Jakarta, Lapan6online : Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum Universitas Bung Karno (UBK) Cabang Jakarta Pusat dan Utara sayangkan sikap apatis Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap tragedi pembantaian etnis muslim Uighur di Xinjiang China.
“Sungguh sangat di sayangkan sikap apatis yang ditunjukan oleh presiden Indonesia (Jokowi) terhadap peristiwa yang menimpa umat muslim Uighur karena Presiden juga merupakan muslim yang seharusnya taat terhadap Al Qur’an dan juga taat terhadap tujuan negara yang sudah dituangkan dalam pembukaan UUD 1945,” kata Ketua HMI Komisariat Hukum UBK Cabang Jakarta Pusat-Utara, Yamin dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (23/12/2019).
Yamin menegaskan, seluruh umat islam di Indonesia harus bersatu dalam melawan kezholiman yang di lakukan oleh siapapun juga dan dimanapun seperti kezholiman yang sudah dilakukan oleh pemerintah China terhadap umat muslim Uighur.
‘Apa yang di lakukan oleh pemerintah china terhadap umat muslim Uighur merupakan kezholiman terhadap umat islam dan terlebih lagi apa yang lakukan itu bertujuan untuk merusak keimanan yang diyakini umat muslim Uighur,” kata dia.
Yamin pun meminta, sebagai saudara se-iman maka umat islam Indonesia harus bangkit dari tidur panjangnya dan melakukan perlawan terhadap seluruh kezholiman yang terjadi pada umat Islam dimana pun dan siapa pun.
“Karena Indonesia merupakan Negara dengan menyoritas umat islam terbesar di dunia, maka suara-suara umat islam Indonesia harus dapat diwakilkan oleh pemerintah Indonesia melalui presiden sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan untuk di sampaikan langsung kepada pemerintah China yang telah melakukan kezholiman terhadap umat islam Uighur.” imbuhnya.
Namun, menurutnya, sangat disayangkan, sampai dengan hari ini pemerintah Indonesia melalui presiden belum memberikan respon apapun terhadap peristiwa yang menimpa umat muslim Uighur.
“Ini menjadi tanda tanya terhadap Presiden Indonesia yang notabenenya beragama islam dan sudah menjadi tugasnya sebagai kepala Negara yang memiliki tujuan untuk menghapuskan penjajahan dan menjaga ketertiban dunia serta sebagai sesama muslim untuk saling melindungi terhadap tindakan zholim yang dilakukan oleh siapapun dan dimanapun di belahan dunia ini,” kata Yamin.
Namun begitu, Yamin meminta umat Islam Indonesia jangan bergantung kepada pemerintah dan karena itulah Himpunan Mahasiswa Islam turun aksi merespon tindakan pemerintah China terhdap umat muslim Uighur.
Berikut adalah lima tuntutan HMI Komisariat Hukum UBK:
Pertama, mendesak presiden menetukan sikap terhadap kejahatan kemanusiaan yang menimpa umat muslim Uighur dan merespon penindasan umat muslim Uighur oleh China;
Kedua, mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk boikot/stop impor produk China;
Ketiga, mengecam pemerintah china yang telah membantai umat muslim Uighur karena telah melanggar HAM yang di sepakati oleh PBB;
Keempat, meminta pemerintah Indonesia mendesak pemerintah china untuk segera menghentikan aksinya;
Kelima, meminta Kedubes China untuk segera angkat kaki dari Indonesia atau putuskan hubungan bilateral dengan China.
(Yan/Red/Lapan6online.com)