“Korban yang duduk di kelas XI dan aktif sebagai Ketua OSIS itu diajak makan pelaku. Setelahnya, pelaku mengajak korban ke kamar, dengan dalih sebagai pejabat, dirinya tak enak dilihat orang bersamaan dengan wanita muda,”
Jakarta, Lapan6Online : Ini benar-benar biadab dan bejat! Terlebih dia merupakan sosok pejabat. Seorang siswi SMA di Jakarta diduga diperkosa seorang pejabat Pemerintah Propinsi (Pemprov) Papua. Parahnya lagi, korban merupakan anak teman baiknya sesama Aparatur Sipil Negara (ASN,red) Pemprov Papua.
Pejabat berinisila AG itu dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan (Jaksel) oleh korban ABS (18). Laporan tertuang dalam surat LP/199/K/I/2020/PMJ/Polrestro Jaksel yang di tanda tanggani Kanit I SPKT Jaksel, Iptu Sukron Nugroho pada Rabu (29/01/2020) lalu.
Awalnya, pejabat tersebut meminta nomor ponsel korban kepada ibunya, Ana. Karena teman dekat suaminya, Ana tak curiga dengan permintaan itu. Pelaku datang ke Jakarta untuk urusan dinas.
“Saya kasih nomor telepon anak saya karena pelaku teman suami saya. Pelaku bilang ada di Jakarta dan hendak bertemu anak saya,” ujar Ana, pada Minggu (02/02/2020).
Lalu pada Selasa 28 Januari 2020, pelaku menghubungi korban dengan tujuan memintanya bertemu di sebuah hotel di kawasan Setiabudi, Jaksel. Korban yang masih mengenakan seragam sekolah lalu memenuhi permintaan pelaku dan tak curiga, lantaran kenal sejak kecil.
Sesampainya di hotel, korban yang duduk di kelas XI dan aktif sebagai Ketua OSIS itu diajak makan pelaku. Setelahnya, pelaku mengajak korban ke kamar, dengan dalih sebagai pejabat, dirinya tak enak dilihat orang bersamaan dengan wanita muda.
Lalu di dalam kamar, pelajar itu diberi sebuah minuman teh leci. Namun minuman itu bukanlah minuman biasa, karena sampai membuat korban tak sadarkan diri. Melihat kondisi itu, pejabat tersebut diduga melancarkan aksi bejatnya.
“Masih pakai baju seragam terus ditidurin sama pelaku sampai anak saya tidak bisa bergerak,” tutur Ana.
Sehabis melakukan aksinya, pelaku meminta kepada korban agar tak memberitahukan peristiwa itu kepada orangtuanya. Korban akhirnya pulang dalam keadaan kepala pusing.
Sesampainya di rumah, korban tak berani melaporkan apa yang dialami kepada orangtuanya. Tapi, ia memilih menceritakan aksi dugaan pencabulan itu kepada guru kepercayaannya di sekolah. Dari situ, sang guru langsung memberitahu ibu korban.
“Saya minta pelaku ditangkap dan dihukum setimpal. Saya sudah di teror, saya tidak takut, nyawa pun saya pertaruhkan untuk mencari keadilan,” tegas Ana.
Saat ini, pelaku sudah kembali ke Papua. “Polisi sudah menyita barang bukti pakaian seragam sekolah dan visum dari RSCM Jakarta. Saya juga minta polisi periksa CCTV hotel untuk dijadikan barang bukti,” pungkas Ana. Kop/Mas Te/Lapan6 Group.