Akhirnya, Belanda Minta Maaf atas Perbudakan 250 Tahun pada Masa Kolonial

0
48
Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte

MANCANEGARA

“Rutte menyebut ia dan warga negara Belanda yang hidup saat ini hanya bisa mengakui dan mengutuk perbudakan yang negaranya lakukan ratusan tahun silam,”

PERDANA Menteri (PM) Belanda Mark Rutte meminta maaf atas keterlibatan Belanda dalam perbudakan selama 250 tahun.

Permintaan maaf tersebut dalam rangka hampir 150 tahun berakhirnya perbudakan di koloni-koloni luar negeri Belanda.

“Hari ini atas nama pemerintah Belanda, saya meminta maaf atas tindakan negara Belanda di masa lalu,” ujarnya, kepada audiensi di Arsip Nasional, Den Haag dalam keterangan resmi, dikutip pada Selasa (20/12/2022).

“Negara Belanda di Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan besar yang menimpa orang-orang yang diperbudak dan keturunan mereka,” lanjutnya.

Mark Rutte pun mengulang permintaan maaf dalam bahasa Inggris, Papiamento dan Sranan Tongo, bahasa yang digunakan di Kepulauan Karibia dan di Suriname.

Dia menyampaikan permohonan maaf atas perbudakan yang terjadi di Suriname, pulau-pulau seperti Curacao, Aruba di Karibia, dan Indonesia bagian Timur.

Perdana Menteri Aruba Evelyn Wever-Croes telah menerima permintaan maaf tersebut.

Namun negara lain seperti pulau Sint Maarten, mengatakan tidak akan menerima permintaan maaf Belanda.

Di samping itu, Rutte menyebut ia dan warga negara Belanda yang hidup saat ini hanya bisa mengakui dan mengutuk perbudakan yang negaranya lakukan ratusan tahun silam.

Rutte menyebut perbudakan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dalam pidatonya, ia mengatakan memilih momen yang tepat untuk meminta maaf merupakan masalah yang rumit.

Menurutnya, tidak ada satu waktu yang tepat, tidak satu kata yang tepat, dan tidak satu tempat yang tepat untuk semua orang. (*BBS/Red)