Media Konvensional Online Miliki Warna Tersendiri

0
59
Ilustrasi : Net
“Pelaksanaan pesta demokrasi ini berlangsung dalam kondisi covid -19 yang semua serba terbatas, bahkan bukan itu saja, ekonomi dampak covid juga terpuruk, namun terlepas dari itu, masyarakat masih memiliki harapan dan sudut pandang dari kebutuhan bagaimana pembangunan yang bermuara untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,”

Oleh : Zoelnasti

Jakarta | Lapan6Online : Setelah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, kampanye Pilkada 2020 bisa dengan menggunakan media sosial hingga meniadakan kampanye akbar.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona (COVID-19).

“Kampanye kita ubah agar kampanyenya tidak langsung, menggunakan sosial media, ada pertemuan terbatas dengan physical distancing, tapi nggak ada kampanye jorjoran, kampanye akbar,” ujar Tito dalam acara Talkshow yang disiarkan di Channel YouTube Heartline Network, pada Senin (1/6/2020).

Situasi politik menjelang pemilihan Kepala Daerah Desember 2020 mendatang khususnya di Kabupaten Pasbar, di tengah -tengah pandemik Covid-19, seperti yang digambarkan oleh Mendagri tersebut, antara lain meniadakan kampanye langsung (kampanye akbar).

Hal di atas tentu akan memiliki warna baru dan kans tersendiri bagi Media Online maupun Medsos.

Terkait dengan hal tersebut, Pilkada 2020 secara politis dan ekonomi tentu memiliki sisi yang jauh berbeda dari pelaksanaan pesta – pesta demokrasi sebelumnya.

Menurut beberapa masyarakat meskipun pelaksanaan pesta demokrasi ini berlangsung dalam kondisi covid -19 yang semua serba terbatas, bahkan bukan itu saja, ekonomi dampak covid juga terpuruk, namun terlepas dari itu, masyarakat masih memiliki harapan dan sudut pandang dari kebutuhan bagaimana pembangunan yang bermuara untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dari visi misi para kandidat.

Walau hingga kini, mungkin karena situasi pandemi Virus, masyarakat menilai belum ada nama bakal calon yang mencuat kuat dan berani turun menawarkan atau memaparkan program-program yang jadi andalannya, apa lagi menurut masyarakat, seharusnya inilah saatnya yang tepat para kandidat turun untuk memaparkan sekaligus berbuat dalam memberi bantuan di suasana rakyat butuh uluran tangan karena dampak covid.

Pemaparan program sambil berbuat dengan mengulurkan bantuan untuk rakyat saat pandemik ini, tentu akan memiliki nilai tersendiri yang membekas dan kuat melekat di hati masyarakat.

Jangan hanya karena sudah dekat dengan hari pemilihan, baru para kandidat mencoba menyuap rakyat dengan menyodorkan rayu-rayuan gombal serta selembar atau dua lembar si merah ditambah sedikit bingkisan dan rayuan pernyataan ” saya datang untuk membangun, dan jangan lupa….”

Kini saat rakyat butuh perhatian dan uluran tangan dari kalian putra terbaik yang katanya kandidat pemimpin masa depan, pada kemana kalian semua…?

Mengapa saat rakyat diterpa dan diterjang bencana Covid hingga berdampak pada sendi-sendi pokok kehidupan, yang butuh uluran tangan dan perhatian, kalian yang nanti saat mau maju dan mengaku putra terbaik sebagai kandidat pemimpin, kini pada kemana…?

Kenapa tak berbuat sekarang..?

Kenapa mesti nanti…?

Tentu beda berbuat baik untuk rakyat saat ini dengan nanti saat tiba detik-detik hari H nya, Rakyat tahu, walaupun kalian nanti siapapun para kandidat, saat itu baru berbuat dan sibuk jor-joran dengan jargon super madu untuk minta dipilih dan dicoblos.

Meskipun saat itulah baru terlihat batang hidung yang katanya putra-putra terbaik untuk berpacu dan berebut suara dengan mengaku putra -putra terbaik, dengan gagasan,ide dan visi misi terbaik, bahkan dengan gagah bak Pahlawan menyatakan sebagai penyelamat, sebagai pembawa perubahan dan akan menyatakan, bersama rakyat, ada di tengah rakyat, siap kapan dan di mana saja untuk rakyat,…akan membangun Pasbar lebih baik dan blablabla,

untuk mensejahterakan rakyat dan blablabla, untuk, untuk, untuk dan demi blablabla pokoknya semua mengaku segala nya demi terbaik untuk kemajuan daerah dan kesejahtetaan rakyat blablabla.

Namun Rakyat sudah tahu dan menyimpan semua itu…

(kinilah saatnya sebelum terlambat, sebab berbuat untuk rakyat dan akan dikenang rakyat, adalah di saat rakyat sedang butuh kalian, bukan saat kalian butuh rakyat…)

Namun semua hal tersebut di atas, bisa berbeda bila dilihat dari sisi pandangan politik, tentu siapapun dia, semua akan memiliki peluang bila ada lobi-lobi yang kuat dengan Partai Politik yang akan di kendarainya nanti, sebab semua masih mungkin akan mencair dan semuanya belum bisa dikatakan memiliki kans besar atau kecil untuk meraih kemenangan.

Peluang tuk meraih simpatik dan dukungan dari masyarakat, semua para bakal calon memiliki kesempatan yang sama.

Sebab karakteristik masyarakat Pasbar yang majemuk sangat berbeda dengan daerah lainnya.

Terlebih lagi di era tehnologi dan internet yang begitu pesat, di mana hampir lebih 85 % masyarakat sudah dekat dengan internet, medsos dan media online konvensional .

Sehingga selain jejak rekam, pendidikan dan latar belakang, gerakan sosial para bakal calon maupun bibit,bobot dan bebet atau garis keturunan akan mudah di pantau dan dituangkan oleh Jurnalis Online dalam sebuah kemasan pengantar yang manis, termasuk prestasi apa yang pernah diraih oleh Bakal Calon untuk mempengaruhi para Pemilih nantinya.

Mana bakal calon yang memiliki bukti prestasi baik di sosial kemasyarakatan di saat rakyat butuh, di pemerintahan atau di organisasi maupun di dalam gerakan moral agamanya dan kesehariannya selama ini.

Di era digital dan pemberitaan jurnalis online saat ini, ditambah lagi gencarnya informasi masyarakat melalui medsos, tentu hal ini akan mudah sedikit menggemingkan atau mengalihkan pilihan masyarakat, bila media online bertubi-tubi membombardir berita atau informasi kebaikan maupun keburukan para bakal calon.

Masyarakat akan percaya jika yang bersangkutan sebagai putra terbaik telah berbuat untuk rakyat di saat rakyat butuh melalui media, Rakyat sudah merasakan dan memiliki bukti perbuatannya, prestasi yang pernah ia ukir, juga diingatkan kembali oleh media.

Apa lagi rekam jejak sosial kemanusiaannya selalu di ukir melalui medsos ataupun media jurnalis online dengan cepat,akurat dan tepat tanpa menunggu esok.

Melalui gencarnya informasi di medsos, masyarakat tentu perlahan akan bergeming dari pilihannya semula, yakni yang semula tertuju kepada si A tapi karena keakuratan dan kecepatan medsos atau media konvensional Jurnalis online, bisa saja akhirnya pilihan jatuh kepada si B, sebab si B adalah sosok yang memiliki potensi besar memenangkan pertarungan pemilihan kepala daerah, apalagi media online tersebut memaparkan bukti prestasi bakal calon yang bisa dirasakan oleh masayarakat, ditambah lagi pemaparan bakal calon yang membawa nama besar di belakangnya.

Dengan gencarnya media online membackup atau mempopulerkan bakal calon pemimpin Pasbar 2020, maka publik akan cenderung memilih tokoh tersebut.

Pemilih Indonesia khususnya pemilih Kabupaten Pasaman Barat adalah pemilih yang cerdas, yang berorientasi pada akal sehat dan fakta.

Itulah makanya dalam situasi pilkada di tengah bencana Covid-19 kini, apa lagi dengan ketersediaan tatap muka yang terbatas saat kampanye nanti, tentu informasi publik yang cepat hanya dapat diakses melalui media online saat ini, di mana per sekian menit bahkan detik bisa menshare jargon keunggulan para bakal calon.

Melalui informasi dan pemberitaan di media online, masyarakat akan memiliki banyak referensi dan informasi dalam pengambilan keputusan nantinya saat di TPS.

Makanya media online cenderung memiliki kans yang kuat untuk menampilkan dengan gencar siapa sosok yang layak dan siapa sosok yang tak layak.

Pilkada 2020 karena dampak Covid tentu medsos dan online, mau tak mau akan dapat banyak mempengaruhi pemilih, namun semua keputusan pilihan tetap ada pada masyarakat sesuai kekerabatan dan kedekatannya, terutama kualitas bakal calon pemimpin yang punya jejak rekam prestasi dan sosial kemasyarakatannya, di manapun ukiran prestasi itu ia torehkan tak akan lekang.

Juga tidak menutup kemungkinan, melalui media online pula dedikasi para bakal calon akan ternoda, sebab tidak akan mudah menghapus jejak hitamnya walau sekecil apapun.

Bila para bakal calon pemimpin tersebut mengabaikan peran media online, apa lagi sampai memandang sebelah mata, tentu banyak sedikitnya akan berpengaruh.

Belum lagi tayangan sekilas mata terhadap sesuatu yang berbau money politik, tentu akan cepat terkuak dan tersebar luas di publik, itu makanya tidak ada salahnya bagi para bakal calon yang memiliki kedekatan dan memiliki rekam jejak yang manis untuk memulai atau rajin bersilaturahmi, berbuat ke masyarakat dan manfaatkan semua lini untuk melakukan sosialisasi jauh sebelum pesta di tabuh, terutama disaat kini, saat rakyat butuh karena terdampak oleh Covid, “rakyat butuh bantuan dan perhatian serta kerja nyata dari putra terbaik sebagai calon pemimpin Pasbar”

Sebab dengan rajin bersosialisasi, apakah via tokoh masyarakat atau terjun langsung ke tengah masyarakat, tanpa adanya bumbu atau publikasi dari media sosial, atau media jurnalis online konvensional maka bisa jadi hasil sosialisasi dengan masyarakatnya hanya akan dikenal atau diketahui sebatas dan terbatas.di lingkungan itu saja.

Media online di era internet kini, memiliki warna sendiri dalam mengenalkan ketokohan para bakal calon pemimpin Pasbar 2020 namun bukan berarti media online dapat menjamin kemenangan bagi para bakal calon.

“Perlu di renungkan, yang rajin bersosialisasi dan bermedia sosial ria,, bukan berarti akan menang, sebab masyarakat sebagai pemilih akan lebih selektif dalam menentukan siapa Pemimpin Pasbar ke depan.”

Media sosial ataupun media online hanya sarana mempertebal kepercayaan pemilih, yaitu mengenalkan dan mendekatkan siapa Bakal Calon Pemimpinnya di PEMILIHAN KEPALA DAERAH 09 DESEMBER 2020 mendatang. ****

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini