“Jangan palang Kantor, kasiang ini Torang Pe kerja masih banyak, sebentar masyarakat akan Mo minta Surat Keterangan karena Penerima Bansos, tetapi ada juga yang jawab, Kase Biar kasana tara dapa, tara dapa samua,”
Jalsel | Halbar | Malut | Lapan6Online : Insiden terjadinya pemalangan Kantor Desa Biamaahi usut punya usut diduga adanya kekecewaan sejumlah warga yang merasa kecewa atas progres kinerja Pemerintahan Desa Biamaahi.
Tim Lapan6online.com, mencoba melakukan investigasi apa yang menjadi sebab akibat sehingga, ada pemalangan Kantor Desa Biamaahi, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Pemalangan Kantor Desa Biamaahi sejak pada tanggal 12 Mei 2020, dan sampai sekarang masih terlihat kantor desa di tutupi oleh pohon bambu serta daunnya.
Berdasarkan kronologis yang dihimpun redaksi, bahwa terkait Pemalangan kantor Desa Biamaahi yang terjadi pada hari Selasa 12 Mei 2020 Bertempat Di Balai Pertemuan Desa Biamaahi diadakan rapat pemerintah desa dengan agenda, Pembahasan Pengaturan Pekerjaan Fisik Tahap I, 40 % 2020 Yaitu Pembangunan Saluran Drainase Dengan Volume 243 Meter Dan Pembangunan MCK 1 Unit, dan Sosialisasi BLT (Dana Desa).
Pertemuan tersebut, hadir juga Kepala Desa Biamaahi, Muhidin Radjilun, perangkat desa, Ketua dan anggota BPD, Ketua-Ketua RT, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Kaum Perempuan, tokoh Pemuda, Dan Kalangan Profesi.
Rapat di buka dengan di awali menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Setelah Itu Kepala Desa memberikan arahan sekaligus membuka rapat dengan Resmi.
Pada sesi penyampaian tujuan rapat, peserta rapat mulai menginterupsi meja pimpinan dengan menanyakan pengaturan kerja 2020 mulai di atur sedangkan anggaran 2019 yang lainnya Belum terealisasi diantaranya, Argo 5 Buah, tidak ada kursi Stainlesstell 50 Buah, dan 1 Buah Leptop (kata salah satu peserta rapat, Risman Tatodi).
Penyampaian peserta rapat, (Risman Tatodi-red) Itu, sudah di jawab oleh pemdes, sehingga peserta rapat setuju untuk melanjutkan rapat kembali.
Rapat dilanjutkan dengan item-item yang akan dilaksanakan di tahap I 40% yang di dalamnya untuk Pembangunan Fisik Adalah Pembangunan Saluran Drainase 243 Meter Dan Pembangunan MCK 1 Unit.
Selanjutnya pada sesi pertanyaan diberikan kesempatan kepada 3 orang penanya, pada sesi pertama yakni Sarman, yang menanyakan tentang fungsi bendahara. Kemudian Tommy, yang memberikan masukan bagaimana kalau Dana Desa Tahap I Itu 50% Untuk Fisik Dan 50% Untuk BLT. Sedangkan Albert Moloku, menanyakan tentang Baliho APBDES, Pembelanjaan yang tidak melalui TPK, dan uang itu harus di letakan di atas meja.
Tiga orang penanya tersebut, langsung di jawab oleh pimpinan rapat dan pimpinan rapat pun, menjelaskan tentang Perbup Nomor 11, di dalamnya harus ada tahapan yang harus di lalui oleh desa untuk proses pencairan BLT.
Menanggapi pertanyaan dari Albert Moloku, tentang baliho APBDes, dari meja pimpinan masih memberikan penjelasan, mendadak langsung peserta rapat menginterupsi, dengan bernada, “Ibu Stop, Ibu jangan terlalu mengambil alih dalam rapat ini,” teriak peserta rapat.
“Dari tadi hanya Ibu yang bicara, coba kase dulu kades yang bicara”, tetapi sekdes, tetap melanjutkan menjelaskan tahapan-tahapan tersebut,” kata warga.
Setelah Itu Sekdes, Norce Bawataa, mempersilahkan pada Kepala Desa untuk menjawab. Sebelum Kepala desa menjelaskan, ada suara-suara yang tanya, ini sebenarnya pemerintah Pe Doi K masyarakat Pe Doi. Ada juga mendesak Kades untuk meletakan uang di atas meja.
Beberapa menit kemudian, Kades sementara menjelaskan terkait pertanyaan dari ketiga penanya tersebut, peserta rapat mulai lagi berdiri, bagaimana ini belum rapat tetapi Pa Kades So Belanja, Tara Usa Rapat ! Bubar ! Bubar! Rapat Ini tara Jadi.
Peserta rapat yang lain pun ikut keluar seperti (adegan film yang skenarionya sudah di atur dengan rapi). Ketika sebagian peserta rapat sudah keluar dari ruangan rapat masih banyak masyarakat lain yang tidak keluar.
“Maka Saya (sekdes) sebagai pimpinan rapat berdiri dan berkata Ok, baiklah bapak/Ibu yang keluar biar sudah tetapi rapat ini tetap torang lanjutkan, “tegas Sekdes.
Tetapi peserta rapat yang sudah keluar dari ruangan rapat berteriak Kaluar Ngoni Dari Situ! Tarada Rapat… Kaluar,..! Palang Kantor…! Palang Kantor, teriak peserta rapat.
Dalam kesempatan tersebut, sontak Sekdes mengatakan,”Saya (Sekdes) Sempat bilang jangan ngoni palang kantor, Saya Sendiri (sekdes) hampir jatuh karena di dorong oleh Noldi Barik yang menggunakan dengan bambu. Dan saya (sekdes) di tarik masuk ke dalam kantor desa,” ujar Sekdes.
Dari situlah, Aksi Pemalangan kantor desa dilakukan seperti orang-orang yang sudah kerasukan.
Masih di tengah-tengah masa aksi, sekdes Keluar lewat pintu belakang dan menyampaikan, “Jangan palang Kantor, kasiang ini Torang Pe kerja masih banyak, sebentar masyarakat akan Mo minta Surat Keterangan karena Penerima Bansos, tetapi ada juga yang jawab, Kase Biar kasana tara dapa, tara dapa samua,” tegas Sekdes.
Pemalangan Kantor Desa atau Balai Pertemuan yang menjadi lokasi rapat saat Itu dilakukan oleh, GH, YH, PP, ET, NB.
Sumber Lapan6online.com dilokasi mengatakan bahwa,“Pada saat Aksi Pemalangan berlangsung terjadi lagi perusakan Baliho Covid-19 (Merobek Baliho ) yang dilakukan oleh DM Dan MP (ini menurut saksi mata yang melihat secara langsung) apa yang salah dengan baliho, “ kata sumber yang namanya enggan di tulis. (Tim)
Simak Video Aksi Pemalangan Kantor Desa Biamaahi :