PHK Massal, Penderitaan Rakyat Makin Bertambah

0
13
Endah Ratnasari/Foto : Istimewa

OPINI | POLITIK

“Ya, penderitaan rakyat kecil yang kehilangan pekerjaan, kehilangan pula nafkah untuk keluarganya serta jeritan, tangisan dari anak, ibu dan ayah yang kelaparan,”

Oleh : Endah Ratnasari

KESULITAN, kelaparan, kesusahan dan penderitaan belum juga usai, akhir tahun menjadi kabar duka bagi para buruh lepas dan karyawan swasta. Pasalnya, awal 2023 yang digadang-gadang akan terjadi resesi membuat para pengusaha bersiap memulai rancangan baru memangkas pengeluaran hingga memberhentikan banyak karyawan agar perusahaannya tetap bertahan.

Sebagaimana yang dilansir CNBC, Indonesia menuju akhir 2022, banyak perusahaan memangkas jumlah karyawannya. Dilaporkan juga Shopee kembali melakukan PHK untuk ketiga kalinya. Laporan media dan unggahan para pegawai di media sosial, keputusan itu dilakukan pada Senin (14/11/2022).

PHK gelombang ketiga hanya berselang dua bulan setelah Shopee juga merumahkan ratusan pegawainya September lalu. Induk Shopee, Sea juga dilaporkan telah merumahkan 7.000 orang atau 10% dari total pegawainya di seluruh dunia selama 6 bulan terakhir. Selain PHK, Shopee diketahui juga menutup dan membatalkan ekspansi di sejumlah negara, termasuk di antaranya Spanyol, Perancis, dan India.

Jika melihat kondisi tersebut, kapankah penderitaan rakyat kecil berakhir? Sepertinya tidak ada habisnya. Rakyat kecil diombang-ambing oleh para pemegang tahta yakni penguasa dan pemegang harta/pengusaha yang tak akan merasakan penderitaan rakyat kecil. Ya, penderitaan rakyat kecil yang kehilangan pekerjaan, kehilangan pula nafkah untuk keluarganya serta jeritan, tangisan dari anak, ibu dan ayah yang kelaparan.

Tak hanya itu, bagaimana sikap pemerintah dengan banyaknya karyawan swasta yang dirumahkan? Akankah mereka masih bisa mendapatkan pekerjaan yang baru? Pasalnya, diperkirakan awal 2023 akan terjadi resesi membuat para pemegang uang menjadi ketakutan, mereka mempersiapkan berbagai cara agar uangnya tetap aman, salah satunya dengan merumahkan sebagian karyawannya.

Kalau begini caranya, yang mendapatkan imbasnya adalah para pekerja atau karyawan yang notabene sudah tidak bisa mendapatkan penghasilan lagi. Mereka akan kesulitan untuk menghidupi keluarganya karena sudahlah tidak punya penghasilan ditambah lagi harga-harga kebutuhan pokok kian hari kian naik. Yang pasti penderitaan rakyat kecil makin bertambah.

Namun, pemerintah seperti menutup mata dengan penderitaan rakyat karena sudah bukan menjadi fokus utamanya. Melayani para pengusaha demi keuntungan pribadi kini telah menyilaukan mata hatinya.

Jeritan anak, ibu dan ayah yang lapar karena tak ada uang untuk membeli makanan hingga akhirnya banyak kasus yang mati karena kelaparan tak dihiraukan lagi. Inilah negeri yang terkenal dengan tanah subur, orang yang ramah dan toleransi, tapi mengapa mereka abai dengan penderitaan yang dirasakan rakyatnya?

Inilah buah dari negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis yang hanya mengejar keuntungan materi tanpa melihat penderitaan rakyat. Yang penting bagaimana cara agar para penguasa ini aman sendiri tak mengalami resesi walaupun salah satunya dengan mem-PHK banyak karyawannya tanpa memikirkan dampaknya.

Oleh karenanya, tidak ada solusi lain selain mengubah sistem yang ada saat ini dengan sistem yang berasal dari Sang Maha Pencipta berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. InsyaAllah akan Allah berkahi dunia ini dengan kesejahteraan dan kemakmuran. [*]

*Penulis Adalah Aktivis Dakwah