“Jasmerah” Makam Keramat Tubagus Angke Kurang Diperhatikan, Nyaris Terlupakan…

0
309
Makam Keramat Tubagus Angke saat ini/Foto2 : Maya

MEGAPOLITAN | PERISTIWA

“Makam Keramat Tubagus Angke yang sudah ada sejak abad 15 ini seperti kurang diperhatikan. Padahal dalam makam itu adalah para pejuang yang melawan penjajah dengan segenap jiwa raganya,”

Lapan6Online | Jakarta : Jasmerah, singkatan dari ‘Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah’ adalah semboyan terkenal yang diucapkan oleh Ir. Soekarno Presiden RI (Republik Indonesia) yang pertama, dalam pidatonya di Hari Ulang Tahun RI pada tanggal 17 Agustus 1966.

Mengingat semboyan itu, bisa dikatakan betapa pentingnya Sejarah bagi bung Karno sang proklamator Kemerdekaan Indonesia. Karena Sejarah, selain sebagai mengenang atau mengingangat Jasa Pahlawan, ada pelajaran yang bisa diambil didalamnya.

Salah satunya sejarah yang tak boleh dilupakan adalah berdirinya Makam Keramat Tubagus Angke yang berdiri dari tahun 1577 Masehi sejak zaman Portugis dan Belanda, saat ini sudah berusia sekitar 445 tahun yang berada di Jalan Pangeran Tubagus Angke Gg. Masjid 1 RT.005 RW. 05 Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Namun sangat disayangkan, Makam Keramat Tubagus Angke yang sudah ada sejak abad 15 ini seperti kurang diperhatikan. Padahal dalam makam itu adalah para pejuang yang melawan penjajah dengan segenap jiwa raganya.

Dalam kesempatan itu, Redaksi menemui Habieb Muhammad Irfan, ahli waris ke 12 dan juga sebagai juru kunci makam keramat Tubagus Angke ini saat ini, ia mengatakan bahwa terdapat 15 makam, dimana mereka adalah para Suhada yang berjasa dalam menyebarkan agama islam serta membantu perjuangan Pangeran Tubagus Angke dalam melawan penjajah.

“Alhamdulillah, makam ini kami jaga dengan baik walaupun hanya mengandalkan kotak infak yang kami sediakan” ungkap Habieb Irfan kepada awak media, pada Sabtu (19/02/2022)

Dalam pantauan, lokasi sekitar Makam Keramat Tubagus Angke sepertinya kurang diperhatikan. Terlihat dari kurangnya minat pengunjung, serta tak adanya ruang terbuka yang cukup untuk kendaraan, seperti roda 4. Karena area makam keramat tersebut berada di dalam gang. Padahal posisinya tidak jauh dari jalan raya.

Kurangnya perhatian dari pemerintah maupun dinas terkait nyaris membuat taman makam Tubagus Angke terkesan terlupakan. Habib Muhammad Irfan berharap pihak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) memperhatikan Makam Keramat tersebut.

Untuk diketahui, dikutip dari wikipedia bahwa di Makam Keramat Tubagus Angke dimakamkan orang-orang keturunan Arab, Bali, Banten, Pontianak, dan Tartar. Ada dua kelompok makam, yakni di belakang masjid, dan di depan, di seberang gang. Selain makam Ny. Chen, di halaman belakang masjid ada pula makam Syaikh Liong Tan, arsitek Masjid Angke; makam Syarifah Maryam; serta makam Syekh Jaffar yang konon adalah anak Pangeran Tubagus Angke.

Sementara itu di seberang jalan di depan masjid terletak makam Pangeran Syarif Hamid Alkadrie, keturunan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pendiri Kesultanan Pontianak. Di belakangnya terdapat makam Ibu Ratu Pembayun Fatimah, anak dari Sultan Maulana Hasanuddin -penguasa Kesultanan Banten.

Dalam area makam Pangeran Syarief Hamid Alkadrie terdapat 15 makam, yang mana mereka adalah para pejuang dan suhada yg berjasa dalam menyebarkan agama islam serta membantu perjuangan Pangeran Tubagus Angke dalam melawan penjajah.

Didalam area makam tersebut juga terdapat makam pengurus masjid jami angke yg pertama Kumpi Nadjihun (wafat 1763) putra dari Syeh Achmad (pangeran Pak Pak) cucu dari pangeran Tubagus Angke. (*Maya/Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini