“Dia tinggalkan rumah sejak hari Rabu, 15 Januari 2020, sekitar pukul 16.00 sore, dan kami sudah berusaha mencari namun tidak ditemukan,”
Makassar, Lapan6online : Daeng Ringgi, anak Almarhum Ambo Tang, membantah bahwa orang tuanya meninggal karena kelaparan.
“Orang tua saya meninggal bukan karena kelaparan, dia selama ini lupa ingatan, jadi tidak dia dengar kalau dilarang sama anak-anaknya, jadi saya tidak terima kalau dikatakan meninggal karena kelaparan, kami anak-anaknya orang berada,” ungkap Daeng Ringgi.
Diketahui Ambo Tang ditemukan tak bernyawa di kebun di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Kecamatan Tarowang, Kamis (16/01/2020), sekitar pukul 16.00 Wita oleh warga bernama Daeng Jalling yang melintas di kebun tersebut.
Daeng Ringgi mengungkapkan bahwa orang tuanya meninggalkan rumah pada 15 Januari 2020 lalu, sekitar pukul 16.00 Wita. Daeng Ringgi menduga, orang tuanya meninggal karena kelelahan akibat terus berjalan dan tak tahu arah jalan pulang.
“Dia tinggalkan rumah sejak hari Rabu, 15 Januari 2020, sekitar pukul 16.00 sore, dan kami sudah berusaha mencari namun tidak ditemukan,” ujarnya.
“Dari kondisi badannya yang sudah menghitam, kira-kira dia meninggal sekitar pukul 17.00 Wita di hari Rabu itu,” sambungnya.
Sementara itu, Camat Tarowang Kabupaten Jeneponto, H. Abdul Rahman Nara mengucapkan belasungkawa dan mengunjungi rumah duka di Kampung Punagaya, Desa Bontorappo, Kabupaten Jeneponto, Sabtu, (18/01/2020) malam.
Kedatangan Camat Tarowang itu untuk menjalankan instruksi Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar, untuk mencari tahu apa benar almarhum Ambo Tang Daeng Tutu meninggal karena kelaparan.
“Dari hasil bincang-bincang keluarga korban, almarhum meninggal karena penyakit yang dideritanya yakni gangguan ingatan karena sudah pikun sehingga lupa jalan pulang,” kata Camat Tarowang, Abdul Rahman.
Melansir dari media daring nasional detikcom, pihak kepolisian menduga bahwa Ambo Tang meninggal dikarenakan kelaparan.
“Iya, diduga kelaparan,” ujar Kasat Reskrim Polres Jeneponto Iptu Andri Kurniawan pada Sabtu (18/1/2020).
“Kemungkinan besar korban tidak tahu jalan pulang ke rumahnya sehingga mengalami kelaparan dan kelelahan,” sambungnya.
Selain itu, Ambo disebut mengalami gangguan jiwa. Dia memang kerap berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas sehingga berujung tersesat ke kebun milik warga.
“Iya begitu, ada gangguan jiwa. Dia sering jalan-jalan bolak-balik, mondar-mandir,” ujar Kepala Desa Bontorappo, Mustafa.
Redaksi Lapan6online.com mencoba mengkonfirmasi kepada pihak Polres Jeneponto melalui nomor telpon Polres Jeneponto sebanyak tiga kali. Namun tidak diangkat.
Hingga berita ini dirilis, belum ada keterangan dari pihak Kepolisian Resort Jeneponto.
(Redaksi Lapan6online.com)