Lapan6online.com : Drone kini sukses tercatat sebagai senjata mematikan yang efektif digunakan menghancurkan alat pertahanan musuh dari jarak jauh dan tanpa terdeteksi. Drone dengan tubuh yang lebih mungil tanpa awak, terbilang mudah dioperasikan dan tanpa resiko.
Sebagaimana dilaporkan Bayu Pamungkas di situs Indomiliter.com, serangan drone rupanya menjadi mimpi buruk berkelanjutan bagi sistem pertahanan udara (hanud) jarak dekat seperti Pantsir S-1.
Setelah awal Maret lalu delapan peluncur Pantsir S-1 di Suriah diklaim telah dihancurkan oleh drone milik Turki, kini bergeser ke Palagan di Libya, sebanyak tujuh unit peluncur Pantsir S-1 milik Uni Emirat Arab, dilaporkan telah dihancurkan oleh serangan rudal yang dilepaskan dari drone yang dioperasikan AU Libya.
Dihancurkan dalam 48 Jam
Dikutip Indomiliter dari LibyaObserver.ly (20/4/2020), disebutkan bahwa Uni Emirat Arab menempatkan sistem Pantsir S-1 dalam misi dukungan kepada pasukan Khalifa Haftar. Ketujuh sistem Pantsir S-1 yang berhasil dihancurkan berada dalam wilayah pangkalan angkatan udara di Al-Watiya, Tarhouna dan Al-Wishka, uniknya ketujuh Pantsir S-1 dapat dilibas dalam tempo 48 jam saja.
Juru bicara AD Libya Mohammed Gununu mengatakan tiga sistem Pantsir berhasil dihancurkan Rabu pagi di Tarhouna dan satu lagi di Al-Wishka. Kemudian dua Pantsir selanjutnya dihancurkan oleh pasukan Libya di Lanud Al-Watiya pada hari Senin, dan sistem Pantsir lain dihancurkan oleh pasukan Libya di wilayah Sirte selatan.
Dari laman Defenseworld.net, selain berhasil menghancurkan sistem Pantsir, pasukan darat Libya juga berhasil menghancurkan sejumlah drone Wing Loong II buatan Cina yang juga dipasok oleh Uni Emirat Arab di Lanud Al-Watiya.
Drone Kombatan
Sejak setahun lalu, antara kubu pasukan pemerintah Libya dan pasukan bersenjata Haftar telah aktif menggunakan drone kombatan (UCAV) untuk misi intai dan penyerangan. Dari kubu pemeritah Libya, yang digunakan adalah drone tempur buatan Turki dari jenis Bayraktar TB2. Sebagai catatan, Bayraktar TB2 jugalah yang digunakan Turki untuk menghancurkan unit peluncur Pantsir di Suriah.
Pada tahun 2011, Uni Emirat Arab memasok drone dan rudal udara-ke-permukaan BA-7 yang digunakan oleh pasukan Haftar. BA-7 ASM dipasangkan secara balistik untuk terbang dengan Wing Loong II. Negara Kaya Minyak ini juga dilaporkan mempersenjatai pasukan Khalifa Haftar dengan drone CH-4 dari Cina yang dikenal sebagai varian kw dari MQ-9 Reaper besutan AS.
Uni Emirat Arab dikenal sebagai salah satu launch customer Panstir S-1. Dipesan sejak tahun 2000, setidaknya kini Uni Emirat Arab mengoperasikan 50 unit Pantsir S-1 dengan logistik melimpah dengan 1.000 unit lebih rudal 57E6-E.
Situs Kommersant pada Juni 2006 melaporkan adanya pesanan tambahan 28 unit Panstir S-1 oleh Uni Emirat Arab. Salah satu ciri khas sistem Pantsir S-1 milik Uni Emirat Arab yaitu menggunakan basis truk MAN SX 45 8×8 dari Jerman. Sementara varian aslinya dari Rusia menggunakan truk KAMAZ-6560 8×8. (*)
*Disarikan dari Bayu Pamungkas-Indomiliter.com
(*/RedHuge/Lapan6online)