Mempertanyakan Urgensi Pembangunan Patung Soekarno

0
16
Patung Soekarno Senilai Rp10 Triliun Akan Dibangun di Wilayah Bandung Barat/Foto : Net
“Alih – alih menjadi solusi penyejahteraan rakyat, justru terciptanya kawasan yang di duga kuat hanya bisa dinikmati kalangan elit itu membuat kesenjangan ekonomi lebih terasa,”

Oleh : Eva Arlini

RENCANA pembangunan patung mantan presiden Soekarno di Bandung Barat minim respon positif. Para netizen termasuk para tokoh mempertanyakan urgensi pembangunan patung tersebut.

Salah satu kritik disampaikan oleh pakar tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Denny Zulkaidi. Beliau mempertanyakan urgensi pembangunan patung raksasa Sukarno.

Eva Arlini /Foto : Ist.

Menurut Denny, untuk menjadi Kota Mandiri maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah keberadaan lapangan pekerjaan agar menghidupkan kawasan tersebut. Setelah itu, baru membangun perumahan. (BBC.com/19/08/2023).

Berdasarkan pandangan kebanyakan netizen yang kontra terhadap pembangunan patung Soekarno, ada 3 hal yang menjadi alasan penolakan proyek tersebut.

Pertama, pembangunan patung Soekarno melanggar larangan Islam tentang membuat patung makhluk bernyawa.
Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Wajar jika Islam dijadikan dasar dalam mengkritik kebijakan pemerintah.

Sebagai bagian dari umat Islam, saya juga menolak pembangunan patung tersebut karena dilarang oleh Islam.

Menggambar, termasuk membuat patung dalam Islam disebut tashwiir. Hukumnya haram. Salah satu dalil keharaman tashwiir ialah hadist nabi saw:

Setiap tukang gambar kelak ada di neraka. Setiap gambar yang dia buat akan diberi jiwa yang akan mengazab dirinya di neraka jahannam. Karena itu jika kamu terpaksa harus menggambar, gambarlah pohon dan apa saja yang tidak memiliki jiwa. (HR. Ahmad)

Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam bukunya, al-Fiqh al Islaami wa Adillatuhu memberi kesimpulan bahwa para ulama bersepakat atas keharaman membuat gambar dan patung makhluk bernyawa, baik hewan maupun manusia, juga haram meletakkannya dimana pun.

Kedua, adanya potensi pengkultusan seseorang.
Pembuatan patung seorang yang dianggap berjasa terhadap negeri ini tentu diantara maksudnya ialah untuk mengormati beliau.

Penghormatan dengan cara tersebut dilarang oleh Islam. Hal itu berlebihan. Sama seperti perbuatan orang – orang di luar Islam.

Dulu bangsa – bangsa seperti Mesir dan Romawi biasa membuat patung para raja, tokoh atau pahlawan sebagai bentuk pengagungan kepada mereka.

Lebih lampau lagi, umat Nabi Nuh as. biasa membuat patung orang – orang salih diantara mereka untuk mengenang orang – orang salih itu sekaligus memberi nama patung – patung tersebut. Lama – lama patung – patung itu disembah.

Perbuatan meniru kebiasaan orang di luar Islam atau tasyabbuh disebutkan keharamannya oleh Nabi saw,

Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka (HR. Ahmad)

Rasulullah saw adalah manusia paling agung dalam ajaran Islam. Beliau ma’shum, terbebas dari kesalahan. Namun umat Islam tak mengkultuskan Rasulullah saw. Sebab Rasulullah saw sendiri melarang umatnya mengkultuskan dirinya

Rasulullah saw bersabda:
Janganlah kalian melampaui batas dalam memuji diriku seperti perbuatan kaum Nasrani kepada Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba-Nya. Karena itu panggillah oleh kalian (aku ini), “Hamba Allah dan Rasul-Nya.” (HR. al – Bukhari)

Lalu atas dasar apa penghormatan berlebihan diberikan kepada manusia selain nabi kita tercinta, dimana orang tersebut tak luput dari salah dan dosa. Bukankah pengagungan tersebut justru membuat kita lupa pada kelemahannya dan membenarkan kesalahan yang mungkin pernah dilakukannya pada bangsa ini?

Ketiga, proyek tak bermanfaat bagi rakyat.
Banyak yang mengkritik kesalahan prioritas yang dilakukan Pemerintah Daerah Bandung Barat. Seharusnya pemerintah peka dengan kebutuhan rakyatnya, dan membuat kebijakan yang bermanfaat bagi rakyatnya.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Bandung Barat masih menjadi wilayah dengan kemiskinan tertinggi di Jawa Barat. Ada sekitar 10 persen penduduk Bandung Barat masuk dalam kategori miskin pada 2022. (jabar.bps.go.id)

Apakah proyek Kota Baru Walini yang di dalamnya dibangun patung Soekarno tersebut relevan dengan pengentasan kemiskinan daerah tersebut?

Alih – alih menjadi solusi penyejahteraan rakyat, justru terciptanya kawasan yang di duga kuat hanya bisa dinikmati kalangan elit itu membuat kesenjangan ekonomi lebih terasa. Orang kecil sepertinya harus selalu terpinggirkan di dalam arena kehidupan yang kapitalistik ini.

Sebab bukan skala kabupaten saja, secara umum kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah yang butuh penangan serius dari pemerintah.

Menurut Bank Dunia, ada 40 persen warga miskin di Indonesia. Ada 171 kecamatan di Indonesia belum punya puskesmas. 586 puskesmas belum memiliki dokter. Dari 18.306 desa yang berada di daerah tertinggal, 34 persen diantaranya masih memiliki akses yang buruk. Bukankah lebih penting menyediakan sarana dan prasarana penunjang hidup rakyat sehari hari, ketimbang membangun proyek sekedar untuk bermegah megahan bagi sebagian kecil kalangan atas?

Sebagai negeri bertuhan, hendaklah penguasa menjalankan pemerintahan sesuai aturan Allah swt. Jangan selalu melanggar aturan Allah. Peganglah amanah kekuasaan dengan penuh rasa tanggungjawab. Sejahterakan rakyat dan kembalilah kepada aturan Allah swt secara total agar negeri kita mendapat keberkahan. (*)

*Penulis Adalah Content Creator