Jakarta, Lapan6online.com : Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu merasa prihatin menyaksikan keterbelahan pendapat masyarakat di tengah maraknya kekerasan belakangan ini.
Menurut Said, untuk urusan kemanusian, mestinya pendapat masyarakat satu, yakni sama-sama mengutuk kekerasan dalam bentuk apapun. Tapi hal itu tidak berlaku di Indonesia, di mana kekerasan masih menuai pro dan kontra.
“Saya sangat prihatin keadaan bangsa. Saat terjadi korban kekerasan terhadap mahasiswa dan masyarakat serta saat terjadi kekerasan terhadap pejabat Pak Wiranto, komentar masyarakat tetap terbelah dua, padahal ini masalah kemanusiaan. Dalam masyarakat yang sehat, akan bersatu mengutuk kekerasan,” tulis Said melalui akun twitter pribadinya @msaid_didu.
Seperti diketahui, belakangan isu kekerasan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Seperti misalnya kekerasan terhadap peserta aksi demonstrasi yang menolak sejumlah RUU bermasalah, kekerasan yang terjadi di Papua, hingga yang terkahir penyerangan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Wiranto ditusuk menggunakan pisau di bagian perutnya oleh orang tak dikenal saat hendak pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla’ul Anwar di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Banten Kamis (10/10/2019) siang.
Atas peristiwa tersebut, Wiranto terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena terdapat dua luka tusukan di bagian perut. Tak hanya Wiranto, Kapolesk Menes Kompol Daryanto dan seseorang bernama H Fuad yang ada dilokasi pada saat kejadian dan hendak mengamankan pelaku, juga tak luput dari serangan.
Sementara pelaku bersama istrinya langsung diamankan oleh petugas. Berdasarkan keterangan dari pihak Kepolisian, kedua pelaku diduga terkait dengan jaringan teroris JAD Cirebon. (gelora.co)