Bupati Bengkayang Buka Event Ngarantek Sawa Bahu Ke-VlI Kecamatan Lumar

0
137
Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis, SE.,MM secara resmi membuka Event Ngarantek Sawa Bahu ke-VIl 9 – 11 Juni 2023
“Sekarang ini kita, hampir tidak menyadari bahwa itu semua adalah salah satu senjata perang yang dibuat oleh dunia yang sedang digunakan oleh pihak pihak lain, oleh negara lain, untuk meluluhkan budaya kita,”

Bengkayang | Kalbar | Lapan6Online : Lapisan masyarakat Dusun Lumar, Desa Tiga Berkat, Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, sukses melaksanakan Event Ngarantek Sawa Bahu ke-VIl 9 – 11 Juni 2023 mendatang.

Pada kesempatan tersebut hadir Wakil Ketua Majelis Adad Dayak Nasional (MADN) Ketua DAD Kabupaten Bengkayang, Ketua DPRD Kab.Bengkayang, Kapolres Bengkayang AKBP Dr. Bayu Suseno, S.H., S.I.K., M.M., M.H dan Camat Lumar serta Kepala Desa se-Kecamatan Lumar. Kegiatan ini dihadiri juga oleh beberapa SKPD, Forkompinda Kabupaten Bengkayang.

Acara Ngarantek Sawa Bahu ini di buka langgsung oleh Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis, SE.,MM dengan memukul Gong dan menandatangani Prasasti Rumah Adat Benua Lumar resmi di pungsikan sebagai tempat kegiatan lapisan masyarakat Kecamatan Lumar.

Sambutan Ketua DAD Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang Esidorus, SP.,MP mengatakan bahwa,”Terselegaranya acara Ngarantek Sawa Bahu tidak terlepas dari sektor pertanian sudah yang sudah menjadi sebuah urat nadi bagi kehidupan masyarakat Dayak untuk,untuk pemenuhan kebutuhan terutama kebutuhan akan pangan,” terangnya, pada Jum’at (09/06/2023).

Lebih lanjut ia mengatakan,”Kalau kita melihat hari ini semua kebudayaan Dayak yang muncul di permukaan tidak terlepas dari konsep pertanian mulai dari pesta padi baru seperti,naik dango maka dio sawa,dan lain-lainnya semua bicara soal syukur atas panen padi artinya kalau kita bicara pertanian semuanya ada di wilayah hilirrisasi,” ujarnya.

“Produksi pertanian kita semakin hari mengalami penurunan minat petani semakin menurun kemudian terjadi alih fungsi lahan,” tambah Esidorus.

Pada kesempatan tersebut Esidorus juga menyampaikan terjadi penyempitan lahan pertanian, karena status hutan,kemudian persoalan mulai terjadi kelangkaan benih-benih pertanian, ancaman Global yang terjadi hari ini yakni kerawanan pangan, ngarantek Sawa Bahu ini memang sudah dilakukan selama 7 Kali dengan hari ini dan enam kalinya kita lakukan mungkin hanya sebatas loka.

“Kearifan lokal ini menjadi sebuah momentum sebuah efek untuk memperkuat rantek sawah bahu ini dikukuhkan menjadi salah satu Kebudayaan Kabupaten Bengkayang,” jelas Esidorus

Kegiatan hari ini bisa menjadi sebuah kick of untuk menjawab persoalan Bagaimana produksi kita ini rendah,caranya salah satunya adalah kita melakukan tanam serentak agar hama itu bisa teratasi,penambahan area pertanian lahan-lahannya Semua kita gunakan untuk komoditi.“Sejauh ini tentunya kita herus melestarikan benih-benih padi yang saat ini mulai langka di rumah bagi orang Dayak artinya ikut serta mendukung program ketahanan pangan pemerintah dalam rangkaian acara ini ada hal-hal yang kurang berkenan dan terima kasih lagi ucapkan kepada bapak bupati pengganti telah mendukung pembang Ramin adat banua untuk pengembangan budaya seni ruang-ruang publik dan ramin juga akan dimanfaatkan dengn kegiatan yang dipat nya publik di sini semua tempatnya,” pungkas Esidorus.

Dalam acara Rante Sawah Bahu sekaligus peresmian Ramen Adat di Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang

Sementara itu, dalam sambutannya Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis, SE.,MM mengatakan,”Kami mengapresiasi kepada seluruh pihak yang mengambil bagian dalam kegiatan budaya ini bahwa Kegiatan ini dapat terwujud tentu karena ada pribadi-pribadi yang masih peduli dengan pelestarian nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,hadirin dalam tradisi orang Dayak khususnya kegiatan ngarante sawah bahu,makna filosofis yang dalam,telah menyatu dengan jiwa masyarakat sejak berabad-abad,” ucap Bupati Darwis.

“Dalam sebuah sistem pendidikan nasional seperti, muatan lokal jangan sampai anak-anak kita lebih tahu budaya luar, tapi lupa dengan budaya leluhurnya sendiri,” terangnya.

“Bagaimana mungkin kecintaan terhadap budaya leluhur itu akan tumbuh jika mereka tidak mengenal budaya daerahnya sendiri,masyarakat Dayak di era kemajuan teknologi,sekarang ini bagaimana generasi muda kita dapat berperan aktif dalam sebuah pembangunan nasional,” imbuhnya.

“Bupati berpesan kepada anak-anak muda Dayak yang ada di Kabupaten Bengkayang untuk melestarikan adat istiadat,” tegasnya.

“Sekarang ini kita, hampir tidak menyadari bahwa itu semua adalah salah satu senjata perang yang dibuat oleh dunia yang sedang digunakan oleh pihak pihak lain, oleh negara lain, untuk meluluhkan budaya kita,” harapnya.

“Untuk itulah. Peran lembaga pendidikan bagi masyarakat adat tentu sangat vital semoga kedepannya di setiap satuan pendidikan tersedia guru -guru yang mengajarkan bahasa dan sastra Dayak seperti bahasa Bekati, supaya menyatu menjadi pendamping Bahasa lokal lainnya,” tutur Bupati Darwis.

“Bahkan bukan hanya bahasa dan sastra, Materi muatan lokal lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu kuliner yang perlu kita tingkat kan.” pungkas Bupati. (* YULIZAR)