“Kesulitan dalam konteks kehidupan yang kita jalani termasuk di dalamnya adalah sesuatu yang membuat kita kecewa karena kegagalan dan penderitaan hidup yang menyakitkan akibat kondisi yang melingkupi baik dari luar dan dalam diri individu,”
Oleh : Furqon Bunyamin Husein
Jakarta | Lapan6Online : Bunyi ayat ke -5 dan 6, Surah Al-insyirah ini sesungguhnya menjadi motivasi kehidupan manusia secara umum terlebih bagi kaum muslim yang tetap setia menjadikan Al-Qur’an sebagai the way of life.
Bila dikaji secara mendalam, dua ayat ini menjadi metode paling handal untuk memberi asupan energi psikologis yang sangat fantastis sekaligus sebagai terapi bagaimana menerima dan menerjemahkan makna kesulitan menjadi sebuah kebaikan bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Ayat 4 yang diperkuat dengan ayat 5 ini sungguh bukan hal yang remeh temeh bila diserap dan dipahami secara mendalam.
Makna yang terkandung dalam Surah 4 dan diulang dengan bunyi yang sama dalam ayat berikutnya bila dijabarkan dapat menjadi sebuah motivasi yang tidak ternilai.
“Sungguh dalam kesulitan itu ada kebahagiaan.”
Kesulitan dalam konteks kehidupan yang kita jalani termasuk di dalamnya adalah sesuatu yang membuat kita kecewa karena kegagalan dan penderitaan hidup yang menyakitkan akibat kondisi yang melingkupi baik dari luar dan dalam diri individu.
Gagal mencapai sesuatu yang dicita citakan juga bagian dan makna kesulitan yang dimaksud oleh dua ayat tersebut.
Bagaimana kita memahami dan menyikapi dua ayat tersebut dan menerjemahkannya dalam kehidupan kita sehari hari?
Mungkin kisah seorang laki laki di Amerika ini bisa memberi pemahaman tentang kesulitan dan kegagalan yang termaktub dalam Surah Al-insyirah ini dan bagaimana seharusnya kita mensikapinya.
Seorang anak laki-laki, katakan saja Alexander memiliki Intellectual Quotient (IQ) tinggi dan pintar sehingga dirinya selalu memperoleh angka 100% di bidang sains.
Karena kecerdasan itu, dia diterima di IIT Madras dan memperoleh nilai tinggi.
Kemudian anak cerdas itu melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di University of California untuk memperoleh gelar MBA (Master Business of Administration).
Di dunia bisnis yang dilakoni, dia memperoleh gaji tinggi di AS dan tinggal di sana dengan rumah megah.
Dengan kecerdasannya itu, dia tentu memiliki pekerjaan di posisi yang strategis. Dia pun menikah dengan seorang gadis cantik pilihannya.
Penghasilan besar membuat dirinya mampu membeli rumah besar dengan 5 kamar dan mobil berkelas.
Dia mempunyai segala sesuatu yang membuatnya sukses tetapi sangat disayangkan beberapa tahun lalu dia menghabisi dirinya dengan jalan bunuh diri setelah lebih dulu menembak istri dan anak-anaknya.
Apa gerangan yang salah?
Klinik Psikologi Institut California mempelajari kasus ini dan menemukan apa yang salah.
Para peneliti menemui teman dan keluarga laki-laki tersebut dan menemukan bahwa dia kehilangan pekerjaan karena Krisis Ekonomi AS dan terpaksa menganggur untuk jangka waktu yang panjang.
Bahkan setelah dia mengurangi jumlah gaji sebelumnya, dia tetap tidak memperoleh pekerjaan.
Kemudian cicilan rumahnya macet. Dia dan keluarga pada akhirnya harus kehilangan rumah demi mempertahankan hidup mereka.
Dari penjualan rumah tersebut, mereka dapat bertahan beberapa bulan saja. Karena kondisi ekonomi yang terus merosot itu, dia dan istrinya memutuskan untuk bunuh diri.
Dia lebih dulu menembak istri dan anak-anaknya dan kemudian menembak dirinya.
Kisah dalam kasus ini menyimpulkan bahwa laki-laki itu dididik untuk sukses tetapi tidak dipersiapkan untuk gagal dan tidak pula diajarkan bagaimana menghadapi dan bersabar dalam kesulitan.
Sekarang, mari kita bahas pertanyaan sebenarnya. Apa yang menjadi kebiasaan orang yang sangat sukses?
Pertama-tama, saya ingin mengatakan bahwa jika anda telah mencapai sesuatu, ada kemungkinan anda juga akan kehilangan segalanya.
Tidak seorang pun tahu kapan krisis ekonomi yang mengakibatkan kesulitan itu terjadi di dunia ini?
Kebiasaan sukses yang sesungguhnya adalah mempelajari dan memperoleh pelatihan bagaimana menghadapi kegagalan dan kesulitan.
Dari kisah di atas, maka diharapkan terutama kepada para orang tua, guru dan masyarakat agar tidak hanya mendidik anak anda menjadi sukses, tetapi ajari dan berikan pemahaman kepada anak anak bagaimana menghadapi kegagalan dan kehidupan.
Patut diingat bahwa belajar sains dan matematika tingkat tinggi akan membantu anak anak kita lulus ujian yang sangat kompetitif tetapi pengetahuan tentang kehidupan akan sangat membantu mereka menghadapi setiap masalah.
Ajari mereka tentang nagaimana uang bekerja daripada hanya mengajari mereka bekerja untuk uang.
Bantu mereka menemukan “passionnya”, sebab semua titel tidak akan membantu mereka saat kesulitan dan kita tidak tahu kapan kesulitan terjadi di muka bumi ini.
Dalam hidup ini, sukses itu bukan guru yang baik sebaliknya kegagalan dan kesulitan itu banyak memberi pencerahan sehingga seorang individu menjadi kreatif dalam berpikir dan bertindak. ****