Jakarta, Lapan6online.com : Silang pendapat terkait balapan Formula E masih terus berlanjut. Beberapa waktu lalu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnopoetri melontarkan protes terhadap ajang internasional tersebut karena direncanakan akan diselenggarakan di kawasan Monas, Jakarta. Alasannya Monumen Nasional adalah cagar budaya.
Gara-gara protes Megawati, disebut-sebut jika gelaran balapan ramah lingkungan ini bisa saja terancam batal. Minimal menjadi tanda tanya. Apalagi suara itu dilontarkan oleh mantan Presiden Republik Indonesia dan juga ketua partai penguasa.
Tapi harus diingat gelaran ini tinggal empat bulan lagi. Rencananya bakal dihelat pada 6 Juni 2020. Dan Indonesia bakal menggelar balapan akbar ini sampai lima tahun ke depan. Apakah protes dan marahnya Megawati berefek?
Nampaknya tak berpengaruh. Organizing Committee (OC) Formula E hari Sabtu dinihari (22/2) sudah melakukan uji coba pelapisan aspal seluas 60m2 di atas cobblestone bagian tenggara Silang Monas. Demikian bunyi siaran pers yang dikeluarkan oleh JAKPRO.
Hamparan sepanjang 15 m x 4 m itu menggunakan dua material berbeda: sand sheet (10m x 4m) dan geotextile (5m x 4m). Kedua material itu dihamparkan secara menyambung.
Pelapisan aspal di Monas
JAKPRO di dalam siaran persnya juga menyebutkan bahwa uji coba bertujuan untuk cek material yang bisa lebih muda dikelupas setelah terpasang selama 4×24 jam. Pengelupasan dijadwalkan pada Rabu (26/2).
“Pekerjaan teknis ini dilakukan sebagai tahap paling awal di lapangan, merupakan wujud keseriusan persiapan gelar Formula E ini sangat memerhatikan aspek lingkungan. Indonesia baru pertama kali menyelenggarakan Formula E. Cobblestone atau blok batu yang dipasang tahun 1995 ini merupakan bagian dari lintasan dan diuji coba dilapisi,” demikian bunyi siaran pers.
Wisnu Wardhana, Deputi Bidang Teknis Formula E Jakarta mengatakan bahwa di negara-negara penyelenggara Formula E lainnya, pelapisan aspal di atas cobblestone dilakukan di Paris, Prancis dan juga di Roma, Italia.
Bukan Cuma di Jakarta
“Pelapisan lalu kemudian dikelupas dilakukan Paris, di Roma, ini dilakukan setiap tahun,” tambah Wisnu Wardhana. Menurutnya metode pelapisan dilakukan sederhana dan cepat. Proses pengelupasan dapat dilakukan untuk mengembalikan cobblestone timbul kembali. “Di Paris, sirkuit Formula E mengitari situs Les Invalides yang umurnya 350 tahun. Maka setiap selesai gelar Formula E, aspalnya dikelupas dan kembali seperti sedia kala.”
Proses teknis uji coba pelapisan berlangsung 125 menit pada dinihari dan dimonitor oleh para ahli. Begitu juga pada proses pengelupasan nantinya. Uji coba pelapisan ini berguna juga untuk memilih sand sheet atau geotextile yang hendak digunakan berdasarkan hasil proses pengelupasan. Termasuk akan dilihat pula efeknya terhadap cobblestone yang terlapisi.
Uji coba menggunakan lapisan aspal kasar saja, tidak sampai aspal halus. “Ini sudah cukup untuk mengukur kekuatan bila terlintasi setelah terpasang dan kemudahan bila nanti dikelupas,” imbuh Wisnu. Area hamparan 15m x 4m yang diuji coba tersebut tetap bisa dilintasi untuk kegiatan keseharian. Selain itu, uji coba dan seluruh pekerjaan diawasi oleh FEO (Formula E Operation) yang sudah memiliki pengalaman membangun berbagai sirkuit di dunia.
Rencananya pengaspalan di kawasan perhelatan Formula E Jakarta dijadwalkan Maret 2020 selama 1,5 bulan, Prosesna memperhatikan aspek lingkungan karena sejatinya perhelatan ini adalah untuk mengampanyekan kepedulian terhadap lingkungan.
Sumber : Eka Zulkarnain/carvaganza.com