“Tindakan intimidasi yang agresif dilakukan oleh pelaku dapat membahayakan korban. Tujuan perundungan adalah untuk menyakiti dan seringkali terjadi secara berulang-ulang,”
Oleh : Dyandra Verren
DUNIA makin kejam, bahkan untuk anak-anak yang mengalami perundungan. Kali ini perundungan yang mengakibatkan korbannya meregang nyawa terjadi di Provinsi Jawa Barat tepatnya Kabupaten Sukabumi.
Peristiwa meninggalnya seorang pelajar SD di Sukabumi karena diduga menjadi korban penganiayaan oleh rekan sekolahnya menambah jumlah korban meninggal akibat perundungan di lingkungan sekolah.
Kejadian ini kembali memperingatkan semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan bahwa perundungan bukan hanya merupakan tindakan yang sangat salah tetapi juga merupakan ancaman nyata.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mengungkapkan bahwa menurut data dari KPAI, terdapat 574 anak laki-laki yang telah mengalami intimidasi di sekolah dari tahun 2011 hingga 2019, sementara 425 anak perempuan juga menjadi korban intimidasi.
Di sisi lain, terdapat 440 anak laki-laki dan 326 anak perempuan yang terlibat dalam perilaku intimidasi di sekolah. Huda mengatakan bahwa setelah dicabutnya status Pandemic Covid-19 kasus perundungan mengalami peningkatan ketika sekolah-sekolah kembali melakukan pembelajaran luring. Beberapa waktu terakhir, terdapat pula kasus perundungan yang viral yang mengakibatkan korban jiwa di Tasikmalaya, Jawa Barat. (liputan6.com, 22/05/2023).
Saat Sekolah yang dikatakan sebagai tempat singgah ke 2 setelah rumah tidak membuat kenyamanan apalagi selama proses belajar, apalagi dengan tren makin meningkat perundungan berarti tingkat perundungan di Sekolah Indonesia sudah mencapai kata darurat.
Penyebab Bullying
Perundungan (Bullying) tidak mungkin terjadi begitu saja tanpa ada latar belakang. Tindakan intimidasi yang agresif dilakukan oleh pelaku dapat membahayakan korban. Tujuan perundungan adalah untuk menyakiti dan seringkali terjadi secara berulang-ulang.
Bullying terjadi ketika seseorang menguasai orang lain, sulit mengontrol emosi, hanya memikirkan kepentingan pribadi, dan tidak peka terhadap sudut pandang orang lain (kurang empati).
Bullying seringkali dilakukan dengan memerintah adik kelas secara semena-mena karena merasa lebih senior, melakukan kekerasan fisik, melakukan pemerasan atau merendahkan orang yang memiliki kekurangan fisik.
Jika secara runut mencari akar masalah Bullying, ada 3 faktor besar yang berpengaruh yakni Pola Asuh, Pendidikan, dan Media, baik yang didapat dari keluarga, masyarakat ataupun pencarian pribadi. Entah pelaku merupakan anak yang mendapat kekerasan di rumahnya, tidak mendapatkan Pendidikan bersosialisasi yang benar dari semua sektor lingkungan, dan tidak mendapatkan perhatian yang tepat bisa jadi alasan-alasan pelaku Bullying.
Sementara korbannya yang terstigma lemah dan tidak bisa melawan pun dipengaruhi 3 faktor besar tadi. Sayangnya pihak korban yang selalu tidak diuntungkan ini pun luput dari perhatian dan sering terabaikan sehingga tak jarang korban sampai merenggang nyawa. Kalau sudah seperti itu, Bagaimana membawa nyawa yang hilang itu kembali?
Islam Menjadikan Keimanan Sebagai Landasan dalam Setiap Perbuatan, sehingga Menjadi Benteng dari Perilaku Jahat/Sadis
Di zaman modernisasi seperti ini, negara kita seperti kehilangan jati dirinya. Kita terkontaminasi sekulerisme sejak kecil, memisahkan antara agama dengan cara berkehidupan kita sehingga ruhiyah agama kita lupakan, tak menyadari bahwa tiap langkah dan aktifitas kita diperhatikan oleh Allah SWT.
Kita jadi tidak meyakini bahwa tiap perbuatan kita nanti akan dihisab oleh Allah suatu saat nanti. Penganiayaan, penindasan terhadap yang lemah (seperti perbudakan), tindakan sewenang-wenang, dan sebagainya adalah ancaman terbesar bagi manusia. Islam hadir untuk membawa keteraturan, ketertiban, menghormati martabat manusia dengan saling menghargai satu sama lain, menghargai kehormatan, dan perilaku mulia lainnya. Disebutkan dalam sebuah hadits Nabi:
“innamaa bu’itstu liutammima makaarimal akhlaaq” (HR. Bukhari),
artinya: sesungguhnya aku diutus (di muka bumi) untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.
Pesan utama hadits ini adalah bagaimana Islam disampaikan Nabi Muhammad datang untuk membimbing umat manusia untuk berpegang teguh pada etika kemanusiaan berdasarkan yang Allah kehendaki. Allah juga mengatakan dalam Al-Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS al-Hujurat:11).
Secara tegas Allah melarang kita, para muslim untuk merendahkan orang lain dan menyakitinya baik secara verbal ataupun non verbal karena kita tidak pernah tau bagaimana kedudukan manusia disisi Allah. Allah ingin kita untuk fokus menjalankan syariat-syariatNya selama berada di Bumi Allah.
Solusi Islam yang Menyeluruh
Islam memiliki mekanisme komprehensif dalam membangun kepribadian rakyatnya pada semua lapisan usia sehingga terwujud individu beriman, berakhlak mulia dan trampil. Menilik cara pengasuhan Rasulullah pada usia kanak-kanak beliau diasuh oleh Ibu persusuan, Ibu Kandung dan Kakeknya dengan penuh kasih sayang dan pencontohan perilaku yang baik dan benar.
Menginjak remaja mulai diberikan tanggung jawab dan setelah dewasa menjadi pribadi yang matang. Diusia dini haruslah anak ditanamkan tauhid dan akhlak yang baik, bukan sekedar bisa calistung saja. Pun seiring bertumbuhnya selalu mendapatkan pengawasan yang sesuai dan pelajaran yang sesuai, bukan hanya di Rumah tapi di Sekolah dan di masyarakat.
Islam tidak menjadikan Pendidikan sebatas nilai yang harus dikejar tetapi ada proses ta’lim dan taskif disana. Ada pembinaan akhlak sekaligus transfer ilmu hal tersebut didukung suatu Negara sehingga bisa dirasakan masyarakat secara menyeluruh. Pelaku bullying pun tidak lepas begitu saja, tetapi mendapat pelajaran hukuman sesuai pengaturan syariat Islam. (*)
*Penulis Adalah Mahasiswi
Referensi :
https://www.liputan6.com/news/read/5294895/siswa-sd-di-sukabumi-tewas-dikeroyok-teman-sekolah-komisi-x-Bullying-ancaman-nyata
https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-islam-melarang-Bullying-atau-perundungan-PTBOv