“Di jembatan itu, banyak papan-papan yang sudah rusak lantaran sering dihantam hujan dan banjir sehingga dapat merusak jembatan tersebut. Jembatan itu sudah berkali-kali diperbaiki oleh masyarakat bersama-sama dengan pemdes Bukubualawa, Bukumaadu dan Tauro itupun swadaya,”
Halbar | Malut | Lapan6Online : Puluhan tahun lamanya jembatan penghubung Desa Bukubualawa, Bukumaadu, dan Desa Tauro, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, tidak tersentuh pembangunan. Setiap melintas, nyawa menjadi taruhannya, pasalnya, papan alas serta penyanggan jembatan sudah lapuk dan nyaris ambruk.
Ironisnya, jembatan kayu ini adalah jembatan akses utama penghubung tiga desa tersebut, sebab jembatan itu menjadi akses satu – satunya yang digunakan masyarakat melakukan aktivitas sehari – hari. Mulai dari anak sekolah hingga mengangkut hasil tani warga.
Jembatan dengan panjang 14 meter dan lebar 4 meter, berlantai papan itu kondisinya sudah benar-benar memprihatinkan bahkan sudah pernah masyarakat yang terjun ke air dengan kendaraan beroda dua akibat pijakannya yang rapuh dan sebagian papannya kemiringan.
Menurut Alpinus Dogouru, “Sebagai warga masyarakat yang berdomisili di desa Bukumaadu dan juga petua kampung (orang tua kampung) ini, untuk menuturkan sejarah jembatan tua itu. Kononnya, jembatan tua itu di bangun pada tahun 1992-1994. Dan jembatan tersebut sampai sekarang masih tetap digunakan, walaupun papannya sering diganti hampir setiap tahun. Dan usia jembatan tua itu sampai sekarang ini sudah berusia 26 tahun, “ tuturnya.
Di tempat yang sama, salah satu pengendara roda dua, Ongen kepada Lapan6online.com, mengeluhkan kondisi kerusakan jembatan tersebut. Ia bilang kondisi seperti ini sudah berlangsung lama. Namun hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah daerah untuk segera memperbaiki atau membangun kembali jembatan tersebut
“Di jembatan itu, banyak papan-papan yang sudah rusak lantaran sering dihantam hujan dan banjir sehingga dapat merusak jembatan tersebut. Jembatan itu sudah berkali-kali diperbaiki oleh masyarakat bersama-sama dengan pemdes Bukubualawa, Bukumaadu dan Tauro itupun swadaya. Untuk saat ini Kendaraan roda dua masih bisa melewati sedangan roda empat sudah tidak bisa lagi melewatinya, bahkan dalam sungai tersebut ada binatang buas yaitu Buaya yang hampir tiap saat muncul di pingiran jembatan tersebut,” terangnya, pada Sabtu (30/05/2020) kemarin.
Ongen berharap pemerintah daerah yang punya kewenangan segera memperbaiki kerusakan jembatan tersebut untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Lanjut Ongen “Jembatan itu tidak sekedar akses lintasan angkutan umum, kebutuhan hasil bumi, pembangunan Infrastruktur desa antar tiga desa tersendat akibat kerusakan di jembatan tersebut,” lanjutnya.
“Hasil bumi sangat besar potensinya sekarang terhenti, kami inginnya pembangunan utuh dari nol persen, pembangunan ingin di beton agar kuat. Kami sangat memohon jembatan itu bisa segera diperbaiki”. Harapnya.
Semoga pemerintah cepat mencarikan solusi untuk masyarakat dan memperbaiki jembatan secepatnya. Apalagi jembatan tersebut jalur utama penghubung antara tiga desa yaitu Bukubualawa, Bukumaadu dan Tauro,” tutupnya. (Yos/red)