Kini KPK Lagi Ngapain?

0
95
KPK. (foto net).

Oleh: Ch. Robin Simanullang, (*)

Lapan6online.com : Busyro berkeluh kesah pada acara pencanangan wilayah bebas korupsi di instansi pemerintah yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Jakarta, Selasa, 17 April 2012.[1] ”Korupsi tidak boleh dibiarkan begitu saja karena kalau makin didiamkan akan mengakar dan mengisap hak rakyat Indonesia,” ujar Busyro berwacana.

Jika menyimak keluh-kesah Busyro tersebut sepertinya KPK sudah semakin letih memandangi saja kejahatan korupsi yang semakin sistemik dan brutal tersebut. Sebab kalau memang mereka bekerja sesuai kewenangannya yang luar biasa, kenapa korupsi yang semakin brutal itu tidak ditindak dengan tegas?

Kini KPK lagi ngapain ya? Mereka tahu bangat korupsi sudah semakin brutal, tapi koq cuma pandai berpidato (keluh-kesah) dan berwacana. Apa bedanya mereka dengan para pengamat dan LSM yang hanya bisa berteriak tanpa punya kewenangan menindak secara hukum? Bukankah UU KPK telah memberi mereka kewenangan luar biasa melebihi kewenangan yang dimiliki kepolisian dan kejaksaan?

Kini KPK lagi ngapain ya? Mereka tahu bangat korupsi sudah semakin brutal, tapi koq cuma pandai berpidato (keluh-kesah) dan berwacana. Apa bedanya mereka dengan para pengamat dan LSM yang hanya bisa berteriak tanpa punya kewenangan menindak secara hukum? Bukankah UU KPK telah memberi mereka kewenangan luar biasa melebihi kewenangan yang dimiliki kepolisian dan kejaksaan?

Tetapi, jangankan mengungkap kasus-kasus korupsi yang mereka keluhkan sudah semakin sistemik dan brutal tersebut, kasus-kasus yang sudah ramai diperbincangkan publik saja belum mereka tuntaskan. Seperti, mega skandal bail-out Bank Century, mafia pajak di Kementerian Keuangan, kasus suap pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia (BI), kasus pembangunan Wisma Atlet SEA Games 2011 dan Hambalang yang melibatkan elit-elit Partai Demokrat, dan kasus suap di Kemenakertrans.

Mereka hanya bisa berkeluh bahwa kasus-kasus korupsi di Indonesia seolah tak akan berakhir. Berbagai penindakan yang dilakukan penegak hukum, keluh Busyro, tidak membuat jera para pelaku korupsi. Belum tuntas pengusutan terhadap suatu kasus korupsi, muncul kasus lain.

Keluhan ini membuat saya makin sulit menemukan jawaban atas pertanyaan di atas: Kini KPK lagi ngapain ya? Sebab, ternyata kehadiran KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi yang super body dengan kewenangan yang luar biasa, tidak membuat jera para pelaku korupsi. Korupsi sebagai extra ordinary crime (kejahatan luar biasa) bahkan semakin sistemik dan brutal. Dan, aduh, KPK hanya mengeluh, berwacana bahkan seolah minta dikasihani.

Kini KPK lagi ngapain? Sejak dilantik Desember 2011 lalu, publik sempat menaruh harapan pada pimpinan KPK Jilid III (Ketua Abraham Samad; dan Wakil Ketua: Bambang Widjojanto, Busyro Muqoddas, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain). Tapi hanya dalam satu-dua bulan, malah gunjang-ganjing perpecahan yang muncul. Di tengah gunjang-ganjing perpecahan itu, Abraham Samad tampil sendirian mengumumkan ditetapkannya Angelina Sondakh dan Miranda Goeltom dalam dua kasus berbeda sebagai tersangka. Yang ternyata hingga beberapa bulan berikutnya, keduanya tak kunjung ditahan, diperiksa saja belum!

Apa kabar Pak Abraham Samad? Kini lagi ngapain? Tentu Anda tidak lupa janji akan menuntaskan beberapa kasus besar dalam satu tahun. Jika tidak, Anda akan mundur dan pulang kampung ke Makassar.

Apa kabar Pak Bambang Widjojanto? Kini lagi ngapain? Masih ingat ‘keperkasaan” Anda ketika fit and proper test? Sampai-sampai publik sampai terlena dan berharap Anda akan perkasa memberantas korupsi. Sampai-sampai Anda sebagai pengacara (penegak hukum) merasa tabu membela para tersangka koruptor. Sehingga Anda sangat terkesan sebagai advokat pembenci koruptor. Lalu, setelah menjadi pimpinan KPK, Anda lagi ngapain?

Apa kabar Pak Adnan Pandu Praja, dan Pak Zulkarnain? Publik pasti tidak lupa janji-janji Anda. Publik menghormati dan berharap pada Anda sebagai pimpinan KPK. Lagi ngapain Anda kini? Pak Adnan Pandu Praja, jangan kecewakan para advokat dan Kompolnas yang membesarkan Anda. Pak Zulkarnain, jangan bikin malu kejaksaan. Buktikan bahwa orang kejaksaan pun bisa.

Apa kabar Pak Busyro Muqoddas? Masihkah Anda kecewa karena turun jabatan menjadi Wakil Ketua? Publik juga berharap pada Anda, kendati Anda diduga begitu akrab dengan penguasa. Buktikan dong, kesediaan Anda tetap di KPK dengan jiwa besar demi memberantas korupsi, bukan sekadar punya jabatan, kalaupun bukan ketua, wakil pun jadi.

Milhat (dari luar) kondisi KPK saat ini, terus terang saya sebagai seorang warga biasa punya catatan keraguan. Mudah-mudahan tidak banyak orang yang punya keraguan sama seperti saya. Jangan pula sampai ada yang berharap KPK gagal menjalankan tugasnya. Secara khusus, jangan sampai ada yang berharap, tahun depan Abraham Samad akan terpaksa mundur sesuai janjinya, lalu dia akan digantikan oleh seseorang sebagai Ketua KPK yang memang berkontribusi mengkondisikannya supaya mundur.

Maka saya dan publik pun berharap atas jawaban pertanyaan tersebut di atas (Kini KPK lagi ngapain?) adalah kini KPK sedang bekerja keras mengusut kasus-kasus korupsi besar tanpa tebang pilih, tak peduli apakah itu melibatkan penguasa atau tidak. Bahkan KPK sedang menyapu ‘rumah Indonesia’ dari atas, bukan malah sibuk menyapu-nyapu di bawah tangga, lalu berwacana dan mengeluh. (*)

*Penulis adalah jurnalis yang telah menulis biografi singkat 1001 tokoh di Website TokohIndonesia.com. Ketua Umum DPP Forum Penulis dan Wartawan Indonesia (FPWI) ini adalah Pendiri dan Pemimpin Redaksi situs web TokohIndonesia.com.

*Sumber Publish di situs TokohIndonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini