“Jadi kita sekarang sudah menyiapkan beberapa tempat untuk melakukan isolasi terhadap warga. Kita ada sebuah tempat khusus yakni balai pelatihan yang dimiliki oleh pemprov. Yang kedua, memang kita lagi merancang untuk melakukan isolasi wilayah atau PSBK, jadi bukan PSBB,” jelasnya
Makassar | SulSel | Lapan6Online : Kota Makassar merupakan salah satu wilayah di Sulawesi Selatan yang masuk dalam daftar zona merah penyebaran virus corona atau Covid-19 tertinggi. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Kecil (PSBK).
Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah, mengungkapkan, penularan Covid-19 di Makassar itu berawal dari seorang jamaah umroh hingga akhirnya menjadi transmisi berkembangnya angka positif corona di kota Daeng itu.
Namun saat ini pihaknya sudah melakukan pemetaan pada empat kecamatan yang ditengarai menjadi sumber penularan atau episentrum. Masalahnya, yang dihadapi saat ini adalah kepadatan penduduk yang semakin membuka akses penularan virus Corona di masyarakat.
Meski isolasi mandiri dapat dilakukan, tapi banyak warga yang masih berkumpul bersama dengan keluarga. Sehingga upaya isolasi mandiri kurang efektif.
“Jadi kita sekarang sudah menyiapkan beberapa tempat untuk melakukan isolasi terhadap warga. Kita ada sebuah tempat khusus yakni balai pelatihan yang dimiliki oleh pemprov. Yang kedua, memang kita lagi merancang untuk melakukan isolasi wilayah atau PSBK, jadi bukan PSBB,” jelasnya saat dihubungi oleh Otonominews.
Untuk mendukung penerapan program PSBK, ia pun akan memanggil beberapa Camat, Lurah, RT dan RW se kota Makassar, Sabtu besok. Hal itu dirasa perlu dilakukan dalam memutus penularan Covid-19 di daerah yang terpapar.
“Kemarin kita rapat forkopimda bersama Pangdam Hasanuddin. Masing-masing memberi pandangan bahwa ini adalah langkah akhir yang akan kita tempuh yakni penguatan dan pemutusan rantai penularan virus Corona. Jadi PSBB tampaknya belum akan diajukan tapi masih dibahas,” katanya.
Ia mengeluhkan, isolasi mandiri bagi yang positif sering didapatkan berjalan tak efektif. Pasalnya isolasi mandiri di rumah tak memungkinkan jika rumah penderita kecil namun jumlah keluarga besar.
“Jadinya tak ada menjaga jarak aman, semuanya membaur. Untuk itu kita membuat konsep isolasi mandiri dengan menempatkan pasien di Balai Pelatihan itu ” tutur Nurdin.
Untuk memenuhi kebutuhan para warga, saat ini sudah ada organisasi kemasyarakatan, TNI-Polri dan tim dari pemerintah provinsi ini yang aktif berkeliling ke beberapa wilayah-wilayah yang dianggap episentrum. Tim tersebut lebih fokus untuk menyiapkan seluruh kebutuhan-kebutuhan hidup warga akibat covid-19.
“Akibat pandemi virus corona ini, sudah kurang lebih 8.700 orang dirumah kan termasuk yang menjadi korban PHK. Kita juga sudah lakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi hal yang mungkin terjadi,” ungkapnya.
Ia mengakui, ada tiga wilayah yang terdeteksi sebagai pusat penularan Corona, yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros. Untuk itu pihaknya berupaya melakukan lokalisasi agar penularan tidak merembet ke daerah-daerah lain.
“Di daerah lain juga sudah mulai terdeteksi, tapi kami berusaha agar penularan tidak merembet dari tiga kabupaten/kota itu,” tambah Nurdin.
Mantan Bupati Bantaeng itu pun mengimbau, untuk menekan agar kasus positif tidak bertambah lagi ada tiga hal yang perlu dilakukan masyarakat.
Pertama, ketika meninggalkan rumah masyarakat wajib menggunakan masker. Kedua, jika ada salah satu anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, warga yang sehat juga wajib menggunakan masker.
“Terakhir, jikalau tidak terlalu penting, saya mohon dengan sangat, sebaiknya berdiam diri di rumah saja. Karena berdiam diri di rumah ini, salah satu upaya kita untuk mempercepat memotong rantai penularan,” tandasnya. Otn/kop/Mas Te