Ditengah Kemajuan Teknologi, Muhaimin Iskandar Sebut Indonesia Miliki Potensi Jadi Negara Kuat dengan

0
35

Jakarta, lapan6online.com – Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyebut, Indonesia memiliki modal untuk menjadi negara kuat dan maju di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan informasi. Syaratnya, kata dia, para generasi muda bangsa bisa memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut secara kreatif dan inovatif.

Cak Imin menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam Webinar Literasi Digital yang digelar Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo RI bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Mengembangkan Ekonomi Digital, Mewujudkan Transformasi Ekonomi Indonesia”, Jumat (5/8/2022).

“Kita punya penduduk yang banyak dan sumber daya alam yang kaya. Maka kita harus menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar kita menjadi negara yang merdeka dalam arti sesungguhnya, dalam semua hal,” kata Cak Imin.

Ia menilai, pemerintah harus menyiapkan segala kebutuhan infrastruktur untuk mendukung kreativitas dan inovasi para generasi muda bangsa. Bahkan, menurutnya, negara juga harus berani berinvestasi besar untuk mendukung para generasi muda tersebut.

“Negara jangan ragu-ragu untuk inves sebanyak-banyaknya dalam menyiapkan infrastruktur teknologi ini,” ujarnya.

Ketua Umum PKB itu mengatakan, apa yang kita hadapi hari ini tidak lah mudah, karena Indonesia menjadi lahan subur bagi seluruh pemain di dunia, baik itu pemain teknologi, ideologi dan lain-lain. Hal Itulah, menurutnya, yang menjadi penyebab banyak muncul ideologi-ideologi dari asing.

“Maka dari itu kita harus kuat dalam menghadapi serangan ideologi-ideologi ini. Kita juga tidak boleh hanya menjadi pasar. Kita harus bisa menjadi negara produksi, bukan konsumsi. Kita harus menjadi agen-agen nasional agar ideologi-ideologi asing tidak bisa tumbuh di negara kita,” tegasnya.

Para generasi muda, lanjut Cak Imin, harus bisa mengeksplorasi nasionalisme ini dengan baik, terutama di media sosial. Tidak bisa kita hanya mengandalkan negara.

“Mau tidak mau kita harus benar-benar menjadi kekuatan pemersatu bangsa. Kita jadikan media sosial menjadi dunia nyata untuk memperkuat semangat gotong royong, saling toleransi dan lain-lain. Kritik tidak masalah asalkan dilakukan dengan baik,” katanya.

“Kita punya tanggung jawab untuk menjadi subjek-subjek yang kreatif di tengah kemajuan teknologi ini. Saya yakin kaum muda hari ini sangat kreatif dan inovatif,” tandasnya.

Narasumber lainnya, pengamat sosial budaya, Achmad Maulani, menyebut, era digital ini sebuah era yang ditandai tiga hal. Pertama, menurutnya, yakni virtuality, di mana semuanya sekarang adalah era virtual.

“Kedua adalah speed, kecepatan. Semua informasi bisa diterima oleh siapapun dengan cepat. Ketiga adalah network atau jaringan. Jadi era 4.0 ini adalah era globalisasi yang kita sebut dengan sebuah dunia yang dilipat,” kata Maulani.

Iya yakin, para generasi muda bisa mengambil peluang ini. Karena, menurutnya, keniscayaan sejarah ini harus bisa diterima.

“Kemajuan teknologi ini adalah keniscayaan sejarah yang harus kita terima. Karena kalau tidak kita bisa digilas,” ucapnya.

Sementara, pakar hukum dan akademisi, Ahmad Redi, dalam kesempatan itu menyoroti soal pemulihan ekonomi dan pengembangan ekonomi digital. Menurutnya, pemulihan ekonomi dan pengembangan ekonomi digital di Indonesia sangat penting.

“Kalau kita tidak baik dalam mengembangkan ekonomi digital ini maka bisa menjadi kutukan,” katanya.