“Buruh tetap menjalankan protokol Covid-19 dengan menjaga jarak, menghindari kerumunan, sering mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan tetap di rumah,”
Jakarta | Lapan6Online : Aksi saling bantu antarburuh diharapkan terjadi saat peringatan hari buruh internasional atau May Day di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19).
Hal itu dinilai penting dilakukan guna membantu para buruh yang terdampak akibat virus Covid-19. Bahkan akibat virus tersebut, tak sedikit buruh yang dirumahkan oleh pihak perusahaan.
“Di buruh, perlu solidaritas sesama buruh akibat Covid-19, yaitu dengan saling membantu kesulitan ekonomi sesama buruh,” kata Direktur Ketenagakerjaan Relawan Jokowi (ReJO) Institute, Mudhofir Khamid dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/04/2020).
Mantan pemimpin organisasi buruh di Tanah Air ini berpesan, buruh tetap menjalankan protokol Covid-19 dengan menjaga jarak, menghindari kerumunan, sering mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan tetap di rumah.
“Dengan mematuhi anjuran pemerintah secara baik, kita akan turut memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” jelasnya. Di sisi lain, pihaknya menuntut kepada perusahaan yang mempekerjakan buruh untuk tetap membayarkan tunjangan hari raya (THR), baik kepada buruh yang dirumahkan maupun yang masih tetap bekerja.
“Jangan karena pandemik Covid-19 menjadi alasan pengusaha untuk tidak membayar THR para buruh,” tegas Mudhofir. Baginya, saat ini dialog antarpengusaha dengan buruh, termasuk pemangku kepentingan harus dilakukan secara baik dan transparan.
Sebab tak dipungkiri, akibat wabah yang berasal dari Wuhan, China ini telah berdampak signifikan pada sektor ekonomi, keuangan, sosial dan politik. Belum lagi, tantangan ke depan setelah Covid-19 berlalu. Jumlah pengangguran dalam mengahadapi revolusi Industri 4.0 dengan bertambahnya usia muda yang produktif juga harus dipikirkan dengan matang oleh pemerintah. “Persoalan di atas tidak hanya bisa dihadapi oleh pemerintah saja, tentu dukungan dari buruh dan pengusaha sangat diperlukan pemerintah,” tandasnya.
Mantan pemimpin organisasi buruh di Tanah Air ini berpesan, buruh tetap menjalankan protokol Covid-19 dengan menjaga jarak, menghindari kerumunan, sering mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan tetap di rumah.
“Dengan mematuhi anjuran pemerintah secara baik, kita akan turut memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” jelasnya. Di sisi lain, pihaknya menuntut kepada perusahaan yang mempekerjakan buruh untuk tetap membayarkan tunjangan hari raya (THR), baik kepada buruh yang dirumahkan maupun yang masih tetap bekerja.
“Jangan karena pandemik Covid-19 menjadi alasan pengusaha untuk tidak membayar THR para buruh,” tegas Mudhofir. Baginya, saat ini dialog antarpengusaha dengan buruh, termasuk pemangku kepentingan harus dilakukan secara baik dan transparan.
Sebab tak dipungkiri, akibat wabah yang berasal dari Wuhan, China ini telah berdampak signifikan pada sektor ekonomi, keuangan, sosial dan politik.
Belum lagi, tantangan ke depan setelah Covid-19 berlalu. Jumlah pengangguran dalam mengahadapi revolusi Industri 4.0 dengan bertambahnya usia muda yang produktif juga harus dipikirkan dengan matang oleh pemerintah.
“Persoalan di atas tidak hanya bisa dihadapi oleh pemerintah saja, tentu dukungan dari buruh dan pengusaha sangat diperlukan pemerintah,” tandasnya. rmol/red
*Sumber : rmol.id
.