terstandardisasi? Bagaimana cara menyimpan pasca disembelih, apa olahan hasil sembelihan, bagaimana cara menyajikan.

Kreasi setiap etnis yang ada di Tangsel tentu sangat beragam sehingga menghasilkan variasi kuliner yang menantang. Lalu bagaimana kegiatan tersebut diorganisir, apakah sudah mencerminkan kebersamaan masyarakat.

“Nah, disini kita bisa menginisiasi integrasi masyarakat.Lalu bagaimana menyiapkan kambing selanjutnya, sehingga membentuk rantai bisnis bagi UMKM secara sehat,” ungkapnya.

Dari rantai nilai di atas akan terbentuk sebuah gerakan ekonomi kerakyatan bila dikelola dengan benar. Rantai nilai itulah yang harus dioptimasi setiap pointnya, sehingga dari Idul Adha sekarang ke Idul Adha berikutnya ada peningkatan.

Rakyat Tangsel akan mendapat keuntungan besar, ada kemajuan sistem, dan negara hadir memberdayakan kampung. Sehingga keuntungan qurban bukan hanya yang berqurban dan di akherat, tapi di dunia dia akan membawa dampak sosial ekonomi lokal yang dahsyat.

“Itu kita bicara baru satu momentum. Kita punya banyak momentum untuk menggerakkan kampung. Bila yang demikian ingin menjadi nyata, kita harus satukan tekad bersama mulai sekarang untuk menghadapi pilkada Desember mendatang,” ungkapnya.

Azizah mengatakan, transformasi dari ASN menjadi SNA (Siti Nur Azizah) bagian dari ikhtiarnya untuk bisa membawa kemajuan sosial. Maka mulailah dirinya keluar masuk kampung yang terkepung gedung. Disitu banyak sekali persoalan-persoalan yang harus segera ditangani.

Sedemikian banyaknya persoalan, tak mungkin jika diselesaikan semua satu-persatu. Karena itu lalu muncul gagasan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan terintegrasi, spasial dan tematik.

“Dari situ muncullah tema besar: Permata Tangsel — yakni Pemerataan Kemajuan untuk Kesejahteraan,” ungkapnya.

Tema besar ini kemudian bisa dipecah lagi dalam berbagai tema yang lebih kecil, lalu masyarakat bisa mengadopsi secara organik dan membangun inovasinya dalam konteks lokal secara kreatif.

Selain program 1.000 kambing, 1.000 kampung, ada juga satu program yang populer adalah tanam kelor. Program ini bisa diadopsi masyarakat sebagai program pertahanan pangan, gizi, gerakan penghijauan, kerajinan, dan sebagainya.

“Ke depan, bila saya menjadi walikota saya akan mendorong event-event tersebut agar lebih berdampak socara sosial-ekonomi bagi masyarakat Tangsel,” katanya. ril/kop/Lpn6/Maste

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini