Aksi Damai Protes Mahasiswa Tanimbar : Om jangan panik lalu biking rapat mendadak seng tau sapa tipu sapa?

0
140
Aksi damai Mahasiswa yang diikuti kurang lebih 300 orang dengan tema aksi "Aksi Damai Protes Solidaritas Keprihatinan Terhadap Tanimbar Zona Merah"/Foto2 : Anwar
“Aksi Damai solidaritas keprihatinan terhadap Tanimbar zona merah, yang dilakukan oleh peserta aksi, yang intinya kami melakukan aksi protes meminta Bupati dan untuk mengikuti protokoler kesehatan dengan melakukan karantina selam 14 hari,”

Tanimbar | Maluku | Lapan6Online : Aksi damai yang diikuti kurang lebih 300 orang dengan tema aksi “Aksi Damai Protes Solidaritas Keprihatinan Terhadap Tanimbar Zona Merah” oleh para mahasiswa/wi, pada Jumat (11/09/2020).

Dalam aksinya mereka melibatkan beberapa Dosen Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Kampus Lelemuku Saumlaki dengan cara Long march sambil berorasi penyampaian aspirasi, di Seputaran Jalan Kota Saumlaki, Kec. Tansel, Kab. Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku dengan jumlah massa kurang lebih 300 orang.

Sedangkan Rute long marchnya titik kumpul peserta aksi (Start) yakni mulai dari Depan Dukcapil Saumlaki sepanjang Jln. Soekarno – Jln. Antek aman Desa Olilit Barat menuju Gedung Natar Kaumpu – belok kanan kompleks tanjung batu – Jln. Yos Sudarso – belok kiri sepanjang Jln. Mathilda Batlayeri menuju lapangan Mandriak (Finish), sehingga aksi massa tersebut menjadi perhatian masyarakat.

Adapun aksi damai para mahasiswa tersebut sebagai penanggungjawab aksi adalah Ketua Yayasan Lelemuku (Policarpus Lalamafu, S.Sos), Sekertaris Yayasan Lelemuku (Olivier Srue, S.Th. M. Pd), Ketua Stiesa (Balthasar Malindar, SE. M.Si), Ketua Stias (Samuel Urath, S.Si. M.Pd), dan Ketua Stkips (Olivir Srue, S.Th. M.Th).

Sedangkan sebagai Koordinator Lapangan (Korlap,red) Chartes Asbit Rangotwat dan Mekitekson Melayaman.

Barisan orator sendiri telah mereka persiapan diantaranya Petrus Balak, Eduardus Koisin, Yosep Batkunde dan Dolfries Neununi.

Sebagai alat pendukung yang digunakan, mereka membawa 4 buah Soud sistem yang dilengkapi mix pengeras suara, dan 35 buah Pamplet yang bertuliskan kritikan kepada Pemerintah Daerah.

Dalam famlet berbagai himbauan kepada Masyarakat yang sangat kreatif dan inspiratif diantaranya :
1. Tolong kasih turun katong deng derek kapal bisa kah om.
2. Om jangan panik lalu biking rapat mendadak seng tau sapa tipu sapa.
3. Kaka su isi gol 40 dilapangan futsal ka.
4. Patuhi protokoler kesehatan Save KKT.
5. Zona merah kaka jangan panik toh.
6. Apa kabar dana Covid-19 di KKT.
7. ± 25 Unit Kendaraan roda dua.
8. 3 Unit kendaraan roda empat.

Chartes Asbit Rangotwat kepada awak media mengatakan bahwa,”Adapun isi aspirasi dari beberapa bentuk aksi Damai solidaritas keprihatinan terhadap Tanimbar zona merah, yang dilakukan oleh peserta aksi, yang intinya kami melakukan aksi protes meminta Bupati dan untuk mengikuti protokoler kesehatan dengan melakukan karantina selam 14 hari. Dan juga meminta Gugus tugas untuk melakukan fungsiny dengan baik dan benar, serta penggunaan anggaran Covid-19 sesuai dengan kebutuhan secara transparan, “ tegasnya.

Tidak hanya itu saja, mereka pun melakukan himbauan kepada Masyarakat Tanimbar agar menjaga kesehatan, menggunakan masker, selalu mencuci tangan, menghindari kontak langsung, dan jangan panik.

Dalam kesempatan yang sama disampaikan oleh para orator terkait Kesehatan bahwa,” Kami meminta kepada Gustu untuk menyediakan karantina yang baik. Kami meminta kepada Gustu KKT untuk meningkatkan pengawasan/surveilens kasus melewati karantina selama 14 hari. Dan kami meminta kepada Gustu KKT untuk mempercepat fasilitas penanganan Covid-19 yang meliputi : Percepatan pembangunan rumah sakit PP. Magretty di ukurlaran. Percepatan pengadaan alat kesehatan penanganan Covid-19. Dan percepatan pengadaan APD dan obat-obatan,” teriak orator.

Sementara itu, Mekitekson Melayaman menambahkan,”Kami meminta kepada Gustu membuat kebijakan terkait PSBB sesuai dengan protokol kesehatan diantaranya : Penggunaan masker, proses peribadatan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, pembatasan kegiatan pengumpulan massa, pembatasan di pintu masuk Bandara dan pelabuhan, menerapkan jam malam, pembatasan pengunaan masker dan jaga jarak, pembatasan kunjungan ketempat makan/restoran dan perbelanjaan, membatasi penumpang umum, mengoptimalkan pengawasan terhadap perilaku hidup bersih, menyediakan lokasi dan anggaran karantina yang memadai, dan pemberlakuan New normal live harus mengikuti pentahapan,” tegasnya.

Para orator pun saling bergantian dalam menyampaikan orasi, hingga menjadi perhatian masyarakat. Karena aksi damai tersebut menyampaikan berbagai macam hal menyangkut penghidupan dan kehidupan dimasa pandemic ini, terlebih sudah dibandrol zona merah, atas inisiasi dan kepedulian anak bangsa inilah mereka menyampaikan aspirasi secara terbuka dipublik, berharap pemerintah daerah serius dalam menerapkan situasi zona merah dengan berbagai macam resiko dan konsekwensi.

Orator aksi menyampaikan terkait perekonomian di Kab. Kepulauan Tanimbar. Ekonomi bahwa,”Membangun dan meningkatan produksi pangan local, pemerintah memastikan mata rantai pangan harus berjalan, kemudian dalam menyediakan bansos menggunakan kesedian barang distribusi local dan melakukan operasi pasar,” teriak orator yang disambut riuh.

Kemudian terkait jaring pengaman social, mereka meminta pemerintah daerah KKT memastikan data penerima bersumber dari APBN dan APBD Provinsi, pemerintah daerah KKT melibatkan seluruh potensi sosial dan perbangkan, dan pemerintah daerah KKT bekerja sama dengan pengelola daya Digital.

Diakhir orasinya, para mahasiswa pun dalam rangka program New Normal Life mereka meminta kepada pemerintah agar menyiapkan panduan aktifitas pemerintah, sosialisasi pelaksanaan New normal life, pemberlakuan New normal life harus menggikuti pentahapan, pengaktifan kegiatan ekonomi, mewajibkan seluruh pelaku usaha sesuai protokoler kesehatan, dan mengatur aktifitas ekonomi di pasar. Anwar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini