Jakarta, Lapan6online.com : Ibarat jaringan internet yang terus bekerja, manusia di zaman kiwari seolah tak pernah diam dan sulit mendapatkan waktu luang di tengah aktivitasnya yang padat. Apa lacur, kesibukan pun membuat kekasih hati tak jua dijunjung.
Beruntung dunia digital kini tengah berkembang. Beragam pilihan ditawarkan, termasuk salah satunya kencan online.
Berbagai situs dan aplikasi kencan daring bermunculan. Aplikasi seperti Tinder, OkCupid, dan Lovely yang berskala global hingga Setipe dan Indonesian Cupid di ranah lokal membantu manusia masa kini mencari jawaban dari desakan ‘kapan kawin’.
Belum lagi, bertambahnya usia dan kesibukan membuat waktu kian sempit serta lingkaran sosial yang menyusut. Belahan jiwa tampaknya hanya angan-angan belaka.
Kencan online, menurut Devie, memberikan banyak manfaat di zaman kiwari dari berbagai aspek.
Secara sosiologis, misalnya, aplikasi kencan dirasa tepat untuk hadir di tengah budaya desakan ‘kapan kawin’ yang telah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Kehadiran aplikasi kencan daring dapat menjawab desakan-desakan itu.
Tak hanya itu, aplikasi kencan juga memudahkan pengguna untuk ‘belanja kecocokan’ dengan banyak pilihan calon pasangan. Algoritma aplikasi kencan dapat membantu pengguna untuk mencari pasangan sesuai dengan preferensi dan kesamaan profil yang dimiliki.
“Secara online, lebih mudah untuk belanja kecocokan dengan A, B, dan C. Akan lebih efisien dan efektif. Kita tidak perlu bertemu secara langsung, tinggal pilih siapa yang dianggap sesuai pada tahap awal,” tutur Devie yang merupakan pengajar Vokasi Komunikasi UI.
Akan tetapi, di tengah banyaknya manfaat yang ditawarkan, aplikasi kencan online juga berpotensi menjadi modus kejahatan seperti penipuan, penculikan, pemerkosaan, dan pelecehan. Setiap pengguna aplikasi kencan disarankan untuk tetap waspada sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius dan memutuskan bahwa si dia benar-benar belahan jiwa.
Tulisan ini merupakan bagian dari fokus ‘Jodoh Tinggal Swipe’.
(CNN Indonesia)