“Apa pun Resiko nya yang akan timbul, Mau tidak mau , suka tidak suka, Kehidupan harus tetap berjalan seperti biasa,”
Sidangoli | Halbar | Malut | Lapan6Online | Pemerintah Desa bersama Tim Satuan Tugas Gugus (Satgus) covid-19 Des Moiso Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, akan melakukan aksi bagi-bagi masker, penyemprotan disinfektan rumah-rumah warga, dan pengecekan suhu warga, baik warga datang dari rantau, atau tamu masuk dalam desa, hal ini disampaikan oleh ketua Tim Satgus Desa Moiso, Idris Gula, usai mendirikan Posko Covid-19 Desa Moiso, pada Selasa (21/04/2020).
Menurut Ketua Apdesi Kecamatan Jailolo Selatan, “Di tengah – tengah maraknya wabah Covid 19 (Corona) yang melanda penjuru dunia saat ini, yang membuat mata kita terbelalak, dan sejenak sedikit terhenyak, dan cukup terasa dampaknya secara sosial, ekonomi, dan politik,” tegas Kades Idris.
Lanjut kades yang sudah menjabat dua periode ini, “Apa pun Resiko nya yang akan timbul, Mau tidak mau , suka tidak suka, Kehidupan harus tetap berjalan seperti biasa,” katanya.
Ketua Tim Garda terdepan ini menambahkan bahwa, “Potret itulah yang harus dijalani oleh sebagian besar rakyat kecil, (Class menengah kebawah ) seperti tukang gorengan, tukang ojeg, dan pedagang kaki lima,” terangnya.
“Tak lain dan tak bukan adalah semata untuk memenuhi tuntutan perut, alias kebutuhan Economi, supaya tidak menjadi Mati konyol,” imbuhnya.
Orang nomor satu di Desa Moiso ini, ada sedikit berpikir terkait cara membatasi penyebaran virus corona ini. Anjuran pemerinta agar selalu menjaga pola hidup sehat, baik itu mencuci tangan, menggunakan masker, dan lain-lain.
Namun dia misalkan,” Kalau memang kebersihan bisa mencegah corona, mungkin Italia tidak akan gemetar karena corona, karena HbItalia termasuk Negara terbersih di Eropa. Kalau memang panas bisa membunuh corona, mungkin Iran tak akan goncang karena corona, karena iran negara gurun yang panas,” tambahnya.
Kalau memang kehati-hatian bisa mencegah corona, mungkin pangeran Charles tidak akan terpapar covid19, karena hidupnya paling hati-hati dan terjaga.
Dan, kalau memang orang yang cuek dan sembrono pola hidupnya pasti kena corona. Mungkin para pengamen jalanan, kuli-kuli kasar dan para pedagang pasar tradisional sudah pada tersungkur semua.
Kenapa demikian..? Mungkin hidup ini tidak harus selalu sejalan dengan teori, teknologi dan akal manusia.
Sudah banyak tenaga medis yang terpapar dengan virus Covid-19.
Apakah mereka tidak menggunakan APD dengan Benar…?
Atau apakah mereka tidak hati-hati dalam menjalankan profesinya…?
Belum tentu juga demikian…? Terus, apakah orang yang kelihatan sudah sedemikian dekat dengan Tuhan dijamin tidak akan terkena Corona…?
Tidak juga demikian, karena sudah ada beberapa para Hamba Tuhan yang terindikasi kena Corona bahkan meninggal.
Situasi seperti ini lah, Tuhan seakan-akan hendak berbicara kepada Kesombongan kita Manusia, bahwa kita tanpa Tuhan memang hanyalah tumpukan daging yang bernafas dan hampa.
Dia berharap, “Dan akhirnya kita sebagai manusia dipaksa menyadari yang mana dalam hidup ini… Jangan sekali-kali melupakan Tuhan dalam setiap helaan nafasmu… Karena jika Tuhan Berkehendak… Logika dan Teknologimu tak akan mampu melawannya”, harapnya. (Ota-red)