“Kasih tahu bahwa di Bangka tidak ada China, kecuali pendatang WNA, kami dari suku keturunan Tionghoa di Bangka sudah turun temurun memasang ornamen tersebut di Bangka, kami asli Warga Negara Indonesia (WNI), seperti contoh diri saya sendiri,”
Oleh : Mr.Kan
Jakarta, Lapan6Online : Sesuai pemberitaan yang saya baca dari media massa online Babel Review dan Tempo, bahwa Wakil Ketua DPRD BABEL minta membongkar ornamen dan simbol budaya China di Bangka.
Oleh sebab itu, tolong kawan-kawan di Bangka sampaikan kepada yth: Wakil Ketua DPRD BABEL bapak Amri Chayadi, kasih tahu bahwa di Bangka tidak ada China, kecuali pendatang WNA, kami dari suku keturunan Tionghoa di Bangka sudah turun temurun memasang ornamen tersebut di Bangka, kami asli Warga Negara Indonesia (WNI), seperti contoh diri saya sendiri, Kakek saya punya Ayah pun sudah lahir di Kampung Lumut (Gedong), Kec. Belinyu, Provinsi Bangka Belitung.
Ornamen mirip China tersebut, saya asumsikan, seperti contoh Lampion yang berwarna merah, tulisan China dan sebagainya yang setiap tahun baru imlek kami pasang di rumah dan di tempat-tempat umum, pemasangan ornamen tersebut sudah merupakan budaya dari kami WNI suku keturunan Tionghoa yang sudah ada sejak sekitar ratusan tahun lalu.
Jika sampai ada perbuatan membuka Ornamen yang dipasang oleh suku keturunan Tionghoa di Bangka sana, siapa pun dia yang membuka tanpa hak dan dasar hukum yang sah, maka saya bersumpah akan perkarakan perbuatan tersebut secara hukum sampai di mana pun yang diperlukan.
Saya asli WNI kelahiran putra dari Bangka, saya lahir di kampung Lumut, Kecamatan Belinyu, Provinsi Bangka Belitung. Sejak 29 Juni 1999 saya merantau ke DKI Jakarta hingga hari ini. ****
*Mr.Kan adalah Pengamat Hukum