Soal Pengaruhi Golkar-PAN Dukung Prabowo, Pengamat : Megawati Sudah Tak Dianggap Jokowi

0
11
deklarasi dukungan Golkar dan PAN di Museum Perumusan Teks Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (13/8)/Foto : Dok.RMOL.id
“Karena Jokowi di PDiP tidak punya peran, tidak punya power di PDIP, powernya ada di Megawati makanya Jokowi ingin punya kekuatan, ingin punya power, ingin punya king makers makanya dia bangun koalisi besar yang ada di bahwa kendali dia,”

SEJUMLAH pengamat menyebut, deklarasi dukungan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 tidak lepas dari pengaruh Presiden Joko Widodo.

“Ini berarti di Pilpres 2024 nanti yang berhadapan adalah Capres Jokowi, yakni Prabowo vs Capres Megawati, yakni Ganjar Pranowo. Hal ini artinya bisa ditafsirkan Megawati sudah tidak dianggap oleh Jokowi,” kata Koordinator Gerakan Perubahan (GarPu,red) Muslim Arbi seperti yang dikutip dilaman redaksi Harian Terbit, pada Minggu (13/8/2023).

Koordinator Gerakan Perubahan (GarPu,red) Muslim Arbi/Foto : Ist.

Menurutnya, Megawati harus segera sadar bahwa selama ini memungut anak yang salah. Jika demikian yang terjadi maka Jokowi telah say good bye dengan PDIP.

“Ternyata kebaikan Megawati disalahkan artikan. Karena akhirnya Megawati harus menelan pil pahit. Karena saat ni Jokowi dukung Prabowo sebagai capres bersama sejumlah partai Koalisi KKIR: Gerindra, PKB, Golkar, PAN dan PPP,” jelasnya.

Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Jalarta, Ujang Komarudin mengatakan, Golkar dan PAN mendukung Prabowo terlihat jelas memang atas perintah Jokowi. Karena Golkar dan PAN tidak mungkin tidak ikut Jokowi. Karena jika tidak ikut Jokowi pasti ‘dikerjain’.

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Jalarta, Ujang Komarudin/Foto : Ist.

Ketika Golkar dan PAN mengikuti perintah Jokowi itu skemanya bisa Prabowo – Erick Thohir atau Prabowo-Gibran.

“Jadi 4 partai yang saat ini bersatu yakni Gerindra, PKB, Golkar dan PAN sudah pernah bertemu di DPP PAN ketika jelang Piala Dunia U20 yang gagal,” jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, sambung Ujang, diinisiasi oleh Jokowi. Kala Jokowi yang menentukan, Jokowi yang jadi leader dan dirigennya dalam pertemuan tersebut. Oleh karena itu tidak heran Golkar dan PAN diminta mendukung Prabowo guna membangun koalisi besar itu yang sedang dirintisnya.

“Apakah koalisi besar artinya Jokowi meninggalkan PDIP, maka bisa iya atau tidak atau Jokowi main dua kaki. Karena Jokowi di PDiP tidak punya peran, tidak punya power di PDIP, powernya ada di Megawati makanya Jokowi ingin punya kekuatan, ingin punya power, ingin punya king makers makanya dia bangun koalisi besar yang ada di bahwa kendali dia,” beber Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.

Legasi Jokowi
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an mengatakan, meskipun tidak dilakukan secara tegas dan tersirat dilakukan Golkar dan PAN bagian orkestrasi Jokowi tapi apa yang disampaikan oleh Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan dan pidato Prabowo maka mengindikasikan bahwa koalisi tersebut dibentuk dengan kiblat atau porosnya Jokowi.

Indikasi itu terlihat dari komitmen Prabowo untuk melanjutkan legasi Jokowi, untuk melanjutkan program-program Jokowi dan hari ini barus diakui koalisi itu dukungan terbanyak. Apakah berarti Jokowi tinggalkan PDIP?

Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an/Foto : Ist.

Ali menafsirkan ada dua. Pertama, apakah Jokowi menekan PDIP supaya Puan jadi Cawapres. Kedua, kalau tidak mau maka bisa saja PDIP ditinggalkan. Meskipun nanti Presiden karena selalu kepala pemerintahan dan kepala negara tidak mungkin memberikan dukungan secara vulgar sehingga publik menafsirkan bahwa Prabowo didukung Jokowi.

“Tapi mungkin Jokowi juga akan memberikan dukungan kepada Ganjar karena dua orang ini merupakan pendukung Jokowi yang punya komitmen melanjutkan program -programnya,” tandasnya.

Diketahui, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan dukungan Partai Golongan Karya (Golkar) kepada Prabowo Subianto dalam ajang pilpres 2024. Menurutnya, dukungan itu atas izin Presiden Joko Widodo.

Terpisah, Partai Amanat Nasional juga memberikan dukungan bagi Prabowo. PAN yang merupakan koalisi pendukung Jokowi, ikut satu paket mendukung Prabowo. Sebelumnya, Jokowo disebut mendukung Prabowo meski secara formal menghadiri deklarasi Ganjar oleh PDIP.

Dukungan GOLKAR, disinyalir tidak lepas dari tekanan politik kekuasaan pasca pemanggilan Airlangga oleh Kejagung dalam kasus korupsi minyak goreng. (*hanter)

*Sumber : harianterbit