“Selama tugas tempur mereka, mereka mendeteksi dan menyerang rudal target yang mensimulasikan senjata serangan udara modern dan masa depan musuh,”
Moscow | Lapan6online.com | Aksi manuver Pembom Siluman B-2 Amerika serikat (AS) dan jet tempur Siluman F-35 Norwegia dalam misi NATO di Atlantik Utara memanaskan situasi di Eropa Timur.
Militer Rusia membalas, melakukan unjuk kekuatan dan tes sistem pertahanan rudal mematikan S-400 Rusia di Wilayah Astrakhan.
Tes sistem pertahanan udara paling canggih di dunia ini memicu kekhawatiran para pakar Barat bahwa senjata itu dapat menghancurkan jet-jet tempur dan pesawat pembom termutakhir sekalipun.
“Di lapangan latihan Ashuluk di Wilayah Astrakhan, tim-tim resimen rudal anti-pesawat dari unit pertahanan udara Leningrad dari Distrik Militer Barat menembakkan rudal surface-to-air S-400 Triumph yang ditembakkan terhadap target di udara,” bunyi pernyataan militer Rusia yang dikutip Sputniknews, lansir situs nasional Sindo, Rabu (14/4/2020).
Militer Rusia juga merilis video singkat dari tes tembak sistem pertahanan udara tersebut.
“Selama tugas tempur mereka, mereka mendeteksi dan menyerang rudal target yang mensimulasikan senjata serangan udara modern dan masa depan musuh,” lanjut pernyataan militer.
Sistem S-400 dikembangkan oleh Almaz Central Design Bureau of Russia. Sistem baru ini menggantikan sistem pertahanan udara S-300P dan S-200 Angkatan Darat Rusia.
S-400 dikembangkan sebagai upgrade dari seri sistem S-300 dan mulai memasuki layanan militer pada April 2007.
Rusia membentuk empat resimen S-400 yang membela wilayah udara nasional di wilayah Moskow, exclave Baltik di Kaliningrad, dan Distrik Militer Timur. Senjata ini juga telah dibeli oleh China dan Turki. Sedangkan India sedang dalam proses penantian pengiriman.
Rusia dikenal kerap merilis sistem persenjataan mematikan sejak sistem roket Katyusha meleganda dalam perang dunia II.
(*/RedHuge/Lapan6online)