Hari Ibu, Cukupkah Dengan Sekedar Peringatan

0
49
“Terbukti dengan banyaknya dalil dalam alquran yang menyatakan hal tersebut. Begitu juga dengan kewajiban seorang anak untuk menghormati kedua orang tua, Allah dan Rasul mewajibkan untuk lebih patuh kepada sang ibu, sebab syurga anak berada di bawah telapak kaki ibu,”

Oleh : Sania Nabila Afifah

Lapan6Online : Ibu tentunya sosok wanita yang harus dihormati, dijaga kemuliannya, berbahagialah bagi para ibu.

Apalagi pada tanggal 22 Desember telah diperingati hari ibu nasional. Tentu moment ini sangat berarti, hari special yang biasanya semua orang mengingatnya. Namun cukupkah hari ibu hanya diingat dalam waktu setahun sekali? Mengingat betapa beratnya perjuangan menjadi seorang ibu.

Ibu, atau wanita yang dalam pandangan Islam sangatlah tinggi kedudukannya dibandingkan dengan laki-laki.

Terbukti dengan banyaknya dalil dalam alquran yang menyatakan hal tersebut. Begitu juga dengan kewajiban seorang anak untuk menghormati kedua orang tua, Allah dan Rasul mewajibkan untuk lebih patuh kepada sang ibu, sebab syurga anak berada di bawah telapak kaki ibu, begitu pula ridho dan murkanya.

Karena peran ibu sangatlah berat, mengapa demikian karena ibu tidak hanya menjadi seorang yang melahirkan anak-anaknya, namun perannya tidak cukup disitu. Ibu yang dalam pandangan Islam berkewajiban mengurus anak-anaknya, menyusui, menjaga, mendidik juga sebagai pengurus rumah tangga. Maka dari sanalah mengapa peran ibu itu tidak cukup hanya diperingati dengan sekedarnya.

Satu hal yang sangat penting peran seorang ibu, yaitu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, mengapa? Karena kekuatan sebuah negara berada padanya.

Kuat dan rusaknya sebuah negara tergantung padanya. Karena peran mendidik anak itu sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang generasi. Maka jika ibunya rusak bisa dipastikan buruknya generasi.

Sejarah telah banyak mencatat betapa pentingnya peran pendidikan oleh ibu. Karena hanya dari ibu akan terlahir generasi yang hebat, berjiwa kepemimpinan, tangguh, pandai, faqih fiddin yang akan menggantikan roda kehidupan ini.

Serta menjadi sosok yang tak mudah terpengaruh dengan arus kehidupan dunia yang melenakan. Seperti, Al-Khanza, Tumandhar binti Amr bin al-Harits ibu para Mujahid. Ketika umat Islam bersiap dan menghitung jumlah pasukan menghadapi perang Qadisiyah saat itu pula Al-Khanza bersama empat putranya, yang kemudian syahid di medan perang.

Begitu juga ibu dari ulama dan imam madzhab yaitu, Imam Syafi’i yang mana ayahnya wafat di usia muda. Ibunyalah yang membesarkan dan mendidik, memperhatikannya hingga menjadi seorang imam besar.

Masih banyak lagi kisah dalam sejarah bagaimana pentingnya peran ibu sebagai pendidik pertama dan utama. Itulah sepenggal kisah yang harus kita ambil hikmahnya dan pelajaran dari kisah-kisah ibu yang hebat.

Berbanding jauh jika kita melihat kondisi kaum wanita saat ini. Yang mana pada umumnya para ibu banyak yang beraktifitas keluar rumah rela meninggalkan anaknya bahkan keluarganya hanya demi memenuhi kebutuhan hidup.

Disebabkan kondisi ekonomi yang tidak mencukupi, atau kurangnya lapangan pekerjaan bagi para suami hingga seorang istri harus membantu memulihkan ekonomi keluarga. Juga peran negara yang tidak mampu mensejahterakan masyarakat. Itulah mengapa saat ini banyak persoalan yang menimpa keluarga., Seperti percerain, perselingkuhan, kerusakan generasi, pelecehan seksual, penyebaran penyakit dan lain sebagainya.

Tidak lain karena sosok saat ini telah banyak yang meninggalkan peranannya sebagai ibu rumah tangga dan pendidik generasi. Di samping itu derasnya ide gender dengan pemberdayaan perempuan yang semakin membius para ibu untuk tampil maju ke ranah publik untuk bekerja agar mampu setara dengan kaum laki-laki.

Padahal sejatinya ide tersebut hanya racun yang semakin merusak tatanan kehidupan. Bukan hanya satu orang saja yang dirugikan tetapi keluarga, suami, anak dan juga dirinya sendiri menjadi korban sistem kapitalis yang membebaskan segala hal. Itulah dampak dan bahaya dari ide gender yang pada saat ini sudah bisa kita indera.

Dengan banyaknya kerusakan yang muncul dalam kehidupan ini disebabkan kaum wanita atau itu tidak lagi menjalankan fitrahnya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga serta pendidik pertama dan utama dalam keluarga.

Betapa pentingnya peran ibu serta perlu diingat bahwa anak adalah amanah dari Allah Swt, dan pendidikan adalah pemberian terbaik bagi anak-anak.

Jadilah ibu hebat dan tangguh harus selalu mengasah kemampuan diri, perbanyak menuntut ilmu terutama soal agama agar mampu mengimbangi perkembangan anak.Wallahu a’lam bis-showab. GF

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini