”Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
Oleh : Ambarwati
JAKARTA | Lapan6Online : Adanya sosok Erdogan apakah muncul begitu saja secara tiba-tiba? Tentu tidak bukan? Minimal ada keluarga Islami dan suatu lingkup dakwah yang membentuk sosok seperti ini.
Seperti halnya Muhammad Al-Fatih sang Penakluk Konstantinopel. Bukan hanya sejak kecil ia ditempa dengan kepribadian Islam (Syakhsiyah) yang sengaja dibentuk melalui pola pikir (Aqliyah) dan pola sikap (Nafsiyah) sesuai Islam dengan mendatangkan guru-guru terbaik, namun sebelum itu nenek moyangnya memang sudah mempunyai visi dalam pembuktian sabda Nabi SAW bahwa suatu hari akan ditaklukkan Konstantinopel dan Roma.
Dulu, Rasulullah SAW ditanya oleh salah seorang sahabat. “Ya Rasul, mana yang lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?” Nabi menjawab,”Kota Heraklius (Konstantinopel). (Hadits riwayat Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim).
Hadits di atas, diperkuat dengan hadits yang ini. ”Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad).
Visi itulah yang selalu menjadi motivasi para pendahulunya, termasuk Sultan Murad II (Ayahnya Muhammad Al-Fatih) yang menginginkan putranya kelak menjadi orang yang disebutkan dalam bisyarah tersebut.
Dan terbukti di tangan seorang Muhammad Al-Fatih, Konstatinopel dalam genggaman kaum Muslimin. Sejak ditaklukkan, Konstantinopel pun berada dalam kekuasaan Muhammad Muhammad Al-Fatih. Begitu pula, di tangan Muhammad Al-Fatih, bangunan megah yang menjadi pusat ibadah mereka yakni Hagia Sophia, diubah menjadi masjid.
Muhammad Al-Fatih mewakafkan Hagia Sophia untuk kaum Muslimin. Bahkan beliau memberikan peringatan siapa yang berani mengganggu Hagia Sophia akan mendapatkan azab. Telah kita ketahui bahwa sosok Mustofa kemal Attaturk meninggal dengan cara yang pedih bukan? Karena keberpihakannya kepada kafir penjajah, bukan kepada Islam. Sehingga ia terlalu berani ia mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
Namun, sekarang ini, setelah 86 tahun menjadi museum, Hagia Sophia kembali menjadi masjid oleh sosok Erdogan. Semua kaum Muslimin pun bersuka cita dan berharap peristiwa ini bisa menjadi sebuah titik terang akan kembalinya cahaya kebangkitan Islam.
Tentu saja, agar cahaya kebangkitan Islam bisa kembali, kita sebagai seorang Muslim, khususnya kepada generasi Muslim yang bisa melakukan perubahan dari kegelapan menuju cahaya Islam, jangan lelah untuk terus belajar, berbagi ilmu dan saling mengingatkan dalam kebaikan/berdakwah. Memang, bisa jadi hasilnya bukan kita yang menikmati di dunia ketika Islam kembali memimpin, tapi setidaknya hal itu bisa menjadi hujjah kita kelak di hadapan Allah dan rasul-Nya, bahwa kita termasuk ke dalam golongan yang berjuang di jalan-Nya.
Wahai para pemuda, tetaplah semangat dan berjuanglah dalam berdakwah, seperti Sultan Muhammad Al-Fatih dalam usia masih terbilang belia telah menaklukkan Konstantinopel. Sekarang, memang mungkin bukan anak kita, tapi cucu-cucunya anak-anak kita yang akan melanjutkan perjuangan pembebasan Roma. Allahu Akbar.****
*Penulis adalah Mahasiswi, Tinggal di Depok