Ngeri! Tragedi Pinjol Mahasiswa Akibat Sistem Pendidikan Sekuler Kapitalis

0
16
Fatiyah Danaa. H, /Foto : Istimewa

OPINI | HUKUM

“Ratusan mahasiswa IPB terjerat kasus penipuan pinjol itu karena tamak yang tidak memiliki kemampuan keuangan dan kurangnya literasi terkait hal pinjam meminjam online,”

Oleh : Fatiyah Danaa. H,

DALAM situs BBC News Indonesia (17/11/22) diberitakan telah terjadi kasus penipuan pinjaman online/pinjol yang menimpa 116 mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka terjerat utang dengan total miliaran rupiah dan kini terus dikejar oleh debt collector.

Bukan hanya mahasiswa IPB, sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus juga terkena kasus yang sama. Akibat dari iming-iming keuntungan 30% – 40% hingga dijanjikan bahwa uang yang diinvestasi bisa ditarik 100%, 70 mahasiswa di Kabupaten Jember mengalami kerugian sebesar Rp 500 Juta.

Menurut pengamat keuangan Piter Abdullah, ratusan mahasiswa IPB terjerat kasus penipuan pinjol itu karena tamak yang tidak memiliki kemampuan keuangan dan kurangnya literasi terkait hal pinjam meminjam online.

Bahkan, hasil riset UGM (Universitas Gadjah Mada) menunjukkan bahwa penipuan berkedok hadiah menjadi modus penipuan digital tertinggi di Indonesia. Dan biasanya calon korban memiliki kemampuan ekonomi rendah, jadi dengan mudahnya tergiur melakukan pinjol dengan iming-iming keuntungan besar.

Hal ini menunjukkan pemuda saat ini sudah tertanam secara dalam pemikiran kapitalis. Mereka percaya bahwa kesuksesan itu hanya sebatas materi. Siapa yang bisa menghasilkan uang sebanyak-banyaknya itulah tanda keberhasilan. Tujuan hidup mereka berubah menjadi hal-hal yang duniawi saja, miris!

Sesuatu yang disayangkan juga bahwa ratusan mahasiswa, seorang sosok intelektual dapat terjerat kasus seperti ini. Hal ini pertanda adanya pergeseran nilai, yaitu mahasiswa sudah tidak begitu peduli dengan edukasinya atau hanya ingin dapat uang banyak dengan cepat with no effort.

Sebagian melihat kerugian kasus ini hanya sebatas kerugian finansial, cuma sebuah penipuan saja. Padahal, kerugian itu meliputi martabat para mahasiswa juga. Bagaimana mereka dengan mudahnya berbalik kepada riba demi memenuhi kebutuhan konsumtif mereka!

Inilah salah satu akibat dari sistem pendidikan sekuler-kapitalis yang orientasinya  materialis dan hanya mentargetkan para pemuda sebatas penggerak ekonomi saja. Padahal pemuda itu harusnya dibentuk menjadi driving force (penggerak) dan thinker (pemikir).

Selain kasus pinjol mahasiswa, di tengah masyarakat pun juga terjadi hal yang sama. Pemerintah harusnya sadar bahwa ini merupakan andil mereka, dalam pemerintahan kapitalis ini. Mereka yang terjerat penipuan pinjol di antaranya karena kemiskinan, kebutuhan hidup mahal, gaya hidup konsumtif dan masih dilegalkan pemerintah lembaga-lembaga pinjol yang jelas berunsur riba.

Adapun solusi tuntasnya yakni dilepaskannya sistem kapitalisme ini berikut sistem pendidikannya. Mengembalikan jati diri seorang pemuda sebagai pemuda Muslim sesungguhnya. Harus memahami bahwa Allah SWT hanya akan memberikan rezeki dengan cara yang diridhai-Nya, sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Selain itu, mengubah orientasi para pemuda dari kebahagiaan yang konsumtif, materialis, dan semua hal yang berbau duniawi menuju orientasi yang sesuai syari’at Islam dan tertanam secara dalam akidah Islam pada masing-masing pemuda. Tentunya dengan semangat dalam menerapkan dan mendakwahkan ideologi Islam demi tegaknya kembali kejayaan Islam di bawah naungan khilafah Islam. [*]

*Penulis Adalah Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok