NEWS | PERISTIWA | NUSANTARA
“Kami juga minta Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertanggung jawab atas insiden kekerasan aparat terhadap warga Wadas pada Selasa lalu,”
Lapan6OnlineJaTeng | Semarang : Ratusan mahasiswa dari PMII UIN Walisongo dan jaringan masyarakat sipil menggelar aksi solidaritas untuk mendukung perjuangan warga wadas menolak perampasan ruang hidup dengan dalih proyek strategis nasional serta mengecam aksi represif aparat di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.Massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo Semarang ini berlangsung di Jalan Raya Pantura Ngaliyan, Semarang – Kendal, Jrakah, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (10/2/2022).
Dalam aksinya tersebut, massa aksi menyindir sikap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atas situasi dan kondisi di Wadas. Mereka pun menyindir slogan Ganjar terkait situasi di Wadas.
Mereka mengubah slogan Ganjar yang berbunyi, ‘Tuanku ya rakyat, Gubernur cuma mandat’, jadi “Tuanku ya Investor, Gubernur cuma petugas partai”.“Kami mahasiswa mengecam sikap represif aparat Polda Jawa Tengah yang melakukan kekerasan terhadap warga. Kami juga minta Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertanggung jawab atas insiden kekerasan aparat terhadap warga Wadas pada Selasa lalu,” ujar Koordinator Aksi Khoirul Fajri dalam orasinya.
Massa mahasiswa juga mengecam kebijakan Pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang terkesan merampas hak rakyat atas tanahnya.
Massa terus melakukan aksinya dengan membakar ban bekas di tengah jalan sehingga petugas Kepolisian terpaksa menutup ruas jalan jalur Semarang ke Kendal.
Pengerahan personel kepolisian dalam jumlah kepolisian ke Desa Wadas, Purworejo pada Selasa lalu (8/2) menuai kritik dari banyak pihak. Polisi serta pejabat terkait diminta segera menarik pasukan dari sana.Polda Jawa Tengah mengklaim 250 personel dikerahkan guna mendampingi tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan pengukuran lahan proyek pembangunan Bendungan Bener.
Sementara itu, warga menolak pembuatan tambang andesit yang menjadi penunjang pembangunan Bendungan Bener. Pasalnya, mereka menganggap tambang hanya akan menimbulkan kerusakan lingkungan di Desa Wadas. (*BBS/Red)
*Sumber : cnnindonesia.com