Lapor Pak Kapolri! Menuju 40 Hari Korban Lakalantas, Hingga Kini Belum Tuntas?

0
26
Panas terik matahari tak membuat mundur Aksi Solidaritas dan Tabur Bunga digelar di TKP kecelakaan (Perempatan Lampu Merah Ragunan,red) yang menewaskan Muhammad Syamil Akbar pada Rabu (19/4/2023)/Foto2: Ryan AF

Lapan6Online | Jakarta : Aksi Solidaritas yang diprakarsai PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia,red) Jakarta beserta keluarga korban almarhum Muhammad Syamil Akbar (18) melakukan aksi doa bersama hingga tabur bunga di lokasi kecelakaan maut di perempatan lampu merah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Rabu (19/04/2023) siang.

“Aksi ini dilakukan sebagai bentuk belasungkawa terhadap korban meninggal,” ujar salahsatu keluarga korban saat dilokasi.

#MENUJU 40 HARI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS#, pesan singkat yang tertulis dalam rilis resmi PBHI Jakarta pada saat aksi solidaritas tabur bunga tersebut.

Selain itu, dalam keterangan resminya PBHI Jakarta menyatakan sikap bahwa, hamper menjelang 40 hari sudah keluarga korban ditinggalkan selama-lamanya oleh alm.M.Syamil Akbar (18), tepatnya pada 12 Maret 2023, alm.yang ketika itu meninggal ditabrak oleh pengemudi mobil berinisial MMI (18), anak dari artis senior (IR) dan petinggi Polri (ABT) disekitar Perempatan Lampu Merah Ragunan-Pertanian. Ketidakprofesionalan proses hukum oleh penyidik hingga saat ini juga menjadi kendala tersendiri bagi keluarga korban M.Syamil Akbar.

Masih lanjut dengan pernyataan sikap PBHI Jakarta, sehingga keluarga sampai harus melaporkan Kapolres Jakarta Selatan dan Para Penyidik yang menangani kasus ini pada tanggal 04 April 2023 dengan Nomor Laporan : SPSP2/002180TV/2023/BAGYANDUAN.

Keluarga korban mulai berdatangan pada pukul 09.10 WIB. Terlihat beberapa dari mereka mengenakan pakaian serba hitam sebagai bentuk dukacita.

Aksi solidaritas tabur bunga dan doa bersama atas tragedi kecelakaan lalu lintas yang diduga melibatkan anak dari seorang artis senior (ir) dan pejabat polri (abt).

Jika mengingat pasca kejadian tersebut, Menurut polisi, pengemudi Mercedes Benz GLA telah menjalani pemeriksaan pada 13 Maret 2023 seusai kejadian.

Namun, bagi Nurhayati (Ibu alm.Muhammad Syamil Akbar,red) merasa heran karena terkesan penabrak ditutupi.

Nurhayati mengharapkan adanya kejelasan yang transparan,”Saya ingin transparansi, saya ingin terbuka agar khalayak juga tahu seperti apa prosesnya,” ujarnya.

Sehingga PBHI Jakarta sangat menyayangkan pihak kepolisian karena belum ada penetapan tersangka, dalam rilisnya menyatakan bahwa, hingga saat ini pihak kepolisian belum juga menetapkan tersangka. Padahal dalam proses hukum statusnya sudah naik dari “penyelidikan” menjadi “penyidikan”. Kesamaan di mata hukum hanya menjadi sekedar “lipstik” atau “isapan jempol semata”.

Ketidaktransparan sedari awal proses hukum dalam mengusut tuntas kasus ini tidak menjadikan keluarga korban patah arang dalam mendapatkan akses keadilan untuk alm.M.Syamil Akbar, meskipun jalan terjal harus dilalui keluarga korban.

PBHI Jakarta tergerak atas dukungan dari keluarga, sahabat-sahabat alm.serta warga masyarkat Indonesia agar kasus dapat dibuka secara transparan, imprasial serta berkeadilan untuk korban. Selain itu, kasus ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi Polri khususnya, marwah institusi Polri dipertaruhkan.

Sehingga dengan aksi solidaritas tabur bunga ini dapat menjadi catatan bagi semua, tentunya harapan besar adalah pengungkapan secara tuntas atas kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan seorang bocah meninggal dunia, maka pada Rabu (19/04/2023) PBHI Jakarta disaksikan Nurhayati, ibu alm.M.Syamil Akbar dan warga masyarakat yang turut aksi menyatakan sikap, diantaranya :

1.Usut tuntas kecelakaan lalu linta perempatan Margasatwa-Pertanian yang melibatkan anak dari Petinggi Polri;
2.Buka semua bukti-bukti berdasarkan scientific investigation;
3.Segera menetapkan Tersangka dalam kasus kecelakaan ini;
4.Copot Kapolres Jakarta Selatan serta Penyidik yang tidak professional dalam menangani kasus ini.

“#Menuju 40 hari korban kecelakaan lalu lintas,” Selain ditujukan sebagai pengingat, kegiatan ini juga menjadi awalan menuju 40 hari meninggalnya korban. (*Haris S)