OPINI | EDUKASI
“Bahwa dalam pendidikan vokasi fokusnya hanya pada komersialisasi semata. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan dalam sistem kapitalis yang hanya mengedepankan manfaat, bukan menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk membentuk generasi yang cemerlang dan berkepribadian baik,”
Oleh : Uci riswahyu,S.Akun
PENDIDIKAN merupakan salah satu sarana penting bagi negara untuk membentuk para generasi yang cemerlang dan dapat membangun peradaban yang gemilang. Oleh sebab itu, wajarlah jika pendidikan menjadi salah satu prioritas yang senantiasa harus diperhatikan oleh negara.
Sistem pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan output yang berkualitas namun sebaliknya, jika sistem pendidikannya rusak tentu akan melahirkan output yang rusak pula. Adapun pemerintah menerapkan program pendidikan vokasi di negara ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat.
Pendidikan vokasi merupakan perguruan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Program pendidikannya meliputi Diploma: D1/Ahli Pratama, D2/Ahli Muda, D3/Ahli Madya dan D4/Sarjana Terapan yang setara dengan program pendidikan akademik strata 1.
Adanya pendidikan vokasi dapat menciptakan sumber daya yang siap kerja karena pada pendidikan ini lebih mengedepankan ilmu praktik yang bisa langsung diterapkan di dunia kerja sehingga tidak buang-buang waktu untuk menguasai ilmu yang spesifik. Mahasiswa lulusan vokasi akan diberikan keterampilan khusus yang menjadi bekalnya di masa depan yaitu pengalaman kerja. Mereka juga akan menyandang gelar vokasi atau gelar ahli madya saat sudah selesai menyelesaikan studi. (stekom.ac.id/21/07/2022).
Produksi Media Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI), yang bakal memasukkan game dalam beberapa mata kuliahnya. Hal ini karena game kini terus berkembang, tidak hanya dipandang sebagai media hiburan semata, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan, seperti di bidang pendidikan dan pembelajaran.
N. Rangga Wiwesa, dosen sekaligus Ketua Program Studi Produksi Media Program Pendidikan Vokasi UI, mengatakan, game berpotensi menjadi media baru yang dapat dikembangkan menjadi industri yang komersial dan menjanjikan. “Untuk itu, kami mulai mengembangkan kurikulum berbasis media-media baru yang perlu mulai dikenalkan kepada masyarakat. Salah satunya adalah game,” ujarnya, dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kamis (11/8/2022). (kompas.com/18/08/2022).
Dari fakta tersebut jelaslah, bahwa dalam pendidikan vokasi fokusnya hanya pada komersialisasi semata. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan dalam sistem kapitalis yang hanya mengedepankan manfaat, bukan menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk membentuk generasi yang cemerlang dan berkepribadian baik.
Program pendidikan vokasi telah lama diterapkan, namun hingga saat ini belum mampu untuk mensejahterahkan rakyat. Faktanya, problematika ditengah-tengah masyarakat terus saja meningkat, mulai dari masalah ekonomi, kriminalitas, narkoba, krisis moral para generasi dan masih banyak lagi masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Hal itu membuktikan bahwa kesejahteraan yang ingin dibangun dalam pendidikan vokasi hanyalah sebatas ilusi.
Berbeda halnya dengan sistem pendidikan dalam Islam, dimana pada saat islam diterapkan secara kaffah dalam institusi negara, melalui sistem pendidikannya telah berhasil melahirkan para ulama dan ilmuan yang hebat.
Negara Islam juga sudah terbukti mampu mensejahterakan seluruh rakyat yang berada dalam naungannya, hal itu karena negara telah menerapkan aturan islam secara kaffah dalam kehidupan bernegara. Wallahu’alam. (*)
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah