“Saya tidak membuat prediksi kapan ini selesai. Tugas kita di pemerintah bukan membuat prediksi, kita menyiapkan kemungkinan pencegahannya, kalau terpapar menyiapkan fasilitas,”
Jakarta | Lapan6Online : Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengakui memang ada perlambatan penambahan kasus Corona Covid-19 di Ibu Kota. Sebelumnya, perlambatan penambahan kasus Corona di DKI disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo pada Senin (27/04/2020).
Namun, Anies tak ingin terjebak dalam sekedar perbandingan data kasus Corona di Jakarta. Ia hanya menekankan Pemprov DKI berupaya transparan, faktual dan menyampaikan informasi apa adanya.
“Jadi, kita sangat berhati-hati. Kemarin sama sekali tak ada penjelasan dari saya. Selama ini kami mengambil prinsip transparan, faktual, sampaikan apa adanya, tidak dilebihkan, tidak dikurangi,” ujar Anies dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne bertema #ILCIbadahSampaiMudik pada Selasa malam, 28 April 2020.
Anies menuturkan, Pemprov DKI Jakarta tak pernah bisa memprediksi kapan kasus Covid-19 ini berakhir. Menurutnya, hal ini harus ditanyakan kepada para ahlinya.
Meskipun, kata dia, para ahli pun punya penjelasan berbeda terkait persoalan ini. “Saya tidak membuat prediksi kapan ini selesai. Tugas kita di pemerintah bukan membuat prediksi, kita menyiapkan kemungkinan pencegahannya, kalau terpapar menyiapkan fasilitas,” katanya.
Selain itu, Anies menyampaikan selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta periode pertama sudah berhasil membuat aktivitas warga berkurang. Hal ini setidaknya penggunaan moda transportasi massal berkurang hingga 82 persen.
Pun, untuk PSBB, Jakarta kembali memperpanjang selama 28 hari atau hingga 22 Mei 2020.
“Selama PSBB ini, data yang kami terima moda transportasi berkurang 82 persen,” katanya.
Namun, ia mengingatkan warga Ibu Kota harus menjalankan kedisiplinan karena ancaman Corona masih nyata. Menjalankan physical distancing dinilai menjadi kunci keberhasilan meredam penularan Corona.
Jakarta masih disebut sebagai daerah episentrum penularan Corona dengan jumlah kasus tertinggi. Data per Selasa, 28 April 2020 sudah ada 3.950 kasus positif dengan 379 meninggal. Viv/red
*Sumber : vivanews.com