Kekuatan Nuklir Rusia yang Sanggup Hancurkan AS

0
651

Moskow | Lapan6online.com : Pemerintah Rusia melontarkan ancaman serangan nuklir terhadap Amerika Serikat (AS) jika Washington melakukan serangan rudal balistik dengan hulu ledak nuklir berdaya rendah (low-yield) terhadap Moskow. Moskow menegaskan upaya untuk menggunakan senjata seperti itu terhadap Rusia akan memicu serangan nuklir balasan habis-habisan.

Jika menilik Kekuatan nuklir Rusia sejak runtuhnya Soviet, dengan sistem persenjataan yang sudah teruji di medan perang Suriah, Rusia bukan tak mungkin mampu mengungguli AS dalam konflik skala besar.

Diketahui, Rusia telah merampungkan modernisasi persenjataan nuklirnya. Fasilitas peluncuran Rudal (silo) Rusia nantinya akan mampu menahan serangan pertama, dengan melancarkan serangan balasan yang mematikan.

Rudal nuklir yang dimiliki Rusia saat ini

Peluncuran Rudal Balistik Antarbenua “Topol-M” dari kosmodrom Pleseck. Foto: TASS

Berikut adalah beberapa rudal nuklir yang dimiliki Angkatan Bersenjata Rusia saat ini:

  • 46 rudal berat R-36M2 (SS-18);
  • 2 sistem Avangard (rudal UR-100NUTTKh, SS-19 Mod 4);
  • 45 sistem Topol bergerak (SS-25);
  • 60 sistem Topol-M peluncuran silo (SS-27);
  • 18 sistem Topol-M bergerak (SS-27);
  • 135 sistem rudal RS-24 Yarsbergerak dan 14 peluncuran silo.

Dari rudal-rudal di atas, R-36M2 dan Topol akan dinonaktifkan dan digantikan oleh rudal Yars terbaru, yang akan ditempatkan di silo yang ditempati rudal yang lama, Selain itu, rudal tersebut juga akan dipasang pada peluncur bergerak dengan roda, serta roket Sarmat yang berat.

Yars

Peluncur otonom “Yars”. Foto: Kementerian Pertahanan Federasi Rusia/Global Look Press.

“Fitur penting Yars lainnya adalah adanya enam hulu ledak berpemandu presisi, yang dapat melepaskan diri dalam penerbangan dan mengirim muatan mereka ke ‘alamatnya’,'” tambah Safonov.

Setiap hulu ledak dapat menghasilkan ledakan hingga 100 kiloton. Sebagai perbandingan, bom nuklir yang dijatuhkan oleh Amerika di Hiroshima dan Nagasaki menghasilkan ledakan lima kali lebih lemah (masing-masing sekitar 20 kiloton).

Sarmat

Tes tembakan rudal balistik antarbenua yang beras “Sarmat”. Foto: Kementerian Pertahanan Federasi Rusia.

Kemarahan Moskow dipicu dari sebuah makalah yang dirilis Departemen Luar Negeri AS pekan lalu. Makalah itu berargumen bahwa menyesuaikan hulu ledak nuklir berdaya rendah dengan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam akan membantu melawan potensi ancaman baru dari Rusia dan China.

Berulangkali Depertemen itu ini menuduh Moskow mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir non-strategis sebagai cara pemaksaan dalam konflik terbatas, sebuah tuduhan yang berulang kali dibantah Rusia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, mengatakan langkah AS itu sebagai tindakan berbahaya, tindakan destabilisasi dan upaya mengaburkan secara sengaja antara senjata non-strategis dan strategis.

“Itu akan mengarah pada ambang batas yang lebih rendah dan peningkatan ancaman konflik nuklir,” kata dia.

“Saya ingin menekankan bahwa setiap serangan menggunakan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam AS, terlepas dari karakteristiknya, akan dianggap sebagai serangan senjata nuklir. Mereka yang ingin berspekulasi tentang fleksibilitas potensi nuklir Amerika harus memahami bahwa menurut doktrin militer Rusia; tindakan seperti itu akan dianggap sebagai dasar untuk pembalasan senjata nuklir oleh Rusia,” katanya dalam konferesi video hari Rabu yang dilansir Anadolu, Kamis (30/4/2020).

(*/RedHuge/Lapan6online)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini