Jakarta – Lapan6Online : Di awal bulan maret 2019 lalu, capres kubu pertahana nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi memberi penjelasan tentang Kartu Pra Kerja, yang dikhususkan untuk para anak muda lulusan SMA/SMK, perguruan tinggi, dan politeknik.
Mengenai kartu pra kerja, disiapkan untuk anak-anak muda yang lulus dari SMA atau SMK maupun yang lulus dari politeknik/perguruan tinggi untuk bisa masuk ke industri untuk dapat pekerjaan.
Jokowi berharap, para pemegang kartu ini nantinya akan mendapat pelatihan sehingga dapat meningkatkan kemampuannya. Pelatihan ini tidak hanya dilakukan di dalam negeri, namun juga di luar negeri. Para pemegang kartu pra-kerja yang belum mendapat pekerjaan, meskipun telah mengikuti pelatihan tak perlu khawatir. Jokowi menjelaskan bahwa pemegang kartu ini tetap akan mendapatkan gaji.
Pernyataan tersebut di atas memperoleh respon dari Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Arief Poyuono mempertanyakan pelatihan kerja di dalam negerinya dimana Kangmas Joko Widodo ?
“Wong balai latihan kerja milik Depnaker yang selama ini saja banyak yang tidak berfungsi. karena engga ada instrukturnya dan alat alat pelatihannya. Jangan bikin janji program yang tidak ada sarana dan prasarana yang bisa menunjang kangmas. Kasihan rakyat nanti,” kata Poyuono dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Kamis (7/3/2019).
Sementara, Poyuono memaprkan jikalau untuk menyiapkan lulusan SMA/STM, Politeknik dan Universitas yang siap untuk masuk dunia kerja mempunyai cara yang jauh lebih bagus.”Salah satunya akan mengajak dunia usaha untuk bersama sama menyiapkan angkatan kerja baru yang siap kerja dan punya skil, maupun yang tidak harus menunggu dapet kerjaan,” Paparnya.
“Prabowo Sandi akan mengajak Perusahaan Perusahaan Besar untuk menggunakan dana CSR membangun Training Center bagi angkatan kerja baru yang menghasilkan Tenaga Kerja siap pakai,” Jelas dia.
Adapun caranya, Kemuka Poyuono yakni dengan bekerja sama dengan Depnaker kerjasama dalam anggarannya dan untuk sertifikasi bagi angkatan kerja baru yang sudah di Training. “Untuk merangsang perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dalam Training center untuk angakatan kerja baru akan kita berikan discount Pembayaran pajak atau semacam Tax Holiday bagi perusahaan nya,” Imbuhnya.
Sementara, lanjutnya menambahkan untuk instruktur tidak perlu repot repot, dimana disiapkan dari perusahaan perusahaan yang mendirikan Training center. Yaitu karyawan-karyawan perusahaan yang sudah akan memasuki masa pensiun.
“Yang nantinya oleh Pemerintah akan digaji para instruktur. Sehingga antara kebutuhan skill pekerja dan kebutuhan pengunaan pekerja di perusahaan matching. Lalu para lulusan langsung kerja enga usaha menunggu ada kerjaan,” Urainya.
Contoh nih di sektor perkebunan Sawit di Sumatera, Kalimantan dll dimana perusahaan Sawit diwajibkan mengeluarkan Dana CSR ,maka akan meminta CSR untuk bangun Training Center Bagi Angkatan Kerja Baru yang ingin bekerja di Sektor Industri Sawit. Yang pasti instruktur-nya diambil dari Perusahaan Perkebuanan Sawit dan Angkatan Kerja Baru yang ikut program di Training center mendapatkan uang saku yang akan dibiayai oleh Pemerintah selama training .
“Jadi antara pendidikan atau pelatihan kerja langsung di tempat dimana para Peserta training Akan bekerja,” Jelas Waketum DPP Gerindra.
Yang digaji sama Joko Widodo itu bukan pengangguran sebenarnya tapi Tenaga kerja lulusan SMA Dan D3 serta S1 yang sedang nunggu kerjaan setelah ditraining. “Jadi rakyat jangan ketipu. Lah kalau rakyat yang cuma lulusan SD Dan SMP yang sudah masuk usia kerja apa solusinya. Kan tidak punya solusi Joko Widodo, sementara kalau kami punya,” Ujarnya.
Lalu bagaimana, sedangkan yang lulusan SD Dan SMP lebih banyak jumlahnya? “Nah program Prabowo Sandi bagi lulusan SD Dan SMP harus Kita kasih pelatihan untuk Skill Kerja Dan Berwiraswasta dengan mengaktifkan BLK Kembali dan diperbaharui. Dan kerjasama bangun training center dengan Industri yang berbasis labor massive yang tidak terlalu butuh skill ,misalnya Industri konveksi, tekstil dll,” Tambahnya.
“Misalnya kalau Lulusan SD Dan SMP Kita arahkan untuk pelatihan kerja dengan skill yang dibutuhkan oleh sektor Industri yang labor massive. Kalau mereka ingin Berwiraswasta diberikan pelatihan wiraswasta, dan disiapkan kredit pinjaman untuk wiraswasta dengan bunga ekonomis,” tandas Poyuono.
Menurut dia, masyarakat lulusan SD ,SMP yang mau wiraswasta jadi Tukang Nasi Goreng diberikan nantinya pelatihan dan modal pinjaman. (red/lapan6online)