MEGAPOLITAN | EKONOMI
“Sekarang ini para pekerja, bekerja secara bergiliran ada yang masuk ada yang libur kerja..Jadi boro-boro untuk kebutuhan lainnya, untuk memproduksi Tahu dan untuk bayar pekerja sangat berat,”
Lapan6OnlineJaBar | Karawang : Gegara harga kacang kedelai di pasaran melambung tinggi, para perajin Tahu Bandung HR menjerit. Pasalnya, omzet penjualan menjadi turun dratis hingga mencapai 50 persen. Daya beli masyarakat benar-benar merosot di titik terendah.
“Untuk produksi saja bingung, apalagi untuk bayar tenaga pekerja,” keluh Nina Nuraeni, perajin tahu asal Kelurahan Karang Pawitan, Kecamatan Karawang Barat, Provinsi Jawa Barat, pada Kamis (17/02/2022).
Menurut Nina, sebelum pandemi Covid-19 harga kacang kedelai di angka Rp6000 an, tapi kian hari harga terus merangkak naik hingga melejit dan sekarang mencapai Rp.12.000 per kilonya.
Diakui Nina, semenjak wabah Covid-19 penghasilannya merosot tajam. Banyak pelanggan yang biasa membeli Tahu, tetapi sekarang belinya sedikit-sedikit dan bahkan sekarang malah mulai berhenti membeli. Bukan saja pedagang di pasar tetapi catering maupun pedagang lainnya ikut berhenti belanja.
Disebutkan, harga kacang kedelai Rp.12 ribu per kilo itu memiliki kualitas yang baik tapi ada juga harga kacang dengan harga Rp.11.400 per kilo dengan merk biasa.
Untuk merk 7 roda, kata Nina, harganya lebih mahal karena kualitasnya cukup baik. Tentunya dia memakai kacang kedelai merek 7 roda yang harganya mahal untuk menjaga kwualitas hasil produksi Tahu, ketimbang merek bola itu yang biasa.
Nina mengatakan, sebelum Covid-19 untuk produksi Tahu menggunakan kedelai sebanyak 7 kwintal, yang dulu omzetnya per bulan mendapatkan Rp.5 jutaan, tetapi sekarang pendapatan sangat turun dratis hampir sekitar 50 persen. Itu pun masih pendapatan kotor karena sudah di potong biaya pekerja dan biaya produksi.
Dulu, lanjut Nina, dia memakai kacang kedelai 2,5 ton untuk seminggu dengan harga Rp. 20 jutaan dan sekarang harga mencapai Rp.28 jutaan. Sedangkan kita harus memproduksi. Akan tetapi uang kurang dari Rp.28 juta, terpaksa kita tetap membeli walau kurang 2,5 ton untuk tetap produksi.
“Sekarang ini para pekerja, bekerja secara bergiliran ada yang masuk ada yang libur kerja..Jadi boro-boro untuk kebutuhan lainnya, untuk memproduksi Tahu dan untuk bayar pekerja sangat berat,” ujarnya.
Kata Nina, rencananya kita selama 3 hari para perajin Tahu dan Tempe akan libur pada tanggal 21-23 Febuari 2022. Karena dirasa berat dengan kenaikan kacang kedelai tersebut. Ia berharap semoga pemerintah bisa menstabilkan harga kacang kedelai. Hhal ini bisa berdampak buruk bagi para perajin kecil. (*Erwin Sudarto/Mas Te/Kop/Lpn6)