OPINI | POLITIK
“Dari perspektif sejarah Bangsa dan Peran TNI sejak di pimpin oleh Panglima Besar Jendral Soedirman. TNI adalah anak Kandung Rakyat yang dalam panggilan sejarah harus selalu bersama Rakyat,”
Oleh : Muslim Arbi
PESAN Pahlawan Nasional Panglima Besar Jenderal Besar Soedirman berbunyi “Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.
Kutipan pesan Jendral Besar Soedirman di atas disampaikan kepada saya saat bertemu di suatu kesempatan oleh Dokter Zulkifli Ekomei, Dokter Zul, kawan – kawan seperjuangan menyapa nya.
Mengapa Pesan Jendral Besar TNI di atas perlu di kemuka kan pada tulisan ini?
Tulisan ini penting. Karena TNI dan Rakyat tidak dapat di pisahkan. TNI lahir dari Rakyat. Sehingga TNI tidak dapat di pisahkan dari Rakyat.
Dalam peran kesejarahan posisi TNI harus bersama Rakyat. Kapan dan di mana pun? Sehingga kehadiran TNI selalu di tunggu Rakyat.
Saat ini setelah lahir Amandemen UUD1945. Dan melahirkan UUD2002. Bangsa dan Negara ini telah terkoyak akibat amandemen setelah 21 tahun UUD Baru di berlakukan.
Akibat pemberlakukan UUD Baru. Yakni: UUD2002. Meski di klaim sebagai UUD1945. Adalah Klaim Palsu belaka.
UUD2002. Adalah UUD Baru karena telah mengalami Perubahan atau pengubahan 95 % atas UUD1945. Antara Batang Tubuh dan Pembukaan bertolak belakang.
Batang Tubuh UUD2002. Tidak lagi mencerminkan Pembukaan dan Pancasila yang berada di dalam nya sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Lahirnya Negara Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan Tanggal 18 Agustus 1945. Sehari setelah di Proklamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia. Adalah peristiwa Suci Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dari Penjajahan.
Setelah Amandemen atas UUD1945 setelah Reformasi Tahun 1998. Dan melahirkan UUD2002. Sejati nya telah terjadi Negara Baru dengan Konsitusi Baru. Negara Republik Indonesia yang telah diproklamirkan 17-08-1945. Dengan UUD1945. Telah di ubah menjadi negara Baru dengan UUD Negara Baru. Yani: UUD2002.
Tetapi demi mengelabui Rakyat dan Bangsa Indonesia UUD2002 tetap di klaim sebagai UUD1945. Ini Kejahatan Konsitusi, pengingkaran sejarah dan Pengkhiatan terhadap Perjuangan dan Proklamsi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan diberlakukan UUD2002. Maka Kedaulatan Rakyat menjadi hilang. Dalam kehidupan berbangsa dan Negara yang terjadi adalah Kedaulatan Partai.
Monopoli Kekuatan Partai sebagai kekuatan ril menentukan kepemimpinan Nasional telah menjadi tragedi Nasional.
Pemilihan pemimpin nasional berdasarkan pemilihan langsung padahal Pancasila dalam sila ke empat mengamanatkan Pemimpin di pilih berdasarkan Musyawarah – Mufakat.
Jadi sebenarnya pemilihan langsung yang di berlakukan sejak Pilpres 2004 itu adalah pelanggaran Pancasila dan Mukaddimah atau Pembukaan UUD1945 asli maupun UUD2002: Amandemen.
Sejak di berlakukan Amandemen UUD1945. Yakni: 2002 hingga saat ini 2023. Sudah 21 tahun. Bangsa dan negara ini telah mencampakkan Pancasila yang adalah falsafah dan fondasi Bangsa dan Negara ini.
Dan selama berlaku UUD2002. Kedaulatan tidak lagi di tangan Rakyat tapi di tangan Partai Poltik. Padahal tidak semua rakyat Indonesia adalah anggota Partai Politik.
Dari perspektif sejarah Bangsa dan Peran TNI sejak di pimpin oleh Panglima Besar Jendral Soedirman. TNI adalah anak Kandung Rakyat yang dalam panggilan sejarah harus selalu bersama Rakyat.
Rakyat saat ini meminta dan mendesak TNI agar membersamai Rakyat untuk mendapatkan kembali Kedaulatan nya yang hilang semala ini di bawah UUD2002. Amandemen.
Saat nya TNI bersama Rakyat untuk kembalikan Arah dan Rel Negara agar kembali ke UUD1945 Asli.
Agar peran sejarah Bangsa dan Kemerdekaan dapat di rasakan kembali oleh Rakyat. Dan demi terpeliharanya nilai – nilai Proklamsi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Proklamsi dan kemerdekaan 17 Agustus 1945 tak dapat di pisahkan dengan UUD1945 Asli yang telah di tetapkan oleh Proklamator Soekarno – Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
Peran TNI saat ini sangat di butuhkan untuk membersamai Rakyat untuk memelihara nilai2 Proklamsi dan Kemerdekaan demi kelangsungan NKRI tercinta.
Merdeka! Jakarta , 13 September 2023. (*)
*Penulis Adalah Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indoensia Bersatu