“Saya juga heran ketika ada ramai-ramai apalagi ramainya dipas-paskan dengan kedatangan presiden. Padahal, ini sudah cukup lama diberikan dan semuanya sudah sesuai mekanisme,”
Lapan6Online | Jakarta : Heboh dana hibah Rp 9 milyar yang konon disalurkan ke Yudhoyono Foundation untuk pembangunan Museum SBY – Ani yang berlokasi di atas lahan seluas 1,5 hektare di Jalan Lintas Selatan, Kelurahan Ploso, Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Luas total bangunan museum sekitar 7.500 meter persegi.
Lebih heboh lagi, justru berita ini mencuat pasca Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Tukul pada Minggu (14/02/2021), di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari. Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Sesuai berjalannya waktu, belum lama ini juga Ketua Umum Partai Demokrat sedang digoyang isu kudeta. Kabar anginnya mengarah ke lingkungan Istana Presiden.
Curiga itu boleh tapi menuduh itu jangan. Namun arus kabar medsos dan pemberitaan resmi tak terbendung menohok Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko. Sang jenderal pun menepis mau kudeta. Hanya mengakui ada pertemuan bersama kader dan mantan pengurus partai berlambang Merchy tersebut. Itu wajar sebagai tuan rumah menerima tamu dengan berkeluh kesah. Apapun itu bentuk dan permasalahannya.
Setelah mengumpulkan berbagai informasi, ada yang kekeh bahwa mengarah pada sosok Moeldoko, maka AHY bersurat kepada Presiden Jokowi. Lagi-lagi tentunya AHY sedikit kecewa karena suratnya tak berbalas dari presiden.
Alasannya logis kenapa Jokowi tak mau membalas surat AHY, karena masalah itu persoalan internal partai. Dan opini publik pun akhirnya tergiring pada kunjungan Presiden Jokowi ke Pacitan untuk meresmikan Bendungan Tukul.
Publik sering mengaitkan dengan bahasa tubuh Jokowi yang acapkali membalas “serangan” lawan politiknya tanpa kata-kata. Apa jadinya apabila setelah meresmikan bendungan Jokowi mengunjungi Museum SBY – Ani di Pacitan. Padahal sudah sepantasnya dan wajar bila presiden beranjangsana ke museum sekadar untuk menghargai dan menghormati pada seniornya dalam pemerintahan yang dipimpinnya.
Heboh Belakangan
Seperti halnya yang disampaikan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Renville Antonio, yang merasa heran kenapa dana hibah Rp 9 miliar oleh Pemprov Jatim untuk pembangunan Museum SBY-Ani baru heboh sekarang berbarengan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke Pacitan.
“Saya juga heran ketika ada ramai-ramai apalagi ramainya dipas-paskan dengan kedatangan presiden. Padahal, ini sudah cukup lama diberikan dan semuanya sudah sesuai mekanisme,” kata Renville di Surabaya, Selasa (16/02/2021).
Renville yang mantan Plt Ketua Demokrat Jatim itu menjelaskan, pembangunan Museum SBY-Ani itu semacam tetenger untuk Presiden RI ke enam. Kebetulan, Presiden ke enam adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketum Demokrat saat itu. Sedang ide pembangunan itu sudah muncul sejak Gubernur Jatim dijabat Soekarwo atau Pakde Karwo, pada waktu itu Ketua Demokrat Jatim.
Museum tersebut dikelola oleh sebuah yayasan. Namun, lanjut Renville, sejak rencana, peletakan batu pertama pada Februari 2020 lalu hingga pembangunan berjalan sekarang, SBY maupun yayasan tidak pernah mengajukan permohonan bantuan dana kepada pemerintah. Namun, pemerintah tetap memberikan hibah.
“Karena itu kami mengucapkan terima kasih ke pemerintah,” ujarnya. Soal hibah itu sebetulnya sudah disampaikan oleh pemerintah saat peletakan batu pertama.
“Ini murni bantuan dan sepanjang pengetahuan saya, itu dibolehkan. Karena ini membantu yayasan, apalagi ini presiden. Ini sama dengan zamannya Gus Dur waktu di Jombang, sehingga ada juga, kan (bantuan dari pemerintah),” kata Renville.
Apalagi, lanjut dia, lebih dari sekadar museum biasa, Museum SBY-Ani disebut-sebut bakal menjadi salah satu destinasi wisata sehingga secara tidak langsung juga membantu Pacitan.
“Jadi, museum ini cukup baik yang nanti bisa menjadi salah satu destinasi wisata pendidikan maupun lainnya, bahwa sebetulnya seperti apa kepemimpinan Pak SBY,” kata Renville.
Renville memastikan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah meminta dana tersebut.
Meski untuk pembangunan museum kepresidenan, SBY tak pernah secara resmi meminta dana kepada pemerintah. “Kami tidak pernah mengirim surat, atau mengirim proposal untuk pembangunan museum,” jelasnya.
Sudah Dicairkan
Dalam kesempatan lain, Sekretaris Provinsi Jatim Heru Tjahjono menjelaskan bahwa hibah Rp 9 miliar itu merupakan hibah bantuan keuangan (BK) yang dikucurkan Pemprov Jatim berdasarkan permohonan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan pada tahun 2019 lalu. Dana sebesar itu bukan hanya untuk Museum SBY-Ani, tapi juga dipergunakan untuk keperluan lainnya.
Dana hibah tersebut, kata Heru, sampai sekarang belum disalurkan karena menunggu kelengkapan persyaratan lainnya. Dana hibah Rp 9 miliar itu masih utuh ada di APBD Pemkab Pacitan dan belum dikucur ke SBY Foundation.
“Kalau uang itu mau disalurkan ke museum (SBY), ya, harus ada kelengkapan lain,” katanya kepada wartawan.
Khofifah Angkat Bicara
Heboh dana hibah yang dikucurkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov. Jatim) untuk Yayasan SBY Foundation yang diperuntukkan pembangunan Museum dan Galeri SBY – Ani menggugah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Khofifah akhirnya angkat bicara sebelum opini ini menjadi liar.
Terkait dana hibah Rp 9 miliar yang konon dari APBD Pemprov Jatim, Khofifah membantah dana hibah tersebut berasal dari APBD Pemprov Jatim.
“Tidak (dari APBD). Sebagian ada hibah, tanya Pak Sekdaprov (Heru Tjahjono), rek,” katanya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (16/02/2021).
Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono pun menjelaskan bahwa dana tersebu merupakan hibah bantuan keuangan (BK) yang dikucurkan berdasarkan permohonan Pemkab Pacitan ke Pemprov Jatim pada 2019 lalu.
“Uangnya masih utuh ada di Pemkab Pacitan,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa dana hibah sebesar Rp 9 miliar itu tidak hanya untuk Museum dan Galeri SBY-Ani saja, tapi untuk hal lain. Dana tersebut juga masih ada di APBD Pacitan, belum disalurkan. Karena untuk disalurkan dana tersebut harus lengkap persyaratannya yang harus dipenuhi.
“Kalau uang itu mau dihibahkan ke Museum (SBY) harus ada kelengkapan lain,” tambahnya.
Dalam kesempatan berbeda, Bupati Pacitan Indartato juga angkat bicara terkait kabarnya adanya dana Rp 9 miliar dalam APBD Kabupaten Pacitan yang diberikan kepada Yudhoyono Foundation akhirnya terungkap.
Menurutnya, anggaran tersebut merupakan dana bantuan pembangunan Museum dan Galeri SBY-Ani yang akan dibangun di Pacitan. Pemkab Pacitan pernah mengusulkan dana bantuan itu kepada Pemprov Jawa Timur.
“Ceritanya dulu pemerintah daerah (Pacitan) mengusulkan kepada gubernur (Pemprov) untuk memohon dukungan,” kata Indartato.
Pemprov Jawa Timur, lanjut Indartato, ternyata mendukung usul dari Pemkab Pacitan tersebut. Oleh karena itu pemprov memberi bantuan. Namanya Bantuan Keuangan Khusus kepada pemerintah daerah untuk pembangunan Museum SBY-Ami.
Dana banyuan keuangan khusus tersebut oleh Pemprov Jawa Timur telah dicairkan pada 9 Desember 2020. Setelah dana itu cair, Pemkab Pacitan memasukkan dana tersebut ke dalam ABPD 2021. Alasan Pemprov Jatim mendukung pembangunan museum dengan memberikan bantuan dana karena Pemprov Jatim berharap, museum yang berada di Pacitan itu bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pariwisata.
“Kalau semakin banyak yang wisata ke Pacitan kan, devisanya akan bertambah,” ujar Indartato.
Belum Diserahkan
Meskikipun dana telah dicairkan Pemprov Jatim, dana senilai Rp 9 miliar itu belum diserahkan ke Yudhoyono Foundation. Sebab, masih ada urusan administrasi yang perlu diselesaikan sebelum dana itu dikirim.
“Alhamdulillah uangnya keluar. Keluarnya sesuai dengan peraturan Pemprov Jatim. Dan sampai hari ini uangnya belum diserahkan,” terang Indartato.
Renville memastikan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah meminta dana tersebut.
“Pak SBY tidak pernah meminta dana tersebut, kami justru berterima kasih kepada Pemprov Jatim dan Pemkab Pacitan,” kata Renville di Surabaya, Selasa (16/02/2021).
Meski untuk pembangunan museum kepresidenan, SBY tak pernah secara resmi meminta dana kepada pemerintah. “Kami tidak pernah mengirim surat, atau mengirim proposal untuk pembangunan museum,” jelasnya.
Menurutnya, bantuan itu merupakan inisiatif dari Gubernur Jawa Timur periode sebelumnya, Soekarwo. Pemprov Jawa Timur berharap pembangunan musuem bisa menunjang pariwisata di Pacitan.
“Bantuan ini inisiatif Gubernur Jatim sebelumnya yakni Soekarwo, dan saya rasa sudah sesuai mekanisme,” kata mantan anggota DPRD Jatim ini. *Kop/Lpn6/Mas Te.