OPINI | POLITIK
CATATAN SENIN PAGI:
“Teknik penggelembungan angka surat suara. Membuktikan betapa curang nya sistem yang di bangun untuk menggelembungkan suara Paslon tertentu. Paslon no 2,”
Oleh : Muslim Arbi
KECURANGAN Pilpres itu Fakta. Bukan Hoax. Dari beberapa postingan di Media Sosial (medsos) di temukan beberapa bukti kecurangan yang di duga dilakukan oleh KPU untuk menangkan salah satu Paslon.
Dari akun Gus Kadrun twitter.com (@Kemal2sk) on X.
Beredar kabar di X, tampilan layar 22 detik sebelum 15.00 WIB, saat perhitungan Quick Count di mulai.
Sudah terlihat. Paslon no 1. Anies Baswedan-Muhaimin. 0.00%. Paslon no 2. Prabowo-Gibran 57,69% dan Paslon no 3. Ganjar-Mahfud 15,58%.
Berdasarkan analisis dan temuan Dr Fery Amsari. Dosen Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat dan Aktor dari Film Dokumenter Dirty Vote.
Menemukan. Pembentukan Provinsi Baru di Papua langsung ikut pemilu dan penggelembungan 81 juta data untuk Paslon tertentu.
Fery Amsari menduga Presiden Joko Widodo terlibat dalam masalah itu dan dapat di impeach. Dimakzulkan.
Keterangan dari Dr Bambang Widjajanto, mantan Komisioner KPK, dan Advokat ternama. Mengemukakan TIM IT Forensik AMIN akan Bongkar dugaan ada ALGORITMA sistem untuk menangkan Paslon tertentu.
Beredar luas di WAG. Teknik penggelembungan angka surat suara. Membuktikan betapa curang nya sistem yang di bangun untuk menggelembungkan suara Paslon tertentu. Paslon no 2.
Kacau @KPU_ID yang menunjukan data: Surat Resmi PPLN Kairo:
01 : 73.6%
02 : 20.84%
03 : 5.56%.
Sampai di KPU malah jadi 100%. Jadi:
01 : 35.03%
02 : 34.13%
03 : 30.84%.
Dan ternyata penggelembungan terjadi di berbagai Daerah.
Rencana nya TIM Nasional AMIN akan mengundang tim ses daerah di 36 Propinsi akan ke Jakarta yang berjumlah 800.000 lebih akan datang ke Jakarta untuk bawa bukti Plano C-1.
Di KPU juga di datangi Masyarakat yang Tolak Pemilu Curang secara bergelombang.
Termasuk hari ini. Massa akan datang ke KPU yang protes pelaksanaan pemilu yang di anggap Curang oleh Para Pemilih.
Bisa jadi massa yang datangi KPU itu memprotes suara mereka yang di rampok karena terjadi Kecurangan secara TSM. Terstruktur -Sitematis-Masif.
Dengan demikian dapat di duga Pilpres yang terlaksana tahun ini. Penuh kecurangan dan itu terbukti kebenaran nya.
Menurut Dr Roy Suryo, pakar telematika. Server KPU tidak berada di Indonesia.
Apalagi server KPU terhubung ke sejumlah negara Asing. Singapura, Cina dan Prancis. Tindakan itu dapat dianggap sebagai pengkhianatan terhadap negara.
Maka pantas kalau aksi ke KPU, para demonstran mendesak agar KPU di bubarkan. Pecat Ketua KPU Hasyim Asyari. Pemilu Ulang. #TangkapKomisioner KPU. Sawangan : 19 Pebruari 2024. (*)
*Penulis Adalah Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu