OKINAWA | Lapan6Online : Dua pesawat jet tempur siluman F-35B Lightning II yang canggih milik Amerika Serikat (AS) rusak setelah disambar petir di langit Makurazaki di prefektur Kagoshima, Jepang.
Kedua pesawat, yang ditugaskan di Marine Corps Air Station (MCAS) Iwakuni, mendarat dengan selamat setelah serangan petir dan tidak ada pilot yang terluka.
Insiden itu terjadi selama penerbangan rutin pada 13 Juli. Demikian disampaikan juru bicara Sayap Pesawat Marinir 1 Mayor Ken Kunze dalam email kepada Stars and Stripes.
Sepasang F-35B, yang mampu lepas landas pendek dan pendaratan vertikal, sedang dalam perjalanan ke Okinawa ketika mereka diserang petir.
Kunze mengatakan insiden itu dianggap sebagai kecelakaan Kelas A karena biaya perbaikan gabungan yang diproyeksikan diperkirakan melebihi USD2,5 juta (lebih dari Rp36 miliar).
Sekadar diketahui, kecelakaan Kelas A melibatkan biaya perbaikan melebihi USD2 juta atau kematian atau cacat permanen anggota layanan.
“Kami saat ini sedang melakukan penyelidikan atas kecelakaan itu dan akan memasukkan pelajaran yang didapat ke dalam operasi penerbangan di masa depan,” kata Kunze.
“Pengoperasian pesawat kami yang aman dan kesiapan skuadron kami sangat penting bagi kami untuk terus mendukung sekutu, mitra, dan pasukan gabungan kami di kawasan ini,” lanjut dia seperti dikutip Military.com, kemarin.
Kunze mengatakan bahwa setiap pesawat AS diperiksa dengan cermat untuk keselamatan sebelum operasi penerbangan apa pun.
Menurut Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika, sambaran petir terhadap pesawat cukup umum dan dapat sangat merusak sistem kritis dan penting. Namun menurut perusahaan teknologi NTS di California, serangan seperti itu jarang mengakibatkan efek bencana.
Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) menyatakan dalam sebuah laporan April bahwa F-35 adalah sistem senjata paling mahal dalam sejarah Departemen Pertahanan Amerika. Perkiraan biaya selama masa program melebihi USD1,7 triliun.
Para kritikus menyebut program itu tidak berkelanjutan dan Angkatan Udara, yang menggunakan varian F-35A konvensional, sedang mencari alternatif.
Pendaratan Pencegahan
Dalam insiden yang tidak terkait pada hari Selasa, sebuah helikopter militer AS mendarat di sebuah lapangan karena keadaan darurat dalam penerbangan.
Kunze mengatakan tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan setelah AH-1Z Viper yang ditugaskan untuk Sayap Pesawat Marinir 1 di MCAS Futenma mendarat pada pukul 08.44 hari Selasa di Kushima, prefektur Miyazaki, di pulau Kyushu, Jepang selatan.
Pilot menurunkan helikopter tempur setelah mengidentifikasi kemungkinan masalah mekanis. Sayap Pesawat Marinir 1 mengirim tim untuk memeriksanya dan menentukan metode pemulihan terbaik.
“Sistem pesawat bekerja seperti yang dirancang dan memberi tahu pilot tentang masalah ini,” tulis Kunze. “Awak pesawat melakukan seperti yang terlatih dan memilih opsi teraman, mendaratkan pesawat sesuai dengan prosedur standar karena sangat berhati-hati.”
Viper adalah salah satu dari pasangan yang baru saja meninggalkan Pangkalan Udara Nyutabaru Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang untuk MCAS Futenma ketika masalah itu muncul. Pihak Biro Pertahanan Kyushu mengatakan kepada Stars and Stripes bahwa helikopter telah berada di pangkalan udara sejak Minggu karena cuaca buruk.
Kunze mengatakan pendaratan itu untuk pencegahan. “Kami tetap berkomitmen untuk memastikan keselamatan awak pesawat kami, komunitas, dan kelaikan udara semua pesawat kami,” tulisnya.
Kementerian Pertahanan Jepang pada Selasa meminta militer AS untuk segera menentukan penyebab insiden itu dan mengambil tindakan pencegahan. [Militery.com/Sindonews.com]