Kekerasan Makin Merajalela Bagai Negara Tanpa Penjaga?

0
9
Fitriani, S.Hi,/Foto : Ist.

OPINI

“Berbagai tindak kekerasan terus terjadi dan dialami oleh rakyat dinegeri ini. Mulai dari bayi hingga anak-anak dan orang dewasa, semua mengalami kekerasan yang tidak lagi bisa dicegah,”

Oleh : Fitriani, S.Hi,

IBARAT negara tanpa penjaga, inilah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kondisi di negeri tercinta ini. Keamanan adalah sesuatu yang sangat mahal untuk bisa didapatkan oleh masyarakat.

Berbagai tindak kekerasan terus terjadi dan dialami oleh rakyat dinegeri ini. Mulai dari bayi hingga anak-anak dan orang dewasa, semua mengalami kekerasan yang tidak lagi bisa dicegah. Pelakunya juga hampir dari semua kalangan. Remaja, dewasa, bahkan seorang ibu atau ayah kepada anak kandungnya. Seperti yang baru-baru ini terjadi di salah satu sudut kota negeri ini.

Aksi penganiayaan terhadap bayi kembali terjadi. Kali ini seperti dilansir dari tribunnews.com (22/10/2022) menimpa seorang bayi berusia empat bulan di Desa Mattoanging, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Bayi tersebut meninggal setelah dianiaya dengan dibanting ke lantai oleh seorang pria.

Belum lagi banyaknya kasus tawuran antar pelajar yang membawa senjata tajam seperti yang terjadi di kawasan Jalan Bintaro Permai Raya pertigaan pojok Kodam, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Kapolsek Pesanggrahan Komisaris Polisi Nazirwan mengatakan, jajarannya berhasil mengamankan 6 orang remaja yang diduga merupakan pelaku tawuran Enam remaja itu diamankan pada Sabtu, 22 Oktober 2022 sekira pukul 03.00 WIB.

“Pada saat diamankan ditemukan senjata tajam berbagai jenis,” ujar Nazirwan sebagaimana tulis viva.co.id (23/10/2022).

Maraknya kasus kekerasan di negeri ini tentunya sangat membuat kita miris. Pasalnya negeri ini adalah negeri dengan jumlah muslim terbesar, namun sayang rasa aman seolah langka dan sulit untuk didapatkan.

Betapa mahalnya harga keamanan di negeri yang tidak menerapkan hukum dari sang pemilik kehidupan. Sehingga nyawa sangat tidak dihargai dan begitu mudah melayang.

Padahal dalam Islam hilangnya nyawa seorang muslim itu lebih berat daripada hancurnya ka’bah karena Islam menjaga nyawa yang sangat berharga.

Beginilah ketika Islam hanya dijadikan aturan untuk aspek ritual semata. Padahal jika Islam diterapkan secara Kaffah maka negara akan maksimal menjalankan perannya sebagai ra’in dan Junnah bagi rakyatnya.

Negara memiliki kewajiban untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat, termasuk membina masyarakat agar menjadi manusia beriman, bertaqwa dan takut kepada sang Pencipta pemilik kehidupan. Maka hanya Islam yang punya solusi untuk mewujudkan rasa aman bagi rakyatnya.

Dalam Islam orang yang membunuh dengan sengaja harus dihukum dengan Qishas, nyawa dibayar dengan nyawa dan ini adalah hukuman yang setimpal dan memberikan efek jera serta menjadi penghapus dosa bagi pelakunya. Jika keluarga korban ridho maka bisa diganti dengan diyat. Ini hanya bisa diwujudkan jika Islam diimplementasikan secara menyeluruh.

Hanya Islam yang akan mewujudkan negara sebagai pengayom dan pelindung bagi rakyatnya. Bukan seperti saat ini , rakyat punya negara tapi seperti tidak ada penjaganya. Akhirnya berbagai kekerasan terjadi di mana-mana.

Maka sudah saatnya kita perjuangkan islam yang kelak akan menempatkan negara sebagai ra’in dan junnah bagi rakyatnya. Wallahu`alam bisshawab. [*GF/RIN]

*Penulis Adalah Aktivis Dakwah