Seoul, Lapan6online.com : Kelompok keagamaan Gereja Shincheonji yang berpusat di Korea Selatan (Korsel) menyatakan bahwa lebih dari 4.000 anggota jemaatnya yang sembuh dari Covid-19 bersedia untuk mendonorkan plasma mereka demi ditemukannya metoda penanganan yang lebih baik.
Jumlah darah yang didonorkan akan setara dengan 1.170 triliun rupiah, mengacu pada nilai transaksi saat ini di Amerika Serikat, jika 4.000 pasien masing-masing mendonorkan 500ml.
“Sulit untuk mempercepat pengembangan obat COVID-19 hanya dengan 200 pasien sudah sembuh yang menyatakan keinginannya untuk mendonorkan darahnya. Donasi masif dari pasien-pasien yang telah sembuh dari Gereja Shincheonji akan menyelesaikan permasalahan kekurangan sampel darah untuk penelitian,” ungkap petugas dari Green Cross Pharma, sebuah perusahaan biofarmasi di Korea Selatan.
Di kuartal pertama tahun ini, penyebaran virus yang cepat juga menyerang anggota jemaat gereja Shincheonji di Daegu, Korea Selatan. Di mana ketika itu peringatan dini kondisi darurat muncul bersamaan dengan kontroversi atas masuknya pengunjung dari China secara masif ke Korea Selatan yang sudah terjadi sebelum terjangkitnya infeksi di antara anggota jemaat.
Dianjurkan Donorkan Darah
Lee Man Hee, pendiri Gereja Shincheonji, mengatakan bahwa jemaat dianjurkan untuk mendonorkan plasma secara sukarela.
“Sama seperti Yesus mengorbankan dirinya untuk memberikan kehidupan melalui darahnya, kami berharap darah yang didonorkan akan memberi dampak positif dalam mengatasi situasi saat ini,” ungkap Lee.
“Kami berdiskusi dengan otoritas kesehatan setempat dan berusaha mengajukan sebuah rencana yang mendetail mengenai donasi. Beberapa dari anggota jemaat yang sudah sembuh telah menjadi donor atas keinginan pribadi, sebagai wujud terima kasih atas pelayanan dari pemerintah dan petugas kesehatan. Mereka merealisasikan keinginannya untuk berkontribusi kepada masyarakat,” ungkap seorang petinggi gereja.
Beberapa pemerintahan daerah di Korea Selatan saat ini tengah mengajukan kasus hukum terhadap gereja Shincheonji atas tuduhan gereja tidak mau bekerja sama dengan pihak berwajib karena dianggap tidak mau menyerahkan daftar lengkap anggota dan fasilitas-fasilitas gereja.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Shincheonji sengaja menyerahkan daftar yang tidak lengkap atau palsu. Yang ada hanyalah perbedaan-perbedaan kecil di dalam daftar-daftar tersebut,” ungkap Kim Kang-lip, wakil Menteri Kesehatan.
Penelitian akademik terhadap Shincheonji dan COVID-19 menyatakan bahwa gereja tersebut “menyerahkan daftar dari anggota jemaat yang di Korea Selatan enam hari setelah diminta” dan “pada awalnya tidak ada kejelasan apakah daftar fasilitas dan properti yang sudah tutup harus disertakan” ketika pemerintah Korea Selatan meminta daftar properti gereja Shincheonji.
Koordinator media Shincheonji menyatakan bahwa gereja siap bekerja sama secara penuh terhadap investigasi yang dilakukan oleh pemerintah.
Korea Selatan melaporkan 12.535 kasus terkonfirmasi dan 281 kematian dari COVID-19. (*)
(*/RedLapan6online)