“Munculnya calon perempuan akan menjadi angin segar perpolitikan di Kota Depok. Selain menjadi keterwakilan kaum perempuan juga dapat memberi edukasi politik baru untuk generasi muda di Kota Depok yang selama ini masih didominasi kaum laki-laki,”
Depok | JABAR | Lapan6Online : Kaesang Pangarep yang merupakan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampaknya tak akan mudah mengalahkan dominasi PKS di Kota Depok dalam persaingan menduduki kursi Walikota Depok pada Pilkada 2024. Sejumlah nama beken dari PKS akan menjadi lawan berat Kaesang.
Ada beberapa nama calon Wali kota Depok dari PKS yang cukup dikenal dan sangat mengakar yakni Imam Budi Hartono (Wakil Wali Kota Depok/Ketua DPD PKS Kota Depok), Supian Suri (Sekda Pemkot Depok), Elly Farida (Ketua PKK Kota Depok/Caleg PKS DPRD Provinsi Jabar/Istri Wali Kota Depok) dan Dian Nurfarida (Pelaku UMKM/Caleg PKS Kota Depok).
Dari keempat nama tersebut, Dian Nurfarida dianggap cukup potensial dapat mengalahkan popularitas Kaesang. Pasalnya, Dian merupakan sosok tokoh wanita yang cukup aktif sebagai pengusaha, merakyat dengan penampilan yang cukup menarik dan didukung kekuatan finansial.
Pengamat politik dari Fisip UI, Ubaidillah Badrun menilai Pilkada Kota Depok akan semakin menarik dengan kemunculan Kaesang yang mendapat lawan dari kalangan perempuan.
“Munculnya calon perempuan akan menjadi angin segar perpolitikan di Kota Depok. Selain menjadi keterwakilan kaum perempuan juga dapat memberi edukasi politik baru untuk generasi muda di Kota Depok yang selama ini masih didominasi kaum laki-laki,” kata Ubaidillah, pada Sabtu (17/06/2023).
Menurut Ubaidillah, beberapa wanita yang berhasil menjadi kepala daerah, dikarenakan faktor popularitas, berpenampilan menarik, juga memiliki jiwa kepemimpinan atau leadership.
“Secara umum dapat memenangkan kontestasi elektoral jika yang bersangkutan memiliki modal sosial (social capital) yang kuat dan memiliki kapasitas untuk memimpin,” jelasnya.
Lanjut Ubaidillah, meskipun perempuan Indonesia telah mengalami kemajuan dalam hal partisipasi politik, namun angka keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan daerah masih rendah. Penyebabnya tidak terlepas dari dukungan partai politik.
Hal tersebut dikarenakan pandangan patriarki yang masih mengakar kuat dikalangan partai politik Indonesia. Padahal, terkadang perempuan yang lebih baik kinerjanya sebagai pemimpin daerah.
“Perempuan masih ditempatkan sebagai subordinat dari laki-laki. Padahal secara kualitas bisa jadi perempuan yang memimpin bisa lebih berhasil dibanding laki-laki dan itu sudah terbukti di beberapa wilayah yang kepala daerah, dipimpin kaum perempuan,” paparnya.
Ia menambahkan, hal ini, bisa ditangani jika pandangan partai politik berubah terhadap perempuan. Terlebih, memiliki elektabilitas yang tinggi dan kemampuan leadership yang kuat.
“Jika cara pandang parpol berubah dan melihat calon perempuan terlihat lebih unggul, saya kira partai politik bisa berubah pikiran sehingga akan mendukung calon perempuan. Bahkan bisa menjadi energi positif baru untuk masa depan Kota Depok,” jelas Ubaidillah.
Selain Dian Nurfarida, saat ini ada beberapa nama beken dari kalangan perempuan yang berpeluang menjadi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok yakni Elly Farida (Ketua PKK Kota Depok/Caleg PKS DPRD Provinsi Jabar/Istri Wali Kota Depok), Farida Rachmayanti (Anggota DPRD Kota Depok/PKS), Yeti Wulandari (Wakil Ketua DPRD Kota Depok/Gerindra) dan Qonita Lutfiyah (Anggota DPRD Kota Depok/PPP). (*D-tren/Kop/MasTe/Lpn6)