PERISTIWA | NUSANTARA
“Memang LPJ ini sempat menjadi polemik karena belum diserahkan oleh mantan manajer Persipura Yan Mandenas. Namun dengan diserahkan LPJ tersebut maka akan kami lanjutkan ke manajemen Persipura bahwa apa yang menjadi persoalan telah selesai,”
Jakarta | Lapan6Online : Mantan Manajer Persipura Yan Permenas Mandenes akhirnya menepati janjinya menyerahkan bukti Laporan Pertanggungjawaban ( LPJ,red) Persipura kepada pihak Bank Papua.
LPJ tersebut berkaitan dengan pengunaan anggaran yang sudah digunakan Persipura pada Liga 2 musim 2022 lalu. Ketika itu Persipura mendapatkan dukungan sponsorship dari PT. Bank Papua dengan anggaran sebesar Rp 5 miliar.
Bukti LPJ ini diserahkan langsung oleh Yan Mandenes di kantor Pusat Bank Papua Jayapura, Rabu (13/09/2023) siang. “Hari ini secara resmi saya serahkan LPJ Persipura kepada PT. Bank Papua,”ucap Yan P. Mandenas di Kantor Pusat Bank Papua.
Dijelaskan,Yan P. Mandenas,pada musim kompetisi Liga 2 tahun 2022 lalu,Bank Papua memberikan dukungan sponsor ke Persipura sebesar Rp 5 miliar. Namun karena kompetisi terhenti di tengah jalan,sehingga yang dicairkan hanya Rp 2,5 miliar. “Secara pribadi saya sampaikan terima kasih kepada Direktur dan jajaran Direksi PT. Bank Papua atas kerja samanya dengan Persipura di musim 2022,”ujar Yan P. Mandenas.
Menurutnya,kerja sama antara Persipura dan Bank Papua di musim lalu cukup intens. Bahkan pihak Bank Papua sendiri juga ikut terlibat langsung pada pemasaran tiket dan lain sebagainya.
“Semenjak saya masuk dan dipercayakan sebagai manajer Persipura ada beberapa kebijakan yang saya tata kembali. Terutama pendapatan gaji pemain yang awalnya 3-4 juta,saya naikkan semua di atas 10 juta, itulah yang membuat kos biaya kita cukup tinggi,”tegasnya.
Pihaknya lakukan ini semua,agar seluruh pemain Persipura lebih dihargai dari sisi pendapatan gaji mereka sesuai dengan skil dan kualitasnya. Salah satu pemain muda yang dibayar mahal ketika itu adalah Ramai Rumakiek yang awalnya perbulannya digaji 4 juta dinaikkan perbulannya menjadi 30 juta.
Selain itu ada pemain muda lainnya yakni,Wulf Horota yang mungkin awalnya gajinya hanya Rp 2,5 juta perbulan, lalu pihaknya dinaikkan menjadi Rp 20 juta.
“Jadi saya ambil kebijakkan tambahan di luar gaji yang mereka terima dari PT. Persipura, karena sepak bola di Papua ini sudah masuk di era modern,sehingga pemain kita di Papua harus dihargai lebih sama dengan pemain lain di luar,”jelasnya.
Lanjut Yan Mandenas,pada musim kompetisi Liga 2 tahun 2020 itu dimana Persipura mendapatkan dukungan sponsor dari Bank Papua senilai Rp 5 miliar yang dicairkan 2,5 miliar,PT. Ulam Laut Rp 3 miliar dan Freeport Indonesia Rp 10 miliar dan yang dikirim Rp 4 miliar. “Untuk Freeport Indonesia dari Rp 4 miliar itu setelah dipotong pajak yang dikirim ke klub itu hanya Rp 3,6 miliar lebih,”tambah Yan P. Mandenas.
Sementara itu Direktur Oprasional Bank Papua,Izak S. Wopari menyampaikan terima kasih kepada Yan Mandenas yang secara resmi menyerahkan LPJ Persipura atas dana sponsorship Bank Papua mendukung Persipura di Liga 2 tahun 2022.
“Memang LPJ ini sempat menjadi polemik karena belum diserahkan oleh mantan manajer Persipura Yan Mandenas. Namun dengan diserahkan LPJ tersebut maka akan kami lanjutkan ke manajemen Persipura bahwa apa yang menjadi persoalan telah selesai,” tutur Izak Wopari.
Izak menyampaikan,secara internal pihaknya sudah membuka diri dengan adanya bukti pertanggungjawaban yang sudah diserahkan. Oleh karena itu baik Bank Papua dan Persipura sudah tidak ada masalah. “Sekarang kita tinggal masuk dalam perencanaan untuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) berkaitan dengan sponsorship dukungan Bank Papua kepada Persipura di liga 2 musim 2023. MoU sudah kita lakukan, sekarang tinggal PKS baru dicairkan anggarannya,”tutup Isak Wopari. (*Git/Rls/Red)