Awas Resesi! Corona Tambah Ngeri

0
80
Ilustrasi : Net
“Virus mematikan sedang mengintai sehingga aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Terjadi disrupsi produksi, karena pabrik-pabrik masih tutup untuk menghindari penularan lebih lanjut,”

Jakarta | Lapan6Online : Dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian dunia benar-benar terasa. Jika tidak kunjung teratasi, maka bukan tidak mungkin dunia akan terpeleset ke jurang resesi.

Penyebaran virus corona memang semakin masif. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Sabtu (7/3/2020) pukul 09:03 WIB, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 101.932. Korban jiwa pun kian bertambah menjadi 3.490 orang.

Chart: Hidayat Setiaji Source: CEIC

Di China, laju penyebaran memang mulai menurun. Namun di negara-negara lain justru meningkat. Bahkan kemarin Indonesia mengumumkan dua kasus corona baru sehingga jumlahnya menjadi empat.

“Jumlah kasus baru yang terkonfirmasi di China kemarin turun menjadi 143. Rasio pasien yang sembuh juga meningkat menjadi 66,7%. Namun laju penambahan di luar China semakin cepat, dipimpin oleh Italia (587), Iran (586), dan Korea Selatan (438). Di negara-negara lain juga meningkat dengan cepat seperti di Prancis (73), Jerman (66), Spanyol (47), Amerika Serikat/AS (21), Jepang (33), dan Australia (23),” papar riset Citi.

Semestinya 2020 bakal jauh lebih indah ketimbang 2019 yang penuh nestapa akibat perang dagang AS-China. Namun merebaknya virus corona jelang Tahun Baru Imlek mengubah semuanya.

Virus mematikan sedang mengintai sehingga aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Terjadi disrupsi produksi, karena pabrik-pabrik masih tutup untuk menghindari penularan lebih lanjut. Rantai pasok global rusak, karena penutupan pabrik terjadi di berbagai negara.

Sektor pariwisata juga terkena pukulan hebat. Berbagai negara telah memberlakukan larangan masuk bagi turis asal negara yang banyak terjadi kasus corona. Salah satunya Indonesia, yang menutup akses bagi pelancong China, Korea Selatan, Iran, dan Italia.

“Setidaknya ada tiga dampak ekonomi dari virus corona. Pertama adalah gangguan rantai pasok manufaktur, kedua kelesuan sektor pariwisata, dan ketiga penurunan harga komoditas akibat penurunan permintaan,” tulis riset Citi.

Risiko Resesi Meninggi
Skenario terburuk dari semua ini adalah resesi di sejumlah negara. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang New York dan Cleveland secara berkala memproyeksi probabilitas resesi di Negeri Paman Sam. Pembacaan terbaru layak dikhawatirkan.

Chart: Hidayat Setiaji Source: CEIC

The Fed Cleveland memperkirakan kemungkinan resesi di AS pada Februari 2021 adalah 32,89%, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 27,36%. Sementara The Fed New York meramal kans resesi pada Februari 2021 adalah 30,73%, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 25,2%.

Negara lain yang juga berisiko mengalami resesi adalah Jepang. Mengutip riset Japan Center for Economic Research (JCER), indikator proyeksi resesi di Jepang pada periode Desember 2019 adalah 54,8%. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 68,6%.

Namun, JCER memberi catatan bahwa alarm penanda resesi bakal segera tiba sudah berbunyi ketika indikator berada di atas 67 selama dua bulan beruntun. Sayangnya, indikator ini sempat berbulan-bulan di atas 67.

Chart: Hidayat Setiaji Source: JCER

Singapura juga terancam jatuh ke resesi. Padahal ekonomi Negeri Singa baru bangkit pada kuartal IV-2019 degan mencatatkan pertumbuhan 1% year-on-year (YoY) setelah dua kuartal sebelumnya hanya tumbuh di bawah 1%.

“Ini mungkin angka bagus terakhir yang akan kita lihat setidaknya dalam dua kuartal ke depan. Kami mewaspadai risiko resesi teknikal di Singapura,” kata Lee Ju Ye, Ekonom Maybank, seperti dikutip dari Reuters.

Chart: Hidayat Setiaji Source: JCER

Sebelumnya, bahkan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Liong memperkirakan bukan tidak mungkin negara yang dipimpinnya mengalami resesi. “Dampaknya akan signifikan, setidaknya dalam beberapa kuartal ke depan. Penyebaran (virus Corona) sangat intensif. Saya tidak bisa mengatakan bahwa Singapura akan resesi atau tidak. Bisa saja, tetapi yang jelas perekonomian Singapura akan terpukul,” ungkap Lee, seperti diberitakan Reuters. Aji/cnbn/red

*Sumber : cnbcindonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini