“Pemerintah melalui Kementrian Agama menghimbau masyarakat agar melaksanakan ibadah tarawih di rumah saja, begitupun dengan shalat Idul Fitri. Tidak ada berbuka puasa bersama( bukber), bahkan silaturahmi ke rumahsanak saudarapun nampaknya tidak bisa dilakukan,”
Oleh : Lilis Suryani
Jakarta | Lapan6Online | Tidak terasa, beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1440 H. Bulan yang penuh dengan kemuliaan, ampunan serta melimpahnya kebaikan. Ramadhan adalah bulan yang istimewa, pada bulan ini Alloh memerintahkan kepada setiap orang yang beriman untuk berpuasa, agar mencapai derajat takwa.
Pada bulan ini setiap waktunya penuh dengan keutamaan dan keberkahan. Di bulan ini pula, setan – setan dibelenggu. Pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka. Aduhai, begitu indahnya bulan suci Ramadhan.
Setiap muslim yang beriman pasti mendambakan bulan ini. Selain itu, di bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu lailatul qodar. Setiap malam menjadi ajang perburuan yang indah bagi setiap muslim yang menginginkan pahala yang berlimpah dan kebaikan yang tak terhitung.
Namun, ada yang berbeda pada Ramadhan tahun ini. Ramadhan kali ini umat islam di seluruh dunia sedang mengalami ujian dari Alloh SWT berupa pandemi virus corona. Pandemi ini tidak hanya mengancam nyawa setiap orang tetapi juga berpengaruh besar terhadap tatanan sosial dan ekonomi di berbagai negara termasuk juga Indonesia.
Begitupun terkait dengan pelaksanaan ibadah Ramadhan, pemerintah melalui Kementrian Agama menghimbau masyarakat agar melaksanakan ibadah tarawih di rumah saja, begitupun dengan shalat Idul Fitri. Tidak ada berbuka puasa bersama( bukber), bahkan silaturahmi ke rumahsanak saudarapun nampaknya tidak bisa dilakukan.
Menurut Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementriaan Agama RI, Komarudin Amin dalam keterngan reaminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (17/4/2020), menyatakan, kualitas ibadah kita tidak hanya ditentukan oleh lokasi dimana kita beribadah, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas ibadah kita di tentukan oleh keikhlasan kita, ditentukan oleh kesucian jiwa kita.
Ujian pandemi bagi bangsa ini memang tidak boleh mengurangi kualitas ibadah kita. Karena tujuan utama kita dalam berpuasa adalah mencapai derajat takwa.
Menurut imam Ath- Tabari, mengutip Al Hasan menyatakan, ” Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang telah Alloh haramkan atas diri mereka dan melaksanakan perkara apa saja yang telah Alloh titahkan atas diri mereka.” (Ath- Tabari, Jami’ al- Bayan li Ta’wil al – Quran, 1/232-233).
Sejatinya, jika seseorang memaksimalkan untuk menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Derajat takwa ini akan diraih. Tentu saja, aktifitas amal ibadah ini meliputi seluruh perintah dan larangan Alloh dalam segala hal yang di syariahkan.
Baik itu perkara akidah dan ubudiyah; makanan, minuman dan pakaian. Juga ahlak dan muamalah (ekonomi, politik, pendidikan, sosial, pemerintahan, hukum).
Intinya, takwa kita kepada Alloh SWT harus totalitas, tidak sebagian-sebagian.
Juga bukan hanya ketaqwaan individu yang mesti diraih, melainkan juga ketaqwaan masyarakat dan yang paling penting adalah ketakwaan pemimpin bangsa.
Dengan adanya pandemi virus corona ini meyakinkan kita betapa lemahnya manusia walau untuk mengahadapi mahluk Alloh yang kecil tak kasat mata sekalipun. Semoga di bulan Ramadhan ini Allah segera mengangkat penyakit yang mewabah ini dan mengampuni dosa-dosa kita yang telah melalaikan syariat Nya.
Semoga bulan Ramadhan tahun ini menjadi momentum bagi bangsa ini untuk dapat menjalankan Syariat Nya secara menyeluruh. Agar Alloh segera menurunkan keberkahanNya dari langit dan bumi. Wallohua’lam. GF/RIN/Lapan6 Group
*Penulis adalah Ibu rumah tangga