“Saya melihat bencana banjir ini sudah dijadikan komoditas oleh orang-orang yang selama ini kerjanya memang mendegradasi Pemprov DKI dan Gubernur Anies, tanpa mau memahami fakta yang jelas,”
Jakarta, Lapan6Online : Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya saat awal pergantian tahun 2020 memang tidak disangka-sangka. Curah hujan ekstrem menjadi penyebabnya.
Banjir tersebut mengakibatkan kerusakan dan juga kerugian harta benda, serta turut menimbulkan korban jiwa.
Sekelompok orang akan menyambangi Balaikota DKI Jakarta pada Selasa (12/1) siang. Digawangi politisi PDIP Dewi Tanjung dan pegiat media sosial Abu Janda, mereka akan menuntut kerugian akibat banjir, yang oleh mereka dianggap sebagai buntut dari kinerja buruk Anies.
Sebagian orang yang merasa menjadi korban banjir juga telah mengajukan gugatan class action ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dalam aksi nanti, kelompok ini akan mendesak Anies bertanggung jawab dan turut mendorong agar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mundur.
Namun demikian, akan ada juga kelompok pendukung Anies yang turun ke Balaikota. Salah satunya, ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) besutan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris.
Mereka merasa terpanggil untuk membela Anies yang dinilai sedang dizalimi.
“Saya melihat bencana banjir ini sudah dijadikan komoditas oleh orang-orang yang selama ini kerjanya memang mendegradasi Pemprov DKI dan Gubernur Anies, tanpa mau memahami fakta yang jelas,” ujar Fahira Idris saat dihubungi Senin (13/1).
Kehadiran dua kubu ini, seakan kembali mengingatkan kita kepada peristiwa Pilpres 2019 lalu. Di mana terjadi polarisasi yang sangat masif antara dua kubu, pendukung petahana dan lawan petahana. Polarisasi tersebut ramai dikenal dengan sebutan Cebong Vs Kampret.
Sepertinya, pertarungan Cebong dan Kampret tersebut telah berpindah ke DKI Jakarta, mengingat Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang mereka pertarungkan sudah islah. rmol