Bupati Mamberamo Raya : Pondok Pesantren di Papua harus Terbuka Bagi Kaum Non Muslim

0
118
Tokoh Papua sekaligus Bupati Mamberamo Raya, Dorinus Masidapa (tengah) saat bersama Akbar Tanjung/Foto2 : GS
“Pondok pesantren harus membuka paradigma baru dan mempertegas komitmen antara sesama umat beragama sebagai simbol perdamaian, keutuhan NKRI dan membumikan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 di Tanah Papua, tanah yang damai,”

Jakarta, Lapan6Online : Fenomena rasialisme di Indonesia belakangan menjadi topik menarik untuk dibahas, seperti kejadian baru-baru ini di Surabaya, Jawa Timur. Fenomena tersebut mengundang komentar dari banyak kalangan, baik dari tokoh masyarakat, aktivis, pejabat daerah maupun tingkat pusat.

Salah satu komentar juga muncul dari tokoh Papua sekaligus Bupati Mamberamo Raya, Dorinus Masidapa dalam konferenai pers usai kegiatan Milad Hari Santri Nasional yang diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur pada Minggu(10/11/19), mengatakan bahwa rasialisme di Indonesia sudah menjadi momok yang menakutkan bagi kita semua.

Kegiatan yang bertema “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia” itu menyerukan pentingnya menjaga keutuhan NKRI. Dalam kesempatan tersebut Dorinus Masidapa juga mengatakan paradigma pondok pesantren di era modern harus lebih terbuka, tdak saja bagi kaum muslim, melainkan juga kaum nasrani, khususnya pondok pesantren di Tanah Papua.

“Sebab dinamika yang terjadi beberapa waktu belakangan ini terkait masalah rasisme adalah kelalaian kita semua untuk memperkuat akar dari nilai-nilai pluralisme atau keberagaman dalam rumah besar bernama Indonesia. Jadi berangkat dari persoalan demikian, pondok pesantren harus membuka paradigma baru dan mempertegas komitmen antara sesama umat beragama sebagai simbol perdamaian, keutuhan NKRI dan membumikan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 di Tanah Papua, tanah yang damai, tanah yang diberkati Tuhan.” lanjut Dorinus.

Dorinus yang saat ini sedang menyiapkan diri untuk maju kembali dalam kontestasi Pilkada Mamberamo Raya 2020 mendatang itu nampak memiliki pandangan yang bernas dalam melihat isu-isu perdamaian untuk masa depan Indonesia, khususnya di Tanah Papua.

Hal menarik yang disentil Dorinus adalah bagaimana mungkin perdamaian dunia dapat tercipta, kalau kita sendiri belum mampu mendamaikan sesama warga negara di dalam Negeri. Dirinya juga meminta agar rencana kepengurusan baru pondok pesantren di Tanah Papua bisa berkolaborasi langsung dengan warga non muslim. (GS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini