OPINI | POLITIK
“Karena mereka salah dalam memahami akar masalah. Seolah-olah semua masalah itu akibat fundamentalisme agama, ekstrem, radikal, atau pemahaman agama yang terlalu dalam,”
Oleh : Uci Riswahyu,S.Akun
PAHAM moderasi beragama yang semakin gencar digaungkan oleh Menteri Agama dibawah pimpinan Yaqut, tampaknya semakin menjadi perbincangan hangat ditengah-tengah masyarakat. Hal ini mendorong para intelektual mudah bahkan kaum perempuan, ikut serta dalam membahas moderasi beragama dengan menyelenggarakan forum-forum tertentu.
Forum perempuan berbicara perubahan sukses menyelenggarakan acara digital Risalah Akhir Tahun (RATU) 2021 bertema “Moderasi Bukan Solusi, Islam Kaffah Solusi Hakiki” melalui zoom dan turut disiarkan melalui salah satu kanal youtube, pada Ahad (26/11/2021).
Acara yang ditonton oleh lebih dari 17.000 peserta tersebut menghadirkan tiga orang pembicara yaitu Ustadzah Dedeh Wahidah, Ustadzah Iffah Ainur Rochmah dan Ustadzah Ratu Erma.
Dalam forum tersebut Ustadzah Dedeh Wahidah menyampaikan bahwa kenapa masih ada yang menganggap moderasi adalah solusi? Karena mereka salah dalam memahami akar masalah. Seolah-olah semua masalah itu akibat fundamentalisme agama, ekstrem, radikal, atau pemahaman agama yang terlalu dalam.
Sehingga mereka beranggapan menyelesaikan masalah ini dengan mengubah pemahaman agamanya. Padahal ini adalah tuduhan belaka. Berbagai masalah yang multidimensi saat ini bukan karena agama. Sebab nyatanya, agama saat ini tidak diterapkan, yang diterapkan dan yang berkuasa justru kapitalisme. Beliau juga mengatakan bahwa moderasi merupakan pruduk barat yang bisa diibaratkan sepertii serigala berbulu domba, dimana moderasi seolah sejalan dengan Islam namun nyatanya merupakan pemikiran kapitalis liberal yang dapat membahayakan aqidah kaum muslim.
Ustadzah Iffah Ainur Rochmah mengatakan bahwa istilah moderasi beragama adalah produk perang peradaban. Dalam buku Samuel Huntington dikatakan, perang peradaban adalah benturan peradaban Islam dan peradaban mereka (Barat). Sedangkan seorang orientalis lain mengatakannya sebagai benturan peradaban Barat dengan peradaban Barbar.
Betapa bencinya mereka kepada Islam hingga mengatakan Islam peradaban Barbarian. Dunia saat ini sedang bobrok sehingga membutuhkan perubahan. Barat pun menyadari itu, bahkan ada pergolakan di tengah mereka. Namun mereka tak ingin kebobrokan dampak sistem buatan mereka ini diketahui, karena akan berakibat kehilangan penguasaan sumber kekayaan alam yang ada di negeri-negeri Muslim. Maka, Barat berupaya menunda kematian Kapitalisme dan sekaligus menyesatkan kaum Muslimin. Jadi, moderasi beragama ini adalah solusi bagi mereka untuk menghancurkan kaum Muslim dan untuk mempertahankan kapitalisme global.
Selanjutnya Ustadzah Ratu Erma Rahmayanti menjelaskan bahwa ketika umat sedang dijerat dengan moderasi beragama. Maka, kita harus mengaruskan Islam kaffah. Mengapa? Karena Barat memahami betul jika peradaban Barat yang rusak ini akan hancur jika umat Islam memahami dan menjalankan Islam secara kaffah. Barat berusaha untuk memuluskan narasi moderasi beragama dengan halus, bahkan merekrut ulama, intelektual, jurnalis, pemuda, termasuk penguasa di negeri kita. Mengapa? Supaya ide moderasi beragama seolah-olah berasal dari Islam.
Maka kita harus melakukan pengarusutamaan Islam kaffah untuk menolak moderasi beragama. Dan berusaha membangkitkan umat dengan menguatkan keimanannya, karena iman adalah kunci kemenangan.
Dari apa yang telah disampaikan oleh para pembicara maka jelaslah bahwa moderasi bukanlah solusi bagi kaum muslim, melainkan merupakan ancaman yang dapat melemahkan bahkan menghancurkan kaum muslim karena telah menjauhkan mereka dari Islam yang sebenarnya. Wallahu’alam. (*)
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah